5. Pertengkaran
...
" Mana sepatu gue, balikin goblok!!" teriak Dini. Dini terus mengejar Laut yang berlari menuju ke halaman belakang. Tampaknya cowok itu tidak menghiraukan teriakan sang sahabat, buktinya ia terus saja berlari tak tentu arah.
"LAUT!"
"DINI"
Dini geram, sungguh. Ingin rasanya ia membuang Laut ke laut biar menjadi santapan ikan hiu. "Gue minta baik-baik nih ya, balikin, sepatu, gue!"
"Ada hak apa lo minta sepatu ke gue?" Laut terus berlari demi menghindari maut yang terus mengejar.
"ITU PUNYA GUE GOBLOK!"
Tanpa menyerah, Dini terus mengejar Laut hingga sedikit lagi ia bisa menggapai cowok itu. Mereka terus berlari mengelilingi kolam renang.
Laut menoleh kebelakang, namun seketika cowok itu panik karen jaraknya dan Dini sangat dekat.
Hap!
Dini berhasil meraih bajunya, mereka belum berhenti berlari. Laut terus saja bergerak agar tangan Dini lepas dari baju yang ia kenakan. Karena terus berusaha melepaskan tangan Dini, Laut kehilangan keseimbangan tubuh hingga tersandung kakinya sendiri.
Dikarenakan Dini memegang baju Laut, dan berakhirlah mereka jatuh mengenaskan kedalam kolam. Dengan sigap Laut menarik Dini kepinggir kolam.
"Kan! Lo sih!" kesal Dini ketika mereka sudah berada dipinggir kolam. Ia membuka sendal rumahan nya lalu dilemparkan kearah Laut.
Bukannya menghindar, Laut malah menangkap sendal itu dan membuangnya lagi ketengah kolam. "Noh mamam tuh sendal dikolam!"
Laut kembali ngacir kedalam rumah dengan gelak tawa yang belum dihentikan, bahkan semakin keras.
Sangking kesalnya Dini, ia menangis sambil memanggil nama sang bunda. Dia tidak boleh menyerah, bagaimana pun caranya rasa kesal itu harus terbalaskan.
Dengan segenap tenaga Dini kembali menyusul Laut yang sudah menaiki tangga menuju kamarnya. Melihat Dini yang menyusul, Laut kembali berlari.
Bunda dan ayah hanya menyaksikan pertengkaran itu tanpa ada niat melerai sedikitpun. Percuma saja dilerai, mereka tidak akan berhenti jika tidak mereka sendiri yang menghentikannya.
Bunda menoleh kearah ayah, lalu berkata,"Anak mu itu Yah, nggak ada capek-capeknya berantem."
"Biarin aja Bun, kita tunggu sampe hari Minggu." Ayah melanjutkan aktifitas memakan kuacinya.
"Ayah yakin seratus persen sama keputusan itu?" tanya bunda.
"Sure."
Sedangkan di lantai atas, dua remaja itu masih saja melakukan aksi kejar-kejaran. Tidak ada yang mau mengalah satu pun.
Laut berhenti, ia membungkukkan tubuhnya dan meletakkan tangan dilutut sambil ngos-ngosan. "Berhenti dulu Din, nanti lanjut lagi."
Dini menurut, dia berhenti lalu mengambil posisi bersila dilantai yang dingin. "Kembaliin dong sepatu gue Ut."
"Besok tunggu lebaran."
"Sumpah yah, jangan bikin gue marah," ia menatap Ngalang kearah Laut. "Lagian apa untungnya bagi lo nyembunyiin sepatu gue?"
Laut menoleh, "Untungnya...., Ya seru lah!"
"Lo kalo gabut jangan bikin emosi deh."
"Yang sabar Din, itung-itung latihan buat menjadi istri yang baik dan sabar terhadap suami," balas Laut cekikikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS OR HUSBAND?[On Going]
Random"L-lo mau ngapain?" Laut bertanya sedikit gugup. Dini terkekeh, lalu melirik Laut yang menutupi tubuhnya dengan handuk. "Kita udah nikah loh. Kemarin aja lo hampir khilaf sama gue, nah sekarang kan udah bisa lebih dari khilaf." Laut tampak gelagapan...