◽13

838 121 12
                                    

Ting...

Ting...

Ting...

Ting...

[M/n] menatap ponselnya yang terus saja bergetar dengan tatapan penuh kebencian.

Iyak, sodara-sodara itu suara hapenya maz [m/n] yang dari tadi dispam chat, bukan tukang bakso yang selalu lewad pas saya mo nabung.

Bek tu stori.

Niat hati ingin segera tidur dan mimpi indah bareng Rindou dipelaminan harus tertunda akibat makhluk betina bernama Yuzuha yang ga ada angin ga ada petir sedari tadi menghantuinya.

[M/n] mengacak rambutnya menahan perasaan kesal yang meluap.

Ingin rasanya [m/n] mendatangi Yuzuha lalu mencekiknya hingga tewas atau setidaknya menculik Yuzuha lalu lemparkan ke palung mariana.

Melihat ponselnya yang kali ini bergetar cukup lama tanda masuk panggilan, [m/n] dengan enggan meraih ponselnya dan menekan ikon jawab.

"Halo?"

"Bang [m/n]? Bang tolongin yuzuha bang! Gue ga tau ini dimana... mana sendiri lagi..." suara Yuzuha terdengar cukup panik.

Mendengar itu [m/n] mencemooh namun nada suaranya tetap dingin seperti biasanya "gue inget lo punya sodarakan?" Tanya santai.

[M/n] menyalakan pematik untuk membakar ujung rokoknya, rasanya ia mulai ketagihan merokok.

"G-gue... itu gue udah nyoba nelpon mereka tapi ga ada yang ngejawab... bang please jemput gue..." rengek Yuzuha membuat [m/n] geli.

Belum sempat menjawab, suara Yuzuha kembali terdengar.

"Tapi kalau lo lagi gabisa... gapapa kok bang, gue bisa minta tolong rindou" kata Yuzuha membuat [m/n] tambah jengkel.

Ia menghembuskan asap rokoknya sambil tersenyum aneh.

"Rindou?" Ulang [m/n] pelan.

"Iya... yau-dah gue matiin ya ban-"

"Kirim lokasi lo ke gue" potong [m/n] membuat Yuzuha terdiam kemudian dengan cepat mengirim lokasinya.

Mengambil jaketnya [m/n] keluar kamar dan menguncinya.

Hal yang kerap kali ia lakukan untuk menjaga barang-barang 'berharga' koleksinya.

"Loh [m/n] mau kemana kamu?" Ibu [m/n] sedang duduk didepan televisi menatap anak satu-satunya itu.

"Bu, aku ada urusan sebentar diluar... aku pinjem mobil ya?" Pinta [m/n]

"Yaudah sana, tuh kuncinya ibu taruh diatas meja didapur, tapi inget jangan malem-malem banget baliknya, jangan ngebut bawanya!"

"Iya bu.." sahut [m/n] dari dapur ia meraih kunci mobil dan berniat pergi namun matanya terpaku pada jejeran pisau.

Perasaan berdesir mengalir didarahnya membuat ia merasakan degupan jantung yang kencang.

Sialan, [m/n] menutup matanya kesal berusaha meredakan perasaan bersemangat yang muncul.

Bagaimana jika Yuzuha hilang? Pertanyaan itu muncul diotak [m/n].

Sekelebat memori muncul dibenak [m/n] ia kembali mengingat kembali perasaanya saat melihat cuplikan video beradegan kejam yang sempat ia tonton saat smp.

Mengingat teriakan korban yang kesakitan tubuh [m/n] bergetar penuh kegembiraan ia menutup wajahnya dengan kedua tangan berusaha menahan tawa.

"Hahaha..." [m/n] terkekeh pelan namun senyum anehnya tak dapat ia tahan.

Ia menyadari jika dirinya sedikit berbeda dari anak biasanya, ia memiliki perasaan obsesi yang cukup kuat untuk Rindou dimana perasaan ini mengembangkan keinginan aneh tiap kali berhubungan dengan pujaan hatinya itu.

Tapi mengingat Yuzuha yang kini selalu mengganggunya, bukan kah gadis itu menyukainya?

Apa jadinya jika ia mengetahui watak sebenarnya dirinya yang sudah bertahun-tahun ia sembunyikan ? Apa marah? Atau mungkin jijik?

Tidak. Yuzuha bukan Rindou jadi ia tak perlu memikirkan perasaan gadis mengganggu itu.

"Hehehe" [m/n] kembali terkekeh.

Membayangkan beberapa adegan yang bisa ia lakukan membuat [m/n] kesenangan ibarat mendapat mainan baru.

"[M/n]?" Mendengar suara ibunya [m/n] tertegun, melihat wanita berusia 46 tahun itu berdiri melihatnya dengan tatapan khawatir.

"Bu?" Tanya [m/n] sambil berusaha tersenyum santai, menyembunyikan kegilaan yang sempat muncul.

"Kamu, kenapa?" Tanyanya kaget, tadi ia sempat berfikir jika putranya itu kesulitan menemukan kunci mobil jadi ia menghampiri berniat membantu.

Tapi tadi, ia melihat gelagat aneh putranya membuat dirinya bingung.

"Ah ga kok bu, yaudah aku pergi ya" ucap [m/n] sambil memungut kunci yang ternyata sudah jatuh dilantai dapur.

Ia dengan cepat mengambilnya dan pergi, tidak memperhatikan ibunya yang masih sedikit terpana.

Dipikiran [m/n] sekarang dipenuhi perasaan bersemangat mendapatkan mainan baru.

Melihat putranya yang pergi terburu-buru ibu [m/n] masih merasa aneh.

Ia berjalan menuju kamar putranya kemudian memutar knop pintu dan menyadari itu masih sama seperti bertahun-tahun yang lalu.

"Apa yang kamu sembunyiin nak" lirihnya frustrasi.














_____________________

"Apa yang kau sembunyikan nak~"

Nah gimana pendapat kalian?

Yuk koment dan vote!!!

Cek work ku yang lain ugha!

HEHEHEHE [TAWA PSIKOPAT]

TUNGGU KAMU YUZUHA!!!!

Salam author♡

LisaBila7

 STALKER ||Haitani Rindou×[MaleReader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang