Hantu itu...
Tidak ada—
.
.
Tapi...
Aku melihat mereka.
.
.
Ika zordick
.
The first horror story
.
DEATH GAME II
Wajah Seungmin terlihat memucat. Ini salahnya. Salahnya sepenuhnya, dia tak seharusnya menyeret teman temannya dalam permainan konyol pemanggil hantu dengan embel embel demi Jeongin. Dia egois. Itu semua karena dirinya.
Malam itu terasa sangat sepi.
Pada kenyataannya, Seungmin memang tidak pernah meninggalkan asrama mereka ketika malam hari. Dia tak bisa mendeskripsikan dengan detail malam itu jika di bandingkan dengan malam malam lain. Gelap, sunyi dan mencekam. Seungmin bahkan tak merasakan keberadaan orang hidup di sekitarnya. Hanya ada kedua seniornya yang terlihat berlari terburu buru.
Kenapa mereka harus berlari terburu buru?
Kenapa ia merasa takut?
Bukankah mahluk mahluk itu tidak ada? Kenapa mahluk itu bisa menyakiti mahluk nyata seperti dirinya dan teman temannya?
Ribuan pertanyaan memenuhi pikiran Seungmin. Tapi ia tak bisa menjawab satupun dengan bantuan logika dan pengalaman hidupnya. Semua terasa samar. Seungmin tidak menemukan titik terangnya, karena ia tak percaya. Apakah ia harus percaya sekarang? Dengan hal berbau mistis yang dapat menyakiti manusia? Ini bahkan lebih konyol dari hal berbau metafisika.
Mereka berdiri di depan pintu besar asrama yang tertutup. Angin malam yang dingin berhembus, membuat ketiganya merinding.
"Aku merasakan firasat yang tidak enak" Bang Chan selalu mengutarakan apa yang ada di dalam hatinya. Senior berbadan kekar dengan aksen aussie itu merasa ini tidak akan mudah seperti mereka dahulu. Ini tidak bisa di selesaikan dan berakhir baik baik saja seperti sebelumnya. Hantu itu—
Entahlah.
Bang Chan tidak dapat mendeskripsikannya. Dia percaya dan dia tidak takut. Hanya saja, mereka berbahaya. Dia bukan seseorang yang mengenal dengan baik sosok asing itu. Bukankah artinya ia tidak bisa menemukan solusi yang tepat untuk menyelamatkan para adik kelasnya?
Iseng.
Lino bisa mengingat, dahulu ia sering bermain. Bermain "Card Game", dia ingat sekali Woojin hampir menangis untuk melarangnya bermain hal hal seperti itu. Tapi bukankah tidak menarik sekali jika takut sebelum melakukan.
Dia ingin tertawa mengingatnya. Ketika benda benda di sekitar mereka bergerak sendirinya, suara suara aneh terdengar melingkupi. Dia bersyukur Woojin ada di sana, menabur garam dan berhasil mengembalikan seperti sedia kala. Sejak saat itulah dia percaya hal hal berbau mistis.
Sebuah suara membuat langkah ketiganya berhenti melangkah masuk ke dalam gedung asrama. Suara nada dering biasa milik ponsel Lino terasa mengerikan, di tengah kesunyian mencekam. Lino melirik nama Woojin yang tertera di ponselnya. "Telpon dari Woojin, tunggu sebentar!"
"Tapi teman temanku!" Seungmin ingin menghentikan ini secepatnya. Dia ingin memastikan segalanya baik baik saja di dalam sana. Ia harap mereka akan menangis dan mengatakan mereka tak bisa memanggil satupun hantunya. Ia berharap semua pekerjaan mereka sungguh sia sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST [END]
Fiksi Penggemar. "Aku percaya hantu itu tidak ada, tapi aku bisa melihat mereka." Cerita ini berisi kumpulan kisah-kisah aneh lima sahabat (Changbin, Hyunjin, Jisung, Seungmin, dan Felix) setelah bertemu dengan Yang Jeongin secara tak sengaja dalam perjalan ke ru...