PROLOG

611 63 10
                                    

Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, dan alur cerita karena unsur ketidaksamaan
:
STOP❗
⚠️WARNING❗
:
Biasakan vote terlebih dahulu sebelum membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak komentar setelah membaca sebagai dukungan untuk author:)

SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA FOLLOW IG PENULIS NYA
WKWKWK

......

Lantas dimana aku harus mencari bahagia,
Saat mencintaimu adalah sebuah cerminan dosa

.

.

.

Pada akhirnya, selalu ada batas untuk setiap perjalanan, Selalu ada kata selesai untuk sesuatu yang di mulai.

Prolog

Gara mendaratkan tubuhnya diatas rerumputan sambil bersilang kaki,sedangkan seorang gadis kecil berada diayunan dengan kedua tangan memegang boneka yang sudah usam, matanya sayu, wajahnya nampak pucat, tatapannya kosong. Gara memerhatikan gadis yang berada dihadapannya. Sudah berapa pertanyaan yang diajukan Gara. Namun, tetap saja gadis itu bungkam dan tak mau bicara. Gara tersenyum saat sebuah ide terlintas dipikirannya. Tanpa berpikir lama, ia menarik salah satu tangan gadis kecil itu.

"aku pengen ngirim surat untuk tuhan" Gara berlari menuju asrama lalu mengambil secarik kertas dan pulpen biru dari atas meja belajarnya, kemudian duduk ditaman dekat kompleks dan mulai menulis sesuatu. Gadis kecil itu cuma berdiri dan menatap heran ke arah Gara.

"kamu mau baca ngak" lagi-lagi pertanyaan nya tidak dijawab.

"ya udah aku bacain aja, kamu dengerin ya"

Gara membuka secarik kertas yang tadi sudah ia lipat, lalu mulai membaca.

Untuk tuhan,

jadi begini, hari ini aku sedang bersama dengan seorang cucu hawa. Dia itu berbeda sekali dari anak-anak yang lain, sejak ia lahir ke bumi, aku sangat menyanyanginya, aku merasa seperti ada gaya gravitasi yang menarik ku untuk mendekat padanya. Padahal dia tidak suka tersenyum dan tidak suka banyak bicara, aku sudah mengajukan berbagai pertanyaan dan berbicara banyak kepada dia. Sepertinya terlalu banyak kepahitan dalam hidupnya, aku tidak tau juga sih, tapi jika benar, tuhan tolong hilangkanlah kepahitan itu karena aku ingin dia jadi bulan yang bersinar dalam kegelapa malam. Dan satu lagi tuhan, tolong beritau aku cara supaya bias membuat dia tersenyum, habisnya Gara sayang dia, bolehkan tuhan, kalau aku menyanyanginya untuk selamanya - lamanya.

Gara menyunggingkan senyuman tipis selesai membaca surat, menatap sebentar suratnya, lalu beralih menatap gadis kecil itu yang nampak kebingungan, mungkin karena bahasa Gara layaknya seorang yang sedang berpuitis.

"nah,sekarang giliran kamu" Gara mengambil tangan kanan gadis kecil itu, lalu memberikan pulpen dan kertas "udah, cepet tulis"

Gadis kecil itu menatap kosong kertas yang ada ditangannya, bukan tidak tau harus meminta apa, tapi karena terlalu banyak yang ingin ia minta, ia takut tuhan tak akan mengabulkannya.

"tuhan pasti bakalan ngabulin permintaan kamu tar, percaya sama aku" kata Gara seakan tau apa yang sedang dipikirkan gadis kecil itu.

Tara memberi secarik kertas itu kepada Gara, ia membacanya lalu memandangi gadis kecil itu. Satu kalimat yang ditulis  itu berhasil membekukan hati Gara seketika.

Tuhan, aku ingin Gara bahagia untuk selamanya.

Sikapnya berubah 180 derajat, ia langsung memasang senyuman yang lebar, tangan kanannya mengelus pelan rambut gadis kecil itu "Gara akan bahagia kok, Selama Tara juga bahagia"

"beneran?"

"iya beneran?"

Gadis kecil itu tersenyum, menampakkan gigi ompongnya "aku akan selalu Bahagia untuk kak Gara"

"iya. Janji sama kak Gara kalau kamu akan selalu tersenyum" Gara mengeluarkan jari kelingkingnya

Gadis kecil itu menautkan kelingkir mereka "janji"

Mereka berdua saling melempar senyum

"tapi kak gara juga janji. nanti kalau kakak udah besar, jangan lupa cariin Tara"

Gara menyunggingkan senyum "iya, kak Gara janji"

Masa itu, mereka saling mengucap janji satu sama lain. Tentang Bahagia untuk selamanya, tapi semesta punya teka-teki untuk kisah ini. Perjalanan waktu takkan terasa, hingga akhirnya mereka berpisah karena takdir masing-masing. Keduanya saling mengingat janji, hingga ada yang lupa tentang janji di ayunan atau takdir yang tak ingin janji itu tertunaikan.

"Tara" panggil pengasuh asrama dari kejauhan "orang tua kamu sudah menunggu dari tadi, ayok"

"iya ibuk, sebentar lagi Tara datang" ia balas berteriak

Kedua pun beranjak dari taman ayunan, jari mereka saling bertautan satu sama lain. Seakan enggan untuk melepaskan satu sama lain. Sore itu, matahari tenggelam di kaki langit barat, jingga pun perlahan mulai menghilang setelah menyaksikan dua manusia kecil yang saling berjanji untuk bertemu di versi terbaik mereka. Namun siapa tau, itulah pertemuan terakhir yang tak terduga, karena setelah beberapa menit mobil BMW itu melaju, kejadian tak terduga terjadi. Mobil itu jatuh kejurang saat berusaha menghindari truk yang salah arah. Kejadian itu tak luput dari pandangan Gara, saat api menyala besar membakar habis seluruhnya.

Janji itu tak akan pernah tertuntaskan, pertemuan di versi terbaik tak akan terjadi. Seolah mengerti, tanpa suara gemuruh, hujan siap membasahi bumi. Janji itu baru diucap beberapa menit yang lalu. Masih terngiang jelas dingatan Gara, setiap kata dan kalimat yang mereka ucap di tempat ayunan. Waktu seolah berhenti, tubuh gara membeku, air matanya mengalir bercampur air hujan. Tak ada suara meraung, tapi hatinya tersayat perih. Sayup-sayup ia mendengar orang berteriak. Tubuh gara di peluk oleh ibuk panti dan setelah itu Gara tidak tau apa yang terjadi. Ia hilang kesadaran diri, semuanya gelap di depan matanya.

.

.

.

_______Bersambung______

NOTE : BTW INI THE FIRST CERITA AKU YA GUYS
DI WATTPAD
MOHON DUKUNGANNYA DARI KALIAN
MAKASIH BANYAK BUAT YANG UDAH BACA, VOTE
DAN KOMEN NYA

SRIWIJAYA AIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang