1▪︎ Blank Canvas

856 65 13
                                    

POV Winziel Raegan

"Fuck! Bukan ini yang gua mau!" Aku merobek sketch yang sudah 3 jam ini ku kerjakan dan bisa dilihat bahwa tidak ada yang membuatku puas. Aku merasa sangat kesal sekarang, bahkan aku sudah menghabiskan 2 cup coffee latte untuk mencairkan imajinasi.

Tapi bukan imajinasi yang cair malah anxiety ku yang terpancing karena detak jantungku sekarang berdetak tidak karuan. "Gak bisa.. gua gak bisa terus stuck disini.." aku melihat dengan nanar kearah buku sketsa A4 ku yang menganga kosong didepanku. Jariku tiba-tiba kaku untuk digerakan, pikiranku seperti kaset rusak dengan kata "gagal" yang terus terulang.

Aku seriusan bisa gila karena 1 minggu ini tak keluar dari apartemenku yang berada diujung kota Verona di Italia. Mencium bau akrilik dan bau cat minyak yang memenuhi paru-paruku setiap harinya, ini tidak akan berhasil. Aku benar-benar sudah diujung tanduk dengan segala imajinasiku ini..

Padahal biasanya hal ini terasa sangat mudah, seperti manusia yang setiap detiknya bernafas. Tapi kenapa 1 bulan terakhir aku seperti dilanda musibah terburuk yang pelukis pernah rasakan, yaitu burn out. Aku seperti kapal yang tidak tau kemana akan berlabuh, benar-benar bingung dan hilang di lepas laut.

Pikiran ku terhenti saat aku mendengar ada seseorang yang mengutak-atik kulkasku, yang aku yakin bukan maling. Karena orang bodoh mana yang mau mencuri di apartemenku ini di siang bolong. "Just beers! Gak ada makanan.. mau mati ya lu?" Suara orang yang sangat familiar itu membuatku sedikit menghela nafas lega. Padahal tadi sudah kupastikan bukan maling..

"Ryuka, lu bawa pizza yang gua pesen kan?" Aku sedikit berteriak dari ruang kerjaku supaya dia bisa mendengar suaraku dari dapur. "No, no more junk food. Lagian siapa sih yang suka makan Hawaiian pizza. Gua bawa bahan makanan, jadi tolong banget diolah!"
Sialan, kenapa dia selalu sesukanya sih? Memangnya kenapa kalau aku suka junk food?

Kalau dia bukan rekan kerja aku sudah mencekiknya dari 3 tahun yang lalu saat kita pertama kali bertemu. Tapi kali ini aku sudah tidak tahan.."Ryu you must be fucking kidding me?! Gua udah laper banget!" Aku dengan langkah gontai berdiri dan dengan cepat berlari ke arah dapur ingin mencekik leher Ryuka. Mendengar langkahku yang cepat dia langsung berlari menjauh dariku..

"Hey.. tenang okay.. lu harus ubah lifestyle lu, mungkin itu ngaruh ke imajinasi lu yang mampet sekarang" dia menatapku lalu dengan sedikit tertawa mengucapkan hal itu. Membuatku melemparnya dengan tissue roll yang kebetulan ada di meja makan. "Gua seriusan lagi ngidam pizza bangsat! Buruan pesenin gua pizza!"

Mendengar diriku yang sudah sangat murka akhirnya Ryuka dengan pasrah memesan pizza secara delivery di handphonenya. Melihat hal itu aku tetsenyum menang, selesai menelpon restoran pizza Ryuka langsung duduk disofa ruang tengah apartemen dimana kita tadi berlari dan melihatku dengan serius. Aku merasa aku tau kemana arah pembicaraan yang dia akan mulai..

"Kompetisinya 6 bulan lagi Win. Tau kan seberapa pentingnya kompetisi ini buat lu?" Here we go again. Kepalaku sudah dipenuhi dengan hal itu, harusnya dia tidak mempertanyakan keseriusanku untuk menang. "Iya tau, bisa dapet pameran solo di Rome kan? I know that. because it's my dream Ryu" aku berkata dengan penuh penekanan,  aku tau aku mulai kehabisan waktu dan aku sedang berada fase slump terbesar dalam karirku. Membuatku sempat berpikir, apa aku dijalur yang benar?

"Okay I'm sorry, it's just.. I'm concern. Lu terlalu overwork Win, lu butuh liburan buat refresh your mind. Lepas dari kanvas dan semua cat lu yang ngiket lu 3 tahun belakangan" Ryuka melihatku dengan khawatir, membuatku menutup mataku sebentar karena pikiranku sedang kalut sekarang. "Waktu gua udah mepet, and i don't think holiday can make me feel better"

Kepalaku mulai berdenyut ngilu, semua pikiran ini mulai memberatkan diriku. Walaupun aku tidak menyukai saran yang Ryuka berikan tapi sepertinya badan dan pikiranku sepakat dengan sarannya. "But you're stuck Win, coba deh balik lagi ke dasar lu. Kayak alasan lu buat ngelukis dan semacamnya.. mungkin itu bakalan bantu lu sekarang" Ryuka mencoba memberi masukan lagi.

Kata-katanya itu tiba-tiba mengingatkanku saat awal kuliah di Indonesia. Awal dimana aku menemukan euphoria saat aku memegang pensil dan kertas ditanganku dan dimana saat aku menemukan dia yaitu sumber muse dari semua karyaku.

Dia juga merupakan alasan utama dimana aku berada di belahan dunia untuk mengejar cita-citaku yang awalnya terdengar mustahil. Bagaimana ya kabarnya sekarang? 3 tahun lamanya aku sudah lost contact dengannya. Semenjak kejadian itu..

"Lu mau gua pulang ke Indonesia?" Tanyaku lagi memastikan saran yang diberikannya. "Why not? Lu udah 3 tahun stuck disini, gak kangen apa sama keluarga lu dan temen-temen lu disana?" Ryuka benar, aku hanya saling bertukar kabar dengan keluarga dan teman-temanku lewat media sosial saja selama 3 tahun ini. "Beside, gua juga udah lama gak balik ke Indonesia. Jadi gua bisa temenin lu balik kesana" aku mengangguk, semakin lama sarannya semakin menarik untuk dilakukan.

Maksudku itu bukan ide yang buruk, mungkin aku juga bisa bertemu dengan dirinya lagi dan kembali merasakan rasa euphoria yang hilang itu. It's a win-win solution for me right?

"Alright, gua lihat deh kita bisa liburan berapa lama disana" ucapku akhirnya menyerah dan mengikuti saran Ryuka yang sekarang berjoget dengan girang dengan membayangkan dirinya kembali ke kampung halaman.

Kuharap ini ide yang bagus, karena waktuku sudah sangat singkat. Aku perlu kembali ke diriku yang lama, aku perlu kembali menyatu dengan diriku waktu kuliah. Waktu aku dan dia selalu bersama dan melakukan hal-hal gila, seakan tidak ada konsekuensi yang dapat mengurung ide liar kita didunia.

Tapi tanpa ku tau, ide ini membawaku ke sarang misteri yang dirinya buat. Entah apa tujuan sebenarnya..

Memberikanku segudang pertanyaan yang entah nantinya terjawab atau tidak.

****

Hallo :) kembali lagi dengan Author!
Di debut ff winrina ke-2 author. Yey!

Plot ff ini bakalan lebih unik sih karena nyangkut mystery juga dan mungkin bikin otak sedikit mikir. Bakalan banyak harsh word dan mungkin angst. Who knows :D
Ya..berbanding kebalik lah ya sama ff pertama author hahaha ^^

Anw, i Hope you guys like it! ♡








My Muse And Her Mystery - Jiminjeong/ WinrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang