On The Way 21

985 19 2
                                    

"Evangeline Gemma Daniela. Mahasiswi Manajemen Bisnis, dengan judul skripsi 'Pengaruh Motivasi, Komunikasi dan Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan' di nyatakan lulus dengan nilai 3.89."

Senyum sumringah terbit di bibir tipis Gemma. Usahanya melakukan penelitian selama enam bulan hingga sidang skripsi yang dilakukan oleh enam dosen tidak sia-sia dengan nilai yang gadis itu dapatkan.

"Selamat. Dan jangan lupa untuk melakukan revisi di beberapa bagian yang telah kami tandai," ujar salah satu dosen, lantas Gemma mengangguk antusias sambil membalas jabatan tangan enam dosen di depannya. Dadanya bergemuruh karena bahagia. Gadis itu sangat bersemangat untuk segera membuka pintu keluar ruang sidang lalu ia akan bertemu dengan Daniel dan memeluk pria itu erat-erat.

Setelah selesai dengan ramah-tamah dan menyampaikan hal-hal yang perlu Gemma revisi di penelitiannya, gadis itu segera melangkahkan kakinya keluar dari ruang sidang dengan bibir yang tidak berhenti mengulas senyum. Kedua tangannya mendekap erat buku-buku berharap itu dapat membantu mengurangi kegugupannya bertemu dengan Daniel karena hanya pria itu yang Gemma butuhkan saat ini.

Langkah Gemma terhenti ketika yang ia dapati di ruang tunggu bukanlah sosok Papa yang ia nantikan kehadirannya, melainkan Eros. Laki-laki itu segera berdiri ketika Gemma membuka pintu ruang sidang. Gadis itu tentu kecewa luar biasa sebab bukan Daniel yang pertama ia temui, tapi Gemma tidak ingin merusak hari indahnya ini dengan bibir tertekuk, lantas gadis itu kembali mengulas senyum.

"Papa belum dateng, ya?" Gelengan ia dapatkan dari Eros tapi tidak melunturkan senyum yang terpatri di bibir Gemma.

"Gue lulus," ucap Gemma penuh haru.

Eros mengangguk, lalu mengambil dua barang yang ia letakan di samping kursi tempat ia duduk. Sebuah bouquet bunga peony dan sebuah kotak berwarna merah muda. Gemma sangat menyukai warna manis itu, seperti gadis pada umumnya.

"Selamat kalau gitu. Gue tahu lo bisa, Gem," ucap Eros memberi selamat dan menyerahkan dua barang yang sedari tadi ia bawa.

"Apa, nih?" tanya Gemma memutar-mutar kotak berwarna pink berukuran tidak terlalu besar.

"Yupi."

"Ya Ampun, Eros! Lo niat banget! Bakal gue buka nanti. Makasih, ya!" seru Gemma kembali menyimpan kotak itu di dalam goodie bag bersama dengan buku-buku dan jurnalnya.

"Ayo, ke kafe depan. Yang lain udah pada nunggu," ajak Eros merangkul pundak Gemma mengajak perempuan itu berjalan bersamanya.

"Yang lain?" tanya Gemma menahan lengan Eros.

"Arista, Bobi, Flora, Jordy, Owen. Mereka udah nunggu lo disana."

Gemma mengernyit, "Kenapa nggak kesini aja? Biasanya, kan, pada rusuh."

"Om Daniel yang ngajak. Gue tahu lo ngarepin Papa lo yang kesini, kan? Papa lo baru sampai dan pengin nyiapin syukuran kecil-kecilan buat lo." Gemma tersenyum, ternyata Daniel menepati janjinya untuk datang meskipun kehadirannya tidak sesuai dengan ekspektasi Gemma.

Mereka berjalan berdampingan, tangan Eros pun tidak tinggal diam untuk kembali merangkul pundak Gemma. Saat laki-laki itu hendak memulai bicara, suara notifikasi ponsel Gemma mengalihkan atensi dua manusia itu.

[Antonio]
Gimana sidangnya? Aku siapin dinner spesial buat kamu.

"Ck! Belum lo blokir juga tuh nomor bajingan satu?" cibir penuh ketus Eros kesal dengan Antonio.

"Apa untungnya gue blokir nomornya kalau orangnya nggak bisa gue blokir dari hidup gue?"

"Sepet, nih, mata gue lihatnya. Sini hp lo."

21+ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang