04. Little One's Goodness

27 6 0
                                    


"Selamat pagi kakak-kakak sekalian!!!" teriak si mungil, Felix. Yang melihat para kakaknya tidak kunjung bangun.

"Hum? Sekarang jam berapa, lix?" tanya Abin yang akhirnya terbangun.

"Jam 7, kak!"

"Oh? Oke. Guys bangun. Jam 7 udahan. Aku mandi dulu, ya. Kalian bangun dulu, deh. Kalau emang gabisa nunggu bisa mandi di kamar mandi kamar lain," ujarnya lalu beranjak menuju kamar nya.

"Ho iya," gumam Lino yang masih lengket matanya.

"Helow~ Felix!" sapa nya saat melihat Felix telah rapih dengan seragam merah putih.

"Hai, kak Lino! Buruan bangun, gih! Felix udah siapin roti buat kalian!" ucap si mungil dengan semangat.

Tiba-tiba sepasang mata yang masih tertutup pun terbuka. "Ha? Roti?" Hyundra pun seketika bangkit. "Jujur, lix. Kamu pasti di kerasin kan ama kakak kamu? Gapapa, lix. Jujur aja!"

"Eh? Enggak kok!"

"Kok bisa buat roti sih?"

"Bisa dong! Felix kan hebat! Hehe!"

"Iya deh Felix hebat. Yaudah ayo makan. Kakak mu tinggal aja!" sahut Lino di tengah keduanya bercakap.

"Iya! Biar buat sendiri!" setuju Felix.

"Heheheh~" tawa ketiga orang lucknut tersebut.

. . . .

"Lah? Kakak nggak di kasih sarapannya nih?" ucap Abin yang tak melihat makanan untuknya.

"Buat sendiri dong!" jawab Felix yang masih memakan roti terakhir.

"Orang dewasa ga boleh manja sama anak kecil!" imbuhnya.

"Heh?? Siapa yang ngajarin? Hum? Kalian, ya?" Abin pun mengerutkan kedua alisnya, melipat kedua belah bibirnya dan menatap lucu ke sang tersangka. Felix pun tertawa dibuatnya.

"Oiya dong. Biar sekali-kali bisa ngelawan kakak macam dirimu yang setengah macan!" canda Lino dengan senyum tengilnya.

"Haha! Kakak setengah macan! Berarti siluman, dong!" ujar Felix yang penuh tawa.

"Iya siluman, lix. Bedanya, dia siluman yang suka goda para janda." ujar Hyundra yang setelahnya tertawa.

"Sembarangan! Nggak, lix. Beneran enggak!"

"Emang janda itu apa, kak?"

"Eh? Janda tah? Anu,.. janda tuh perempuan yang suka pake baju merah terus keliling pasar!" jawab Hyundra asal.

"Pengemis, dong?"

"Kalian berdua diem deh! Adek ku jadi liar ntar pemikiran nya!" sungut Abin.

"Lix, jangan dipikirin ya. Kalau kamu penasaran sama janda. Janda itu panggilan untuk wanita yang sudah menikah tapi bercerai dengan suaminya," urai Abin agar Felix tak salah arah.

"Bercerai?"

"Bercerai artinya kamu patah hati gegara ditinggalin terus kamu bacok dia, lix!" sahut Hyundra segeranya.

"Kalian pada diem lah woi!!" teriak Abin.

"Bercerai artinya memutuskan hubungan. Atau bisa dikata runtuhnya ikatan. Kamu pernah dibilangin bu Ningning tentang istilah bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, kan?" Felix pun mengangguk.

"Nah itu lah. Kalau kamu mau lebih jelasnya lagi, bisa tanya sama bu Ningning sekalian main sama Bobby."

"Nanti kan ketemu!"

"Oh iya, yaudah sekarang kita berangkat, ya? Guys bentar ya nganter Felix ke tempat mbak Ningning."

"Tiati, bin!"

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang