12 -Adikku yang Manis-

233 27 1
                                    

(y/n) memandang dari kejauhan. Menerka-nerka siapa perempuan yang berjalan disamping Uzui. Kedua orang itu sering kali tertawa bersama. Mungkin ada hal lucu atau menggelitik yang sedang mereka bahas saat itu.

Gadis itu ingin mendekat tapi ragu-ragu. Perempuan yang sedang bersama Uzui membuatnya sedikit takut jika ia tidak suka akan kehadiran (y/n), apalagi jika ia tiba-tiba datang dan menyapa Uzui.

(y/n) menggelengkan kepalanya. Ingin merasa tidak peduli dengan kehadiran seniornya itu. Kembali ia fokus dengan para pedagang hingga suara yang ia kenal betul menginterupsinya untuk menoleh.

"Aozora?"

Suara itu. Uzui Tengen pemiliknya. Pria tinggi itu sudah berdiri tak jauh dari (y/n) sambil bersidekap dada.

Jika dilihat lebih dekat, bagian atas kimononya sedikit terbuka terutama bagian dada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika dilihat lebih dekat, bagian atas kimononya sedikit terbuka terutama bagian dada. Sangat bidang dan berotot membentuk garis ke kanan dan ke kiri. Tapi dia sendirian. Entah kemana perempuan yang tadi bersamanya.

Mau tak mau gadis itu melirik, tersenyum kikuk karena tidak menyangka Uzui lah yang menyapanya.

"A-ah Uzui-san. Lama tidak bertemu." Sedikit membungkuk membuat kesan hormat di mata Uzui. Pria itu tersenyum kecil lalu beralih pada keranjang belanja yang tergantung di lengan kiri (y/n).

"Kau suka memasak juga rupanya," celetuknya. Sang empu terkekeh pelan. "Apa aku terlihat seperti orang yang tidak bisa memasak, Uzui-san?" tanyanya.

Uzui ikut tertawa. Tawa yang sangat lepas. "Kukira Keluarga Aozora memiliki juru masak jadi aku pikir keluargamu tidak perlu pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan."

"Kami memang memiliki juru masak. Yaitu adalah ibuku sendiri."

Kembali kedua orang itu tertawa di tengah kerumunan orang. Matahari yang tidak terlalu menyengat di atas sana membuat suhu udara terasa hangat. Ditambah angin sepoi-sepoi berhembus pelan yang menggelitik rambut untuk terbang searah arus yang berhembus.

Sejenak (y/n) melupakan kehadiran perempuan yang tadi bersama Uzui. Toh orangnya saat ini tidak ada. Ingin bertanyapun dia bingung bagaimana harus mengawalinya. Selagi suasananya baik maka (y/n) akan mempertahankan hal itu. Keributan atau perdebatan adalah hal yang sangat tidak disukai olehnya.

"Sepertinya kau sedang libur ya."

Gadis itu mengangguk sekilas. Mereka berdua sudah menepi di bawah pohon besar dan duduk di atas bangku yang tersedia di sana.

"Sejak misi gabunganku bersama Tomioka-san beberapa hari yang lalu, Oyakata-sama belum memanggilku untuk menyelesaikan sebuah misi. Mungkin belum saatnya beliau memanggilku," balas (y/n). Uzui manggut-manggut dan mengatakan hal yang sama seperti yang (y/n) katakan padanya.

Intinya mereka sedang sama-sama libur dari misi. Kapan mereka akan kembali bertugas? Itu hanya Oyakata-sama yang tahu. Dimana Oyakata-sama memanggil, disaat itulah mereka akan segera pergi menghadap pimpinannya.

Scenario || Kimetsu no YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang