"Aku suka kamu, Jeff. Tapi malu aja, aku yang bukan siapa-siapa bisa jadi pacar kamu." -Angkasara Taeyong Simanuar
**
"Kalau Tuhan sudah berkehendak kita nggak bisa apa-apa, Kak. Tuhan yang nentuin takdir kita, dan takdir saya itu Kakak. Kak Taeyong...
Jaehyun terkekeh dan mengusak surai milik Taeyong yang terasa sangat halus. "Tapi post-an aku kamu sukai tuh. Katanya alay."
"Hehe. Soalnya aku suka."
"Suka, hm?" Jaehyun menangkup kedua pipi Taeyong dengan tangan nya yang terasa menghangatkan di pipi milik Taeyong. Taeyong mengangguk dengan gemasnya dan tersenyum seperti bocah dibawah lima tahun.
"Saya juga suka."
"Suka apa?"
Pandangan Jaehyun teralih ke bibir milik Taeyong. Taeyong menyadari itu. Dan entah keberanian darimana, Taeyong menarik leher belakang milik Jaehyun dan bibir mereka berdua menyatu. Taeyong yang pertama kali melumat bibirnya. Jaehyun benar-benar terkejut saat Taeyong berubah menjadi agresif. Namun di satu sisi, ia sangat senang.
Jaehyun merengkuh Taeyong dengan erat lalu badan nya di angkat dan ditaruh di pangkuan miliknya. Kedua kaki milik sang submisif langsung melingkar di pinggang milik sang dominan. Begitu juga dengan lengan nya yang melingkar di leher. Taeyong juga bingung dengan dirinya sendiri, entah kenapa ia menjadi agresif begini. Namun.. Ini terasa menyenangkan.
Tapi sialnya nasib mereka berdua, tiba-tiba saja pintu kamar terbuka dan menampilkan siluet manusia dengan berambut panjang. Itu Yoona.
"Kalian– eh! Astaga! Aduh maaf ibu cuma pingin melihat keadaan. Maaf-maaf!"
Sementara Taeyong sudah memasukan wajah nya di ceruk leher Jaehyun sebab terlalu malu sudah dipergoki oleh sang ibu. Jaehyun terkekeh gemas.