[S.E.L.A.M.A.T.M.E.M.B.A.C.A]
•
•
•
•
•Ara bersembunyi di dalam semak-semak yang ada di depan taman tempatnya bermain untuk sekedar melepas lelah akan hidupnya yang tak tenang.
Tapi bukannya tenang, malah bertemu dengan orang-orang suruhan psikopat berkedok sang Ayah. Dalam satu Minggu ini setelah keluarga Alanu sujud dan meminta maaf padanya juga putusnya tunangannya bersama Alidra hidupnya semakin aneh, bukannya tenang malah depresi.
Ara tidak tau apa yang di inginkan Papanya, tapi dalam pikirannya hanya satu, pasti harta yang di wariskan Ompung kepadanya.
"Kemana larinya nona!"
Ara menutup mulut rapat-rapat dan menahan nafas ketika melihat tiga orang berbadan besar dan berbaju hitam berhenti di depan semak tempatnya bersembunyi.
"Cari, jangan sampai hilang dalam pengawasan kita, jika tidak tuan tidak akan membiarkan kita hidup dengan tenang!"
"Ayo cepat, jangan bicara lagi, nona pasti belum jauh!"
Ara menghela nafas, ia menahan tangis tampa mau keluar dari dalam semak-semak itu, apa ini karma atas apa yang di lakukan olehnya dulu?
Dalam satu Minggu ini semuanya terasa aneh, asing dan membuatnya takut akan hal-hal kecil.
Dion yang selama ini memusuhinya jadi gencar mengikutinya kemana-mana, Ara pikir itu hal wajar karena pria itu merasa bersalah padanya, tapi apa wajar pria itu membawa pisau yang terselip di antara pinggangnya?
Mantan sahabatnya juga tak kalah aneh, mereka memandangnya lama dengan tatapan yang membuatnya merinding, juga setiap pagi Ara menemukan entah itu bekal, coklat, permen bahkan stiki notes yang bertuliskan hal-hal random seperti...
"Sorry"
"My friend"
"Kamu hidup lagi!"
"Mari kita main"
"Gua senang ganggu lo, lo imut."
Ok, mungkin itu hal biasa, tapi tidak biasa jika makanan atau bekal yang mereka bawa saat Ara memberikannya untuk kucing liar yang sering stand by di atas tembok belakang sekolah mulut kucing itu langsung berbusa dan terbujur kaku dalam beberapa detik saja.
Juga beberapa malam ini saat iya terbangun pada tengah malam, ia menemukan surat beserta karangan bunga mawar hitam di atas nakas, itu yang paling membuat Ara takut.
Apartemen Ara berada di lantai lima, dan kuncinya ada padanya sendiri, seharusnya tidak ada yang bisa masuk, ia juga menjumpai penjaga Apartemen untuk bertanya apa mereka memberikan kunci cadangan pada orang lain, dan jawaban mereka sungguh di luar dugaan.
"Setelah Apartemen di beli dan menjadi hak milik, kami tidak punya hak untuk memegang kunci itu lagi mbak!" begitu kata petugas tersebut.
Tapi tetap saja perkataan itu tidak membuat Ara tenang. terkadang saat pagi setelah ia melihat karangan mawar hitam dengan surat-surat yang menyanjung dirinya seperti...
"Aku suka kamu, kamu cantik dan semakin cantik jika hanya aku yang melihatnya."
EL.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIDRA | THE LION IS THE EAGLE
Genç KurguDi cap antagonis, pembunuh, bahkan di juluki gadis gila yang terobsesi pada tunangannya sudah biasa bagi hidup seorang Aranaya, si gadis cantik dengan sifat buruknya. tapi pada suatu hari, Aranaya tidak terima di tuduh atas kesalahan yang ia perbuat...