BRUMMMM!
"YEEE, HUUU!"
"PROK PROK PROK!"
Semua orang bertepuk tangan ketika pertandingannya di menangkan oleh Alidra sang Singa nya elang, tidak bisa di bantah bahwa motor mahal yang di rakit dengan kecepatan tinggi itu begitu cocok dengan skill Alidra yang mahir dan berbahaya.
Semua orang mengerubungi Alidra, termasuk para cewek cabe-cabean yang sedari tadi memasang gaya hingga tubuhnya pegal karena sedikitpun tidak di lihat oleh Alidra.
"Sesuai janji, 10 unit motor KLX dan uang tunai 50 juta harus ada di depan mata!" Dion selaku wakil ketua meminta apa yang sudah di janjikan oleh penyelanggara.
"Nih, motornya masih ada di showroom, ambil aja, nih kuncinya!" Penyelenggara yaitu Devil blood melemparkan 10 kunci motor pada Dion, tak lupa uang sesuai janji juga sudah masuk ke rekening pribadi The Death Eagle.
"Yes, kita menang, lo emang gak mengecewakan!" Alva menepuk bahu Alidra kencang, tapi tak berefek apapun pada pria itu.
"Bilang sama Angga suruh dia jual lima motor untuk rehabilitasi markas, sedangkan uangnya sumbang ke panti sebagian, sebagiannya lagi pakai buat belanja kebutuhan kita!"
Alidra menggaruk telinganya yang gatal karena belum mengganti tindikan, dan juga perutnya lapar,dia belum makan sedari tadi.
"Lo tau apartemen sekitar sini?" tanya Alidra pada Diki yang tinggal di sekitaran sini.
"Oh apartemen mentari, tau, buat apa? itu hanya gedung kecil sih!" Diki mengunyah permen karetnya dan menjawab tanpa melihat si empu tanya.
"Daerah mana?" Alidra bertanya kembali.
"Lo jalan aja lurus, nanti ada simpangan, belok kiri, sampai, jaraknya sepuluh menit dari sini, tapi kalo lo yang bawa motornya sih palingan tiga menit udah nyampe!"
"Ok thanks!" Alidra memakai kembali helm full face miliknya dan memacu kuda besi itu meninggalkan tanda tanya bagi banyak orang.
Alvaro memerhatikan Alidra sedari tadi, dan ia memutuskan untuk mengikuti sahabatnya, tapi suara deringan ponsel mengalihkan atensinya pria itu.
"Ya, halo sayang!" Alva berjalan pada motornya sembari bertanya pada Intan dari seberang sini ke seberang sana.
"Sayang, aku sendirian di rumah, Mama Papa pergi ada urusan sebentar, palingan jam sebelasan udah pulang, bibi ada sih, tapi kamu tau kan kalau aku masih trauma sama kejadian kemarin?" Intan yang baru saja selesai mandi dengan kimono yang melekat pada tubuhnya sembari mengeringkan rambut menjawab bermaksud mengadu pada kekasihnya Alva.
"Oh, kode nih ya..!" Alva berujar, menggoda kekasihnya yang berkulit eksotis yang membuatnya mabuk kepayang.
Intan menengadah melihat langit-langit atap karena bingung atas pertanyaan Alva.
"Hah?"
Lalu semenit kemudian baru dia paham dan berdecih kesal.
"Cih, otaknya kesana mulu!"
Alva tertawa hingga membuat anak-anak The Death Eagle geleng-geleng kepala.
"Emang yah, kalau orang jatuh cinta itu lebih gila dari orang gila!" Alif tak habis fikir dengan para pendiri gengnya itu, mereka semua gila.
"Ya udah, aku ke sana sekarang, nginap tapi!" Alva menawarkan, bisa kali ambil keuntungan dikit.
"Ya udah terserah kamu sih, seragam kamu juga masih ada!" Intan membuka lemari besarnya dan melihat seragam berukuran besar yang tergantung rapi di antara baju-baju miliknya.
"Ya udah, aku berangkat sekarang!"
"Hmm, aku tunggu!"
•••••
Alidra memandang gedung kecil yang di bilang adalah Apartemen yang di tuju. Apartemennya Mentari, Alidra masuk ke dalamnya dan dia di hadang oleh salah satu satpam yang bertugas atau bekerja di Apartemen itu.
"Siapa ya mas?" Satpam itu bertanya sopan pada Alidra yang terlihat memandang gedung tempatnya bekerja dengan tatapan bingung.
"Emm, gini pak, s-saya punya sedikit masalah dengan istri saya, jadi dia kabur, maklumlah pak istri saya orangnya hyper aktif, jadi yang saya tau dari temennya istri saya kalau istri saya itu sembunyi di sini, nah saya mau ketemu sama istri saya pak, karena yang saya baca di depan pintu gerbang tadi kalau laki-laki tidak boleh masuk kecuali para pekerja!"
Alidra menoleh ke samping menelan ludah lamat-lamat dan membatin pada dirinya sendiri, gila, ini benar-benar bukan dirinya.
"Gua salah makan kali yah, tapi masa iya, gua aja belum makan, kesambet apaan gua!" batin pria itu sambil memegang tengkuknya, lalu menoleh kembali pada pak satpam hingga ia terkejut karena pria tua pendek itu sudah mewek di tempat.
"Loh pak, kenapa nangis?" Alidra bertanya panik, bisa-bisa ia di kira perampok lagi.
"Cup cup cup jangan nangis ya anak baik!" Alidra memeluk pria itu bermaksud menenangkan.
"I-iya udah hiks- si-silahkan masuk, kasian si mas nya hiks- kalau cerai kan bisa berabe, kek saya ini mas, udah jadi Duda didi!"
"Sugar Daddy maksudnya?"
"Iya itu mas hiks!"
"Ya udah antar saya ke pemilik apartemen yang namanya Sairah yang di alihkan atas nama Aranaya!"
"I-ikut saya mas hiks-hiks!"
"Araaa, harga diri gua benar-benar jatuh karena lo!"
•••••
Krap krup krap krup.
Ara mengunyah kerupuk yang ia beli di Indomaret tadi sambil menonton drakor yang baru saja tayang di televisi bersiaran khusus, ia begitu fokus hingga mengabaikan bel yang sedari tadi berbunyi.
"GAK ADA ORANG WOI, PEKAK LO YA!" Ara berteriak kencang hingga bel berbunyi kembali di ikuti pintu yang di gedor secara brutal.
"Wah, bener-bener ni orang gak punya akhlak!" Ara mengambil sapu, membuka pintu siap melayangkan sapu terbangnya pada sang pelaku, tapi percuma, sapu itu terhenti tiba-tiba.
Yang ada dia yang terkejut karena di peluk tiba-tiba oleh orang yang membuatnya sakit kepala.
"Sayang, kamu kemana aja, gak baik tau pergi dari rumah tanpa beritahu sama suami, pamali Yang!"
Zonk! Otak Ara nge-zonk.
Ketika Ara ingin menjawab, benda dingin dan runcing yang iya yakini adalah belati sedikit menekan pinggangnya, lalu telinganya terasa sensitif akibat hembusan nafas hangat dari orang memeluk erat pinggangnya.
"Kalau lo gak ngomong kalau gua suami lo ke satpam, gua pastiin mayat lo akan mendingin besok!"
Dan Ara menegang mendengar itu, ia gemetar, pria ini benar-benar gila.
"I-iya, makasih udah antar suami saya ya pak!"
"Iya sama-sama mbak, kalau begitu saya permisi, semoga cepat dapat momongan ya mbak, mas!"
Asu!
•••••
Kali ini 10 vote lima komen, sekali up 5 part.
Berani?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIDRA | THE LION IS THE EAGLE
Novela JuvenilDi cap antagonis, pembunuh, bahkan di juluki gadis gila yang terobsesi pada tunangannya sudah biasa bagi hidup seorang Aranaya, si gadis cantik dengan sifat buruknya. tapi pada suatu hari, Aranaya tidak terima di tuduh atas kesalahan yang ia perbuat...