02. Bertemu lagi

289 42 5
                                        

'bertemu lagi Untuk mengulang ending yang sama.....

Hari yang cerah untuk bumi yang asri namun tidak dengan seorang gadis yang sedang menatap ujung sepatunya. Kedua tangannya meremas ujung baju seragam sampai kusut.

"kenapa terlambat?" pertanyaan itu terlontar dalam nada dingin yang menusuk. Alethea tak berani menatapnya. Di hadapannya, sesosok pemuda berdiri tegap, menjulang tinggi, sorot matanya tajam seperti elang.

"maaf, kak," ujar alethea dengan tetap menatap ujung sepatunya. Pemuda itu melirik nametag yang terpasang di baju seragam Alethea

Alethea Dwesa Agresa. IPA 1

"kalau ngomong tatap lawan bicaranya, itu etika komunikasi. Bukan malah natap sepatu lo yang gak akan pernah beranak"

Alethea merapatkan bibirnya. Dalam hati, dia mengumpati senior yang ada dihadapannya. Jantung alethea mencelus saat menyadari mata segelap malam gulita menatapnya nyalang. Alethea merasa matanya bisa copot hanya karena tatapan itu.

"hukuman lo cari senior yang bernama Rivaldi atlas tenggara, terus minta tanda tangannya" mata alethea membulat sempurna

"udah kayak artis aja minta tanda tangan," Alethea langsung merapatkan bibirnya, sedetik setelah dia mengatakan kalimat tersebut.

"gue denger"

Mampus.

"sekarang kak?"

"nanti, kalau cicit gue udah lahir. Ya sekarang lah!" seru pemuda itu tidak sabar

"kalau minta tanda tangan kakak aja gimana?"

Pemuda itu menaikkan alisnya. Alethea langsung cemberut dia tau jawaban nya. Akhirnya dengan bahu turun Alethea berbalik. Namun, belum sempat melangkah, suara pemuda tadi kembali menghentikan langkahnya.

"memang nya lo tau di siswa kelas berapa?"

Eh?

Wajah Alethea merah padam, ia menatap horor kearah pemuda yang kini menaikkan sebelas alisnya, kedua tangannya ia lipat ke dada. SMA Kebangsaan Lasmana termasuk salah satu sekolah terbesar di Indonesia, ada seribu murid disini yang memilih SMA Lasmana sebagai sekolah favorit mereka. Alethea menghembus napas gusar saat memikirkan ia akan mengelilingi satu sekolah hanya untuk mencari tanda tangan satu orang.

"sedikit bocoran, Rival terkenal sebagai kapten"

Alethea mengerutkan keningnya, kapten? kapten laut? Kapten udara? Atau kapten darat, atau jangan-jangan dia anggota khusus yang sedang menyamar menjadi siswa, bulu kuduk alethea meremang. pikirannya sudah tak jelas kemana arahnya. Ia menghela napas gusar dengan langkah gontai ia berjalan meninggalkan pemuda itu yang tersenyum puas. Dia Rival, sang kapten.

Alethea meringis merasakan kakinya yang pegal, efek terlalu banyak berjalan. Hampir satu bangunan sekolah ia keliling, tapi tak kunjung menemukan pemilik nama Rivaldi Atlas Tenggra. Karena merasa lelah, ia milih untuk mengistirahatkan tubuhnya di salah satu bangku taman sekolah.

"jangan-jangan, dia bukan murid SMA Lasmana?" gumam Alethea kepada dirinya sendiri.

"atau jangan-jangan gue dikerjain" alethea kembali bergumam kedua tangannya di lipat ke dada.

"awas aja itu cowok kalau ketemu lagi-" kedua bola mata alethea membulat sempurna saat melihat sosok pemuda yang baru dia bicarakan tadi sedang tertidur dibawah pohon yang ridang, tak jauh dari tempat ia duduk.

"itu kan senior yang ngehukum gue?!" alethea menatapnya lamat, memastikan bahwa ia tak salah lihat.

Detik kemudian senyuman tercetak jelas diwajahnya "dasar tukang bolos"

SRIWIJAYA AIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang