.
."Lo umpatin gue?"
Disa mengangguk dengan mantap. Sementara Sara yang menyimak di pinggir jalan hanya menatap mereka berdua dengan bosan.
"Kenapa emang? Gak boleh? Lo aja bisa ngintip gue kenapa gue gak bisa umpatin lo coba?"
Vernon memandang gadis di depannya tidak percaya "Gue?" Ia menunjuk dirinya sendiri "Ngintip lo? Halu lo?"
Kedua tangan Disa mengepal kuat, ia menarik napas dalam-dalam kemudian...... "HALU LO BILANG?! SIAPA COBA YANG MAU HALUIN DIRINYA SENDIRI DI INTIP COWOK MESUM KAYAK LO HAH?!! LO NYA AJA YANG KURANG AJAR!!!"
Maaf aja nih ya, Disa emang kalau marah udah lupa imege.
Vernon hanya menatapnya malas "Gue jelasin yah biar lo nggak salah paham. Gue nyari toilet waktu itu dan gue cuma liat ruang ganti baju, gue pikir di sana ada toilet makanya gue masuk gitu aja. Gue juga nggak tau kalau ada orang di dalam. Sorry gue nggak bermaksud ngintip lo, lo beneran cuma salah paham."
Penjelasan Vernon cukup membuat emosi Disa meredam. Gadis itu melirik Sara yang masih memperhatikan keduanya kemudian melangkah mendekati gadis itu.
"Sar, kita jalan pulang." Ucapan Disa tentu saja membuat Sara menatap horor gadis itu.
"Lo gila Dis? Rumah gue masih jauh kambing. Bisa encok gue kalau kita jalan pulang." Protes gadis itu.
"Mau gimana lagi? Kita nggak bakal bisa pulang kalau cuma diem di sini doang."
"Gue bantu."
Kedua gadis itu melirik Vernon yang sudah berjalan mendekati mereka berdua. Disa meliriknya dengan malas sementara Sara langsung bangkit dari duduknya.
"Wah Ver! Ternyata lo baik banget yah, gak salah sih Revil nyari asisten ternyata lo bisa di andalin." Cerocos gadis itu.
Revil hanya mengangguk singkat kemudian melirik Disa sebentar yang tidak sekali pun menoleh ke arahnya.
"Gue cari bengkel dekat sini dulu, habis itu gue pesanin lo berdua taxi."
Senyum Sara mengembang dan matanya berbinar menatap Vernon "Malaikat....." gumamnya.
Disa yang melihat itu sontak saja menoyor kening Sara "Dungu lo habis di tolongin hah?"
Sara hanya mencibir kemudian kembali menatap Vernon.
"Yaudah, gue pergi dulu." Sahut cowok itu kemudian kembali berjalan ke arah moge hitamnya, melesat meninggalkan mereka berdua.
Disa menatap kepergian Vernon dalam diam. Sementara Sara yang melihat tatapan gadis itu tersenyum devil "Gimana? Udah kepincut belum?"
※※※※※※
"Nanda Arisya Andari?"
Nanda mengangguk saat namanya di sebutkan oleh seorang wanita berpakaian formal di depannya. Gadis itu menautkan kedua tangannya dengan gugup, sekarang saatnya ia di interview untuk pertama kali dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope Not Reality
Teen FictionMungkin kisah ini akan terdengar klasik bagi kalian. Siswa-siswi SMA yang berusaha mengejar mimpi dan kisah cintanya. Mempertahankan senyuman orang lain meski diri sendiri sudah lebih dulu terluka. Berjalan di atas duri-duri dan rela menampung banya...