1 : SESEORANG YANG TIDAK ASING

112 6 0
                                    

"Gio! Sini nggak lo! Bayar hutang pisang goreng lo, woi!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gio! Sini nggak lo! Bayar hutang pisang goreng lo, woi!"

Suara lekingan seseorang berteriak kencang, tubuh yang tergolong mungil itu berlari, meskipun sudah dipastikan akan tertinggal jauh dari lawan yang tidak tau diri. "Gio!"

"Nggak mau, wleee." Gio menjulurkan lidah, secepat mungkin berlari, meniti anak tangga untuk menuju perpustakaan kampus. Membaca buku? Tentu tidak. Ia bukanlah salah satu abangnya--Rean, buku hadir bukan untuk dibaca, melainkan sebagai pengganjal kepala untuk menggantikan bantal.

"Akhirnya." Gio mengembus napas lega, kakinya melangkah, menuju deretan buku manajemen. Tebal? Tentu. Gio tersenyum simpul, mengangkat sebelah alis dengan penuh kemenangan, langsung saja mengambil buku ketebalan enam senti itu tanpa ragu.

Menikmati dinginnya ac, tertidur dengan tenang setelah mengikuti serangkaian materi perkuliahan, apalagi ditambah dengan beberapa pisang goreng yang ia comot habis milik Nesya ta--

Krukk~~~

"Haish!" Suara ringisan bercampur dengan suara perut yang tidak dapat lagi ia tahan. Gio mengepal tangan dengan erat, padahal baru saja ia menemukan tempat duduk yang nyaman dan menopang kepala dengan buku. Sekarang? Apakah ia harus pergi dari tempat ini?

"Gio!" Pintu perpustakaan digeser dengan kuat, belum sempat Nesya melangkah, Gio sudah terlebih dahulu keluar dari ruangan terburu-buru. Menundukkan badan sejenak, sembari berlari meninggalkan koridor perpustakaan. "Mau ke mana lo, woi!"

"Sorry, Nes! Gue ada panggilan alam!"

"Sorry, Nes! Gue ada panggilan alam!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___

"Capek amat lo kayaknya ngejar Gio."

Nesya menarik napas terengah. Habis sudah tenaganya untuk mengejar makhluk berkaki jenjang itu, akhirnya ia memutuskan untuk menuju kelas. Meraih sebotol mineral di samping ransel cokelat muda lalu meneguknya hingga tandas.

Sherina. Hanya satu-satunya orang ini yang dekat selain Gio. Ya, seseorang yang tidak seenak hati mengambil gorengannya begitu juga.

Brother Notes #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang