7. Hampir🔞
Setelah acara lamaran dadakan yang dilakukan dirumah Dini tadi, Laut akhirnya pulang kerumahnya sendiri bersama Wiliam. Wiliam akan seharian dirumah untuk mengurus beberapa hal penting kedepannya.
Mereka sudah menetapkan, bahwa pernikahan antara Dini dan Laut akan dilaksanakan 3 Minggu lagi. Sempat ada bantahan dari pihak perempuan, namun akhirnya Dini menyetujui keputusan orang tuanya.
"Laut, hari Rabu ajak Dini buat fitting baju yah, dibutik Tante Fara." Wiliam berkata kepada sang anak.
"Pake resepsi nggak Pa?" tanya Laut.
Wiliam menggeleng, "Gak perlu, soalnya kalian masih SMA. Jadi, cukup nikah saja yang penting sah dihadapan hukum dan agama."
"Temen sekolah Laut diundang gak Pa?"
"Undang sebagian saja, yang menurut kamu bisa menjaga rahasia pernikahan kalian nanti." Wiliam menjawab.
"Acaranya dirumah Dini kan Pa?" tanya Laut lagi.
Wiliam mengangguk.
"Abis nikah, Dini sama Laut tinggal dimana Pa?" Laut bertanya lagi hingga membuat Wiliam geram pada anak semata wayangnya itu.
"Ya dirumah ini lah. Papa kan jarang pulang kerumah, jadi rumah ini bakal jadi milik kalian berdua," ujar Wiliam. "Lagian kamu kenapa banyak tanya sih, gugup? Biasanya juga ga gitu."
Laut menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil cengengesan. "Dikit hehe."
"Haha hehe haha hehe." Wiliam menirukan ucapan Laut tadi.
"Ingat, kalau sudah menikah sama Dini, Dini nya dijaga baik-baik. Bimbing istri kamu dengan benar, jangan bikin air matanya menetes. Kamu sudah besar, pasti tau mana yang baik sama mana yang buruk. Papa gak akan maafin kamu, kalo kamu berani nyakitin hati anak gadis papa."
Laut mengangguk paham, ia menatap sang ayah dengan dalam. "Makasih ya Pa."
Wiliam menatap anaknya bingung. " Buat...apa?"
"Makasih karena Papa gak ninggalin Laut, sama kayak mama." Laut memberi senyum sendunya kepada Wiliam.
Wiliam mendekati anaknya, lalu memeluk tubuh kekar itu. Ia sangat yakin, Laut hanya kuat diluar saja, sedangkan didalamnya, ia sangat rapuh.
"Mana mungkin papa ninggalin kamu. Cuma Laut yang papa punya didunia ini," ucap Wiliam.
Tanpa pria paruh baya itu ketahui, Laut menangis diam dalam pelukannya. Laut sangat menyukai berada dalam posisi ini, berada didalam pelukan hangat sang ayah.
Setelah beberapa menit terlewat, Wiliam melerai pelukannya, lalu berkata. "Sudah, hari hampir sore, masuk keatas lalu mandi."
Laut berdiri dari duduknya tanpa mengatakan sepatah kata pun, bahkan melirik sang ayah saja tidak. Ia melangkahkan kaki menuju lantai atas tepat dimana kamarnya berada.
Sedangkan ditempatnya, Wiliam terkekeh geli melihat tingkah anaknya yang hanya diam saja. Ia tahu betul kebiasaan Laut itu sejak kecil, yang mana bila habis menangis, ia akan diam tanpa mengatakan apapun.
"Anak kita sudah besar, bahkan ia sudah mau menikah. Kamu tidak ada niatan untuk pulang?" lirih Wiliam.
° ° °
Dini baru saja selesai dengan ritual mandinya. Saat ini ia tengah mengeringkan rambut menggunakan handuk kecil khusus untuk rambut.
Matanya tanpa sengaja tertuju pada sebuah figuran kecil yang terletak tepat di atas nakas samping tempat tidur.
"Mimpi gak sih? Masa gue bakal nikah sama Laut."
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS OR HUSBAND?[On Going]
De Todo"L-lo mau ngapain?" Laut bertanya sedikit gugup. Dini terkekeh, lalu melirik Laut yang menutupi tubuhnya dengan handuk. "Kita udah nikah loh. Kemarin aja lo hampir khilaf sama gue, nah sekarang kan udah bisa lebih dari khilaf." Laut tampak gelagapan...