06

122 12 0
                                    

sakit tak berdarah

Langit berjalan kearah mobilnya dengan keadaan kecewa dan suasananya yang buruk ini.

Raina yang melihat Langit ingin pergi, ia segera mendekat kearah Langit.

"Kak gue minta maaf, dengerin dulu penjelasan gue."

Tangannya memegang lengan tangan Langit untuk menahan cowok tampan tersebut.

Langit langsung saja melepaskan tangan Raina yang memegang lengan tangannya.

"Denger na, gue nggak butuh Maaf lo atau alasan apapun dari Lo!, Yang gue butuh dan gue mau Lo mau jadi pacar gue!" jelasnya dengan tegasnya.

Sebenarnya langit sangat emosi, ingin sekali ia berbuat kasar kepada gadis cantik yang tak capeknya meminta maaf kepadanya, tapi ia masih menahannya, ia tidak mau Raina menjadi takut kepadanya.

Langit langsung saja masuk kedalam mobilnya, ia menutup pintu mobilnya dengan keras. Gadis cantik yang masih diposisi berdiri diluar mobilnya pun kaget.

" Kak tunggu, kak... dengerin gue dulu... kakak... gue mohon... kakak..." teriak Raina kencang

Raina mengedor pelan mobil Langit yang sudah berjalan pelan untuk pergi kediaman rumahnya.

Langit tidak menggubris teriakan gadis cantik itu, walaupun sudah mengedor- ngedor mobilnya. Segera ia menjalankan mobilnya dengan sedikit cepat.

Raina masih setia berdiri sambil termenung, ia masih melihat Langit yang sudah pergi dengan mobilnya, perlahan-lahan sudah tidak terlihat lagi olehnya.

"Kak andai kakak mendengar dulu penjelasan dari aku, alasan kenapa aku nggak bisa mencintai kakak, karena aku sangat membenci kelakuan kakak yang sering berbuat jahat kepada orang-orang yang disekolah padahal mereka tidak melakukan kesalahan apapun sama kakak."

Raina menundukan kepalanya, Dengan hati dan suasana yang sangat bingun dan kacau yang dibuatnya sendiri.

Mungkin saja jika Langit bisa mengubah kepribadiannya yang buruk menjadi kepribadian yang lebih baik, mungkin Raina bisa membuka hatinya kepada pemuda remaja tampan itu.

∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆

Pagi mengawali aktivitas mahkluk ciptaan Tuhan yang diberikan akal untuk bisa mengawali setiap pagi untuk mencari kesibukan yang bermanfaat, agar masa depan mendapat kecerahan.

"Eh lo, berhenti!."

Teriak seorang gadis cantik kepada seorang gadis yang sedang berjalan mengarah ke tangga untuk keatas lantai dua.

Gadis cantik yang tadi ingin berjalan mearah ke tangga untuk menuju keruang kelasnya yang berada di lantai dua, merasa ada suara perempuan yang sedikit berteriak kepadanya tak mau ia pun harus menghentikan langkahnya.

"Iya kak, ada apa yah?" Tanya dengan ekspresi wajah kebingungan.

Gadis yang tadi menyuruhnya berhenti telah berdiri tegak didepannya bersama dua teman gadis itu. Terlihat sekali ada sedikit emosi yang ingin diumpat kepadanya.

"Ada apa, Ada apa, nggak usah sok asik lo," ucap gadis cantik dengan raut wajah tak suka kepadanya.

"Lo cewek yang pas itu di acara ulangtahun teman gue, yang diajak Dansa sama langit kan lo.?" Sambung gadis itu dengan sangat mengintrogasi nya.

"Iya kak, gue Raina" jawab Raina dengan tersenyum.

"Gue kasih tau sama lo yah, jangan perna lagi lo deketin Langit" tekan gadis cantik itu memperingati Raina.

"Gue nggak pernah sama sekali untuk mendekati kak Langit, tapi kak Langit yang selalu ingin dekat dengan gue kak" elak Raina ia tak terima atas ucapan kakak kelasnya tersebut.

"Elah... nggak usah mutar balik fakta deh lo, udah jelas-jelas lo yang duluan dekatin Langit, mana mungkin seorang cowok tampan dan kece kayak Langit bisa jatuh cinta sama gadis jelek kayak lo" ucap teman dari Kakak kelasnya dengan nada mengejek.

"Iya benar, lo sama Langit nggak patas jadi pasangan, Langit bak seorang pangeran dan lo adalah bak seorang pelayan dari kerajaan, JADI... sangat-sangat nggak cocok, yang pantas jadi pasangan seorang Langit itu Bella," sambung teman bella satu lagi sambil tangan satunya menunjuk ke dada Raina mengakibatkan agak terdorong kebelakang.

"Nggak gue nggak bohong, yang gue omongi itu benar kak" elak Raina lagi, kali ini ucapnya sedikit tegas.

"Ah,,, sakit kak!," Teriak Raina meringis kesakitan kala tiba-tiba Bella memegang dan menekan lengan tangan kirinya dengan kuku tangan Bella sedikit menekan di kulit tangannya.

"Gue nggak mau tau, yang jelas lo jangan berani lagi dekatin langit apa lagi sampai lo ada hubungan spesial sama dia"

"Langit hanya milik gue nggak ada yang bisa ngerebut Langit dari gue, paham lo!" Tekan Bella dengan nada bicara sangat jelas sekali ditelinga nya.

Bella menekan lagi kuku tangannya dengan sangat kuat di tangan kiri Raina yang dipegangnya, dengan bola mata sedikit terbuka lebar dan raut terlihat sangat menakutkan.

Raina tidak menjawab ia hanyak meringis kesakitan, kala tangan kiri yang masih dipegang oleh Bella, di tekan lagi lebih kuat oleh gadis itu, membuat kuku tangan gadis itu yang menancap di kulit tangannya merasa lebih sakit.

"Kalau lo masih berani lagi dekat dengan langit, lo akan tau akibatnya dari gue" peringat Bella.

Bella menghempaskan tangan Raina dengan kuat sehingga membuat Raina terhunyut kebelakang.

Bella beranjak pergi untuk cabut ke hadapannya dan disusul oleh kedua temannya.

**********
Raina telah berada di meja kantin dan duduk di salah satu kursi yang disediakan kantin bersama kedua teman dekatnya.

Ia sedang menyantap makanannya yang dibeli di kantin, tiba-tiba saja ia terganggu atas kegandrungan didekat kantin, ia sangat melihat dengan jelas ada seorang satu siswa yang dirunduk oleh geng Langit, entah apa kesalahan yang diperbuat oleh siswa itu sampai-sampai terkena amukan dari Langit dan para teman Langit.

Raina merasa kasihan kepada siswa yang dirunduk oleh geng Langit, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa karena ia tak mau menambah kericuhan kalau ia membantu.

Ia sangat bersyukur beberapa hari ini seorang Langit tidak pernah lagi mengganggu dan menemuinya lagi, mungkin Langit tidak akan mengejarnya lagi untuk menjadikan pacarnya karena mendapat penolakan kedua kali darinya.

**********
Seorang gadis cantik berambut panjang yang di kuncit satu hanya setengah rambutnya, ia sedang berjalan dipinggiran jalan raya.

Sepuluh menit yang lalu ia baru saja berjalan keluar dari sekolah, yah karena ini sudah waktunya pulang sekolah.

ia akan berjalan menuju halte umum yang tak jauh dari dekat sekolah, yah walaupun ia harus berjalan seratusan meter lagi untuk sampai di halte umum untuk menunggu angkutan umum agar ia bisa pulang kerumahnya.

Setapak demi setapak kedua kakinya berjalan melangkah sambil kedua mata gadis itu berfokus ke depan jalan yang ingin ia tuju.

Tiba-tiba ditengah perjalanan ada sebuah mobil mewah yang melewatinya, sengaja atau tidak sengaja mobil itu berjalan kencang didekat samping ia berjalan.

Mobil itu berjalan kearah sampingnya tepat disitu ada jalan berlubang, ia kaget tiba-tiba air yang ada di jalan berlubang itu menyembur kepadanya mengakibatkan baju sekolah yang ia kenakan basah dan menembus kedalam tubuhnya.

Hidden EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang