Alarm berdering lebih awal pagi ini. Hari ini, enam Mei dua ribu delapan belas akan menjadi saksi keputusan untuk masa depan Gemma, karena hari ini gadis itu akan melaksanakan ujian skripsi. Selama enam bulan terakhir gadis itu sudah berusaha sangat keras untuk menyelesaikan sebuah penelitian untuk gelar Sarjana Manajemen.
Masih pukul empat pagi, tapi Gemma sudah bangun dan tempat pertama kali yang dia tuju adalah meja belajarnya yang sangat berantakan. Lampu belajar yang masih menyala, beberapa buku dan jurnal yang dibiarkan terbuka semalaman, sticky notes yang tercecer di mana-mana, dan di bawah meja belajarnya terdapat setumpuk kertas revisian skripsinya yang sudah memenuhi kardus Aqua.
Gemma mengambil satu lembar checklist memo miliknya kemudian mulai merapikan meja belajarnya dan menyiapkan barang-barang yang akan gadis itu bawa ke kampus nanti.
1. 10 Buku referensi ✅
2. 5 Jurnal referensi ✅
3. Laptop ✅
4. Materi presentasi ✅
5. Alat tulis ✅
6. Jas Almamater ✅
7. Yupi ✅"Time to taking a showeerr~"
Gemma berjalan menuju kamar mandi sambil bersenandung ria setelah membereskan kekacauan yang terjadi di sekitar meja belajarnya.Bukan tanpa alasan Gemma bangun di pagi-pagi buta. Gadis itu, akan memulai harinya ini tidak seperti biasanya. Hari ini, si Tuan Putri—Gemma—akan mengurus kebutuhan dirinya sendiri dan mengantar dirinya sendiri menggunakan Bus. Biasanya, Daniel, sang Papa akan menjemputnya untuk berangkat bersama. Akan tetapi, hari ini Daniel sedang berada di luar kota karena urusan bisnis. Alih-alih Gemma menggunakan taksi untuk membawanya ke kampus, gadis itu memilih untuk menggunakan Bus meski membawa banyak sekali barang.
Setelah menyiapkan dirinya sendiri dengan menaburkan make-up tipis, Gemma melirik sebentar jam tangan kecil yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Masih pukul enam pagi, seharusnya Antonio—Papa tiri Gemma—belum bangun, dan penghuni lain di dalam rumahnya seharusnya masih terlelap dalam tidur.
Gemma menghela napasnya panjang saat teringat kembali bahwa Daniel tidak bisa menjemputnya hari ini, padahal hari ini adalah hari besar dan istimewa untuk Gemma. Meskipun Daniel mengatakan akan datang ketika Gemma keluar dari ruang sidang, rasanya masih kurang jika gadis itu belum mendapat ucapan semangat dari Daniel secara langsung.
Gemma mengecek kembali riasannya sebelum ia keluar dari kamar menuju meja makan. Gadis itu mengambil beberapa lembar roti tawar, mengolesinya dengan selai strawberry favoritnya dan mengambil satu susu kotak Cimory rasa Regal milik Emma dan Jenna, adik Gemma.
Jangan ada yang ambil atau nanti gue santet!
Gemma terkikik membaca notes kecil yang tertempel di barisan kotak susu paling depan. Itu adalah tulisan Emma.
"Kemana aja semalem?"
Gemma menghentikan kegiatannya mengolesi selai di atas roti tawar saat suara Antonio mengejutkan dirinya, lantas Gemma membalikkan tubuhnya menghadap Antonio yang berdiri di belakangnya yang terlihat masih cukup berantakan karena pria itu baru saja bangun tidur.
"Mau ke mana?" tanya Antonio kembali karena tidak ada jawaban dari Gemma atas pertanyaan pria itu sebelumnya.
"Kampus," jawab Gemma singkat lalu keluar dari area meja makan dan kembali ke kamarnya untuk mengambil tas dan buku-buku yang akan ia bawa ke kampus. Sebisa mungkin, Gemma menghindari kontak dengan Antonio karena gadis itu sangat ingin segera keluar dari rumahnya saat ini.
"Ngelacurnya masih kurang waktu? Pulang ke rumah cuma buat mampir tidur!"
Gemma menghentikan langkahnya. Gadis itu setengah mati menahan tangis. "Gue nggak pernah peduli sama semua yang keluar dari mulut lo, brengsek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
21+ [TERBIT]
Teen Fiction[RE-PUBLISH] ‼️REVISI‼️ *** Gemma, gadis yang usianya akan menginjak dua puluh satu tahun. Gadis yang selalu menyembunyikan semua lukanya sendiri. Kegagalannya dalam keluarga, cinta, dan karir membuat Gemma merencanakan pembalasan dendam pada sang...