LIMA

5 0 0
                                    


Gue harus bawa apa ya buat dikasihin ke kak Patra. Sepanjang berjalan di koridor, ia terus berfikir tentang hal itu, sampai-sampai tidak menyadari jika ada orang didepannya dan

brukkk

Luna menabrak seorang laki laki bertubuh kekar yang sedang membawa barbel. Tubuh Luna mental kebelakang, karena seseorang yang ditabraknya mempunyai badan yang lumayan besar dengan otot otot yang keras.

"Eh lo nggak papa? sorry tadi gue nggak lihat," ujar Galang sambil menjulurkan tangannya untuk membantu Luna bangun.

Iyaa dia adalah Galang. Sepertinya ia baru saja jalan dari parkiran untuk mengambil sesuatu.

"Aduhh sakit pantat gue."

Dikira gue sekecil semut kali ya sampai gabisa dilihat. "Ngga papa kok kak." Luna menepuk-nepuk bagian belakang roknya.

Sewaktu Luna sibuk membersihkan roknya, Galang merasa tidak asing dengan wajah cewek di depannya ini.

"Lo cewek yang tadi pingsan?" tanya Galang.

"Eh kakak tau dari mana?"

"Semua anak-anak juga tau kali kalau lo tadi cekcok sama Laras di Lapangan."

Luna tersenyum kecil. Sekarang ia menyadari bahwa menjadi perhatian sekolah itu sangat tidak enak. Apalagi sepanjang ia berjalan sepasang mata terus melihatnya. Luna merasa seperti sedang diinterogasi secara tidak langsung.

"Yaudah gue duluan ya, sorry buat yang tadi." Galang berjalan santai sambil memainkan barbel nya, eitss jangan lupakan gombalan maut yang selalu ia lontarkan.

                             *****

"HELOOOO EPRIBADEHHH," suara Galang yang nyaring merusak suasana keheningan kelas.

"Woy berisik jamet," teriak Kevin.

"Etdah tumben nih, pada diem-diem bae." Galang menghampiri meja pojok belakang. Jadi mereka ini duduknya memang memilih tempat paling pojok kiri yang ada dibelakang. Katanya sih kalau mau tidur biar gampang, nggak kelihatan guru.

"Dari mana lo? ngeluyur mulu. cari mangsa nih pasti," ujar Kevin yang tetap fokus menyalin tugas milik Patra.

"Refreshing dong bro, biar ga mumet."

"Ngapain lo bawa barbel ke sekolah lang?" tanya Zidan.

"Oh inii, ya kan biar LAKIKKK!!!"

"Sok-sok an banget lo jamet, mentang-mentang punya roti sobek aja belagu," Kevin menatap sinis Galang.

"Dih syirik ya?? syirik tanda tak mampu bos."

"Lagian lo sebenernya juga bisa kali vin punya roti ginian. Lo nya aja yang males olahraga."

"Mana sempat keburu males duluan. Jiwa gue jiwa anak rebahan haha."

Galang menarik kursi dan diletakkan di dekat Zidan. Ia membuka bungkus kuaci yang tadi dibelinya di kantin.

"Lo ngerjain apa sih Vin? tumben banget lo rajin nulis?"

PATRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang