Part 7 : Pertengkaran

1.9K 111 4
                                    

Hy ketemu lagi sama Mita:)
Maaf awalnya part 7 mau di satukan dengan part 6 tapi aku rasa part 7 harus ku ubah judulnya . Makasih sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca ceritaku:)
Selamat membaca...

***

Saat kau melupakan janjimu aku sangat kecewa padamu...
Apa yang membuatmu melakukan itu padaku?
Apakah kau menyukainya?
Apakah kau care padanya?

Lalu bagaimana denganku disini..
Apa kau akan melupakanku juga?

***
Keesokan harinya aku bersiap-siap untuk pergi menuju tempat wisata berikutnya yaitu tempat bersejarah Kraton Yogyakarta.

Disana aku hanya mengikuti Nindi dari belakang, dia tak pernah mengajakku bicara dan sibuk dengam kegiatannya yang lain. Sebenarnya dia itu kenapa sih, Terus saja membiarkan aku sendiri.

Karena kesal akhirnya aku pergi menjauh darinya dan mencari Sindy, untung ada dia yang selalu ada saat aku kesepian. Yah mungkin dia pasti menganggapku datang saat butuhnya saja. Tapi sungguh bukan seperti itu maksudku.

Setelah berhasil menemukan Sindy akhirnya aku pergi bersamanya.Sekitar dua jam lebih kita berkeliling sekarang saatnya kita menuju tempat berikutnya yaitu Candi Perambanan .

Saat hendak masuk bis aku melihat Nindi sedang asyik berjalan berdua dengan Dirly, dan mereka terlihat serasi.

Aku sakit melihat mereka bersama, rasanya ingin marah pada mereka tapi itu tidak mungkin.

Sesampainya di dalam bis aku duduk sendiri sambil mengingat masa-masa saat Nindi bilang dia berjanji akan membantuku untuk dekat dengan Dirly tapi mana hasilnya? Itu semua masih Nihil.

Tidak terasa air mataku mulai keluar lagi, mataku perih, aku tidak bisa menahannya keluar dari mataku. Dan ketika aku menangis tiba-tiba Nindi duduk disampingku dan melihat-lihat gambar hasil foto-fotonya bersama teman-temannya yang lain. Aku langsung menyembunyikan wajahku dengan membelakanginya, Aku hanya takut dia mengetahui aku sedang menangis.

"Ria tadi kau dimana, Kenapa aku tidak melihatmu?"Kata Nindi sambil melihat-lihat fotonya.

"Untuk apa kau bertanya padaku! Apa kau tidak sadar bahwa aku selalu berada di belakangmu atau kau sengaja tidak menganggapku sama sekali!" Batinku pada Nindi.

Aku ingin sekali mengatakan itu tapi aku tidak berani mengungkapkannya.

"Hei Ria kenapa kau malah diam?" Dia mencoba memanggilku dan memegang pundakku, tapi aku tetap menyembunyikan wajahku dengan tetus memandangi keluar jendela.
Lalu akhirnya sepertinya dia mendengar isak tangisku yang entah kenapa makin membesar.

"Lho, Ria kau kenapa?Kau menangis, Siapa yang sudah membuatmu seperti ini?" Ucap Nindi yang sudah mengetahui wajahku merah karena menahan air mata yang keluar.

"Tidak kok, aku tidak apa-apa. Kenapa kau tidak duduk bersama mereka di belakang!" Kataku sambil menyindirnya.

"Apa maksudmu?" Katanya bingung.

Ohiya Aku belum menceritakan satu hal tentang Nindi. Nindi itu orangnya susah sekali peka, Jadi apapun yang dia lakukan, dia tidak akan menyadarinya sebelum aku memberitahunya.

"Kenapa kau tidak bersamanya saja. Bukankah itu yang kau suka!"

"Ria—Maaf jika selama ini aku kurang memperhatikanmu dan menjauh darimu, Aku tahu aku salah tapi—"

"Tapi apa. Karena kau ingin populer seperti mereka, Karena kau bosan denganku, Iya? " Kataku dengan nada suara yang sedikit kencang dan air mataku terus mengalir.

"Ria, kau, Kau bicara apa sih? Tidak Ria bukan itu yang aku maksud, " Kata Nindi sambil menggenggam pergelangan tanganku, tapi aku langsung menyingkirkannya.

"Lalu apa? Aku bingung Nindi, Sebenarnya kau ini kenapa? Kau tahu kini kau berubah Nindi. Kau tidak seperti Nindi yang kukenal dulu! " Belum selesai aku berbicara Nindi langsung memotongnya.

"Riaa! Stopp, Aku berubah, Apanya? A—aku Bingung Ria" Ucapnya sedikit gagap.

"Apa harus aku jelaskan detail Nindi!?"

"Iya.."

"Sudahlah penjelasanku tidak akan merubah keadaan!! Harusnya kau sadar sendiri. " Lalu aku langsung pergi dan pindah duduk bersama Sindy.

"Ria, Ria? Kau mau kemana?" Teriaknya tapi tidak membuat perhatian yang lain tertuju kemari karena mereka tengah sibuk dengan kegiatannya.

Tempat yang aku tunggu akhirnya tiba, yairu Candi Prambanan. Aku langsung keluar dan ketika aku akan keluar Nindi memandangku dengan wajah yang khawatir. Mungkin karena dia sudah sadar dengan kesalahannya, tapi aku tidak menghiraukannya dan terus berjalan .

"Ria Nanti saat kita sudah sampai di Candi kita mengambil gambar ya?" Ucap Sindy sambil terus tersenyum berusaha menghiburku.

"Mmmm.." Aku hanya bisa menjawab itu kini.

Saat di Candi aku hanya berjalan dengan Sindy dan mengambil gambar bersamanya. Tan tiba-tiba Nindi menghampiriku,

"Hai Ria, Kita—" Belum selesai dia berbicara aku langsung memotongnya.

"Tidak terimakasih. " Jawabku datar.

"Riaa!? Kau kenapa, Aku tidak mau kau seperti ini padaku?" Rengeknya dan memegang tanganku.
Dan lagi-lagi aku langsung melepaskannya.

"Maaf, aku harus kesana. Aku tidak ada waktu untuk menyianyiakan waktuku selama berada disini."
Dan aku langsung meninggalkan Nindi sendiri. Sebenarnya aku tidak mau melakukannya karena aku kasihan padanya. Tapi ini semua agar dia sadar dengan apa yang sudah dia lakukan.

Setelah selesai mengunjungi tempat ini akhirnya kita pergi menuju tempat terakhir yaitu Pantai Parangteritis Seingatku itu namanya.

Waktu terus berjalan hingga akhirnya kita semua kembali ke hotel untuk beristirahat karena besok kita sudah harus pulang.

Keesokan harinya aku bersiap-siap untuk pulang menuju kota asalku, Aku mengemasi semua barang-barangku. Awalnya Aku berharap perjalanan ini akan menyenangkan tapi ternyata tidak. Ketika aku sedang mengemasi barang-barangku pintu kamarku tiba-tiba berbunyi tanda ada seseorang yang mengetuknya.

Lalu aku membukakan pintu dan ternyata orang yang ada di balik pintu itu adalah Nindi.

"Hai Ria? Bagaimana tidurmu, Apakah nyenyak ?" Katanya sambil tersenyum padaku.

"Hm. " Jawabku singkat.

"Apakah kau masih marah padaku?"

"Sudah, aku malas membahas itu sekarang! Nindi bisakah kau pergi aku sedang mengemasi barang-barangku?" Kataku berusaha menjauh dari Nindi.

"Jadi begitu! Baiklah, Maaf aku sudah mengganggumu?" Ucapnya dengan nada yang pelan lalu pergi meninggalkan kamarku.

Setelah itu aku melanjutkan kegiatanku dan setelah beberapa menit akhirnya selesai.

Aku keluar untuk menuju bis dan menyimpan semua barang-barangku.

"Yaampun, Aku lupa membawa oleh-oleh yang ku beli kemarin di Candi Perambanan " Kataku panik dan langsung menuju kamarku dan mengambilnya.

Ketika aku berlari menuju kamarku tidak sengaja aku melihat Nindi sedang berbicara dengan Dirly sambil tersenyum.
Aku berhenti sejenak, Dan ketika Nindi melihatku aku langsung berlari menuju kamarku .

Semuanya sudah lengkap aku memeriksa barang-barangku kembali dan tidak ada yang tertinggal.

~To Be Continued~

Gimana ceritanya..
Sebelum aku lanjutkan ceritanya please Vote dan coment . Makasih..

Antara Kau dan Sahabatku [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang