08. peduli

139 14 14
                                    


"Entah apa yang merasuki ku, namun tentang mu menjadi ke khawatiran yang besar untuk ku" Rivaldi Atlas Tenggara

Alethea mengedarkan pandangannya memandang sekeliling ruangan yang bernuasa kecoklatan, lantainya di lapisi oleh marmer berwarna senada, hawa yang terpancar dari ruangan itu begitu menghangatkan di tambah lagi dengan berbagai miniatur pesawat yang tersusun rapi di dalam lemari kaca kecil yang terletak di sudut ruangan.

"dulu ini kamarnya Atlas, tapi semenjak masuk Sma dia pindah ke kamar sebelah" ujar Liana yang tiba-tiba masuk sambil membawakan selimut baru.

Alethea hanya mengangguk kecil sambil menerima selimut yang disodorkan untuknya.

"anggap aja kayak rumah sendiri" Liana mengusap pelan bahu Alethea sambil tersenyum ramah.

Alethea balas tersenyum "maksih tante" ujarnya.

"sama-sama" balas Liana "kalau ada apa-apa bilang sama tante atau Atlas, tante tinggal dulu ya"

Alethea kembali tersenyum.

Malam ini ia akan menghabiskan waktunya di dalam ruangan baru, bangunan baru dan begitu seterusnya sampai orang tuanya kembali. Ia berharap bahwa semua ini hanya mimpi, mimpi yang tak ia harapkan sama sekali.

Setelah membersihkan tubuhnya, Alethea bersegera ke atas kasur untuk mengistirahatkan tubuhnya namun terganggu oleh ketukan pintu yang mengusik ketenangannya.

"apa?" tanya Alethea setelah membukakan pintu dan mendapati Rival yang sedang bersandar di dinding samping pintu sambil melipat kedua tanganya.

"ini" Rival menyodorkan kantong kresek "jangan lupa minum"

Alethea menerima kantong kresek tersebut lalu membuka nya "gue gak sa—"

"gak terlalu panas" ujar Rival saat menempelkan punggung tangannya di dahi Alethea dan hal itu membuat tubuh Alethea membeku, jantungnya berdetak lebih cepat daripada biasanya.

"ish, apaan sih lo" Alethea mendorong tubuh Rival agar menjauh dari nya. "gue baik-baik aja, udah sana balik ke kamar" ia kembali mendorong tubuh Rival hingga sampai di depan pintu kamar cowok itu yang hanya bersebelahan dengan kamarnya.

"masuk sana" usir Alethea

"jangan lupa minum obatnya, kalau lo sakit, nanti gue yang dimarahin bunda" ujar Rival lagi saat Alethea hendak masuk ke kamarnya.

"ck, gak tahu terima kasih banget" ucap Rival sebelum menutup pintu kamarnya.

Matahari pagi menyapa lembut penduduk bumi yang sedang bersiap-siap untuk melakukan aktifitasnya. Dinginnya udara di subuh buta perlahan-lahan diganti oleh hangatnya udara pagi.

Rival dan Alethea sedang sarapan bersama di ruang makan ditemani oleh Liana yang masih sibuk membersihkan peralatan dapur.

"ale, kamu berangkat sekolahnya bareng Atlas aja ya" ujar Liana

"uhuk" Rival tersedak sandwish yang baru saja dikuyahnya.

"baca doa dulu kalau makan" Liana memberikan segelas air susu kepada Rival "jadi nya kan keselek"

Alethea yang duduk di depan Rival menatap cowok itu nyalang seperti ingin mengibarkan bendera perang, begitu juga sebaliknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SRIWIJAYA AIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang