"Kak turunin Felix," lirih Felix.
Hyundra pun menurunkan Felix.
"Nggak perlu takut, lix. Kak Chandra tuh baik kok sebenernya. Ayo mulai ulang perkenalannya. Anggap hari kemarin kalian belum bertemu. Oke?"
Chandra pun mendekati Felix. Ia kemudian berjongkok. "Halo manis? Kenalin nama kakak Chandra Zweider! Kalau nama kamu?"
Felix kemudian tersenyum memperlihatkan gigi mungilnya, "Nama aku, Felix Kadeo! Aku adeknya kak Abin Kadeo!"
"Senang bisa kenal sama kamu Felix!" tangannya pun mengusak pelan surai hitam milik Felix.
Lalu Felix duduk bersama yang lain. Ia pun mengerjakan tugas dari sekolah. Namun tugas nya lebih cepat selesai dibandingkan dengan para kakaknya. "Kakak!" panggil si mungil.
"Iya, lix?"
"Kakak tugas nya apa, sih? Dari kemarin nggak selesai, loh!"
"Jadi, kakak ada tugas buat video tentang suatu uji coba, lix. Semisal nih, kamu ada tugas disuruh buat bunga dari kertas origami. Nah itu cara pembuatan, penjelasan, dan hasilnya harus di jabarin. Paham?"
"Paham! Kakak semangat, ya! Felix buatin sesuatu, deh!"
"Mau buat apa, lix?" tanya Lino yang penasaran.
"Ada, deh! Tunggu, ya!"
"Iya!"
Felix pun mengambil beberapa jenis buah, mayonaise, dan sekotak keju dari dalam kulkas. Lalu ia membuka lemari, diambil lah susu kental manis, dan garam.
Ia segera memotongi buah-buahan, membuat saus, dan menyiapkannya kedalam 5 mangkuk. Tak lupa ia menaburi keju diatas setiap mangkuk.
"Ta-da!" serunya dengan nampan penuh dengan mangkuk.
"Ih pinternya!" puji Hyundra.
"Bin, please deh, ya! Adek lo buat gue aja, ya? Please!" rengek Lino yang selalu mendambakan sosok adik seperti Felix namun tak terwujud.
"Mau, lix?" Felix pun segera menggeleng.
"Tuh, dia nya aja kaga mau. Dia mah tau kalau dia sama kamu, dia bakal jadi tukang cilok keliling!"
"Ga segitunya anjir!"
"Omongan mu wahai manusia!"
"Oh ya. Monmap!"
"Ini kapan mau di ambilnya?" tanya Felix yang merasa sedikit diabaikan.
"Eh? Eh? Sini, sini! Ututu adek nya kakak pinternya! Makasih, ya!"
"Sama-sama!"
Mereka pun berhenti sejenak untuk memakan salad buatan si manis.
Beberapa saat setelahnya mereka kembali melanjutkan membuat tugas. Hingga matahari pun berganti dengan bulan. Lalu sang penunjuk waktu memberhentikan jarumnya di angka 9:29. Dan Felix hanya fokus dengan buku-buku pelajaran.
Saat ia merasa bosan, ia hanya melihat kakak-kakak nya yang bertingkah kocak saat membuat tugas. Mereka juga tahu jika Felix merasa bosan dan harus dihibur.
"Felix!" panggil Lino.
"Iya kak Lino. Kenapa?"
"Boleh videoin kita nggak? Soalnya tripod kakak kamu rusak belum beli. Dan kita harus buat pembuka dan penutup barengan," pinta Lino.
"Oh? Boleh! Boleh!"
"Kalian ngapain ngerepotin adek saya, ya? Wahai manusia tidak bertanggung jawab?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral
FanficMemang benar jika semua itu tidak kekal. Sama hal nya dengan pertemuan kita. Sangat cepat bagaikan kilat menyambar. __________ Genre : Angst Main : Changbin Lead : Felix | Chan Sub : Hyunjin | Minho | Jisung Other : Ningning | Johnny...