9. Fitting Baju

0 0 0
                                    


9. Fitting Baju

Seperti yang dikatakan oleh William beberapa hari lalu. Hari ini Laut dan Dini akan melakukan fitting baju untuk acara pernikahan mereka.

Kedua remaja itu tengah berjalan beriringan menuju ruangan dimana letak gaun dan tuxedo untuk pengantin berada.

"Eh, kalian berdua udah dateng?" tanya seseorang yang tak lain adalah Fara, pemilik butik. Wanita yang sudah berumur, namun masih terlihat sangat cantik. "Ini calon kamu Laut?"

Laut mengangguk, tangannya bergerak untuk merangkul pinggang Dini, namun ia langsung mendapat cubitan maut dari gadis itu tepat diperutnya. Laut meringis karena sixpack nya terasa panas.

"Galak Tan, hati-hati kalo deketan sama dia," ujar Laut yang membuat Fara terkekeh.

Dini mendengus sebal, "Tangan lo nakal!"

Laut melotot, "Apaan! Cuma pinggang doang juga, biasanya tuh bibir yang gw embat juga gak papa."

Seketika Laut tersungkur kedepan, siapa lagi pelakunya jika bukan Dini. Gadis itu menendang Laut tanpa rasa kasian sedikit pun. Apakah cowok itu tak malu, berbicara dengan bahasa yang sangat frontal menurut Dini.

"Mulut lo jaga ege!" Dini menatap tak enak kepada Fara yang sudah tertawa akibat tingkah aneh kedua calon pengantin tersebut. "Maaf ya Tante, dia emang agak stres, jadi dengerin dikit aja ucapan dia."

"Kalian berdua ini, ada-ada saja," kata Fara yang masih terkekeh. Ia melangkah mendekati Dini, lalu meraih tangan gadis itu. Ketika hendak membawa Dini keruangan khusus untuk wanita, suara Laut menghentikan langkah mereka.

"Ehh, mau kemana Tan? Masa Laut ditinggal," Laut berkata dengan posisi yang masih tengkurap dilantai.

"Kamu disini aja, nanti Tante suruh pegawai Tante buat bawain minuman sama cemilan buat kamu. Kalo Dini udah ganti baju, baru dilihatin ke kamu."

Setelah mengatakan itu, Fara dan Dini kembali melanjutkan langkah menuju ruang khusus wanita berada.

Mata Dini seolah dimanjakan oleh gaun-gaun indah yang terpasang dibadan patung. Matanya tampak berbinar, sangking asiknya menatap gaun itu, ia sampai tak sadar jika sedari tadi Fara menatap kearahnya.

"Nama kamu Dini kan sayang?" Fara bertanya. Dini sedikit tersentak lalu mengangguk. "Tante ada permintaan untuk kamu."

Dini menoleh lalu tersenyum hangat. "Bilang aja Tan, kalo mampu pasti Dini lakuin."

Wanita paruh baya itu menarik nafas dalam lalu dihembuskan. "Kamu tahu kan bagaimana kondisi keluarga Laut?"

Dini mengangguk, sambil terus mendengarkan setiap untaian kata yang diucapkan oleh Fara.

"Tante juga tahu seberapa dekatnya kamu sama keluarga Laut. Karena Wiliam sendiri selaku sahabat Tante, sudah memberitahu semuanya." Fara terlihat menghela nafas. "Tante hanya berharap, kamu bisa menjadi satu-satunya yang mengertikan Laut, menjadi tempat paling nyaman untuk anak itu."

"Jangan pernah tinggalin dia, karena cukup kehilangan Silvi sudah membuat hidupnya hancur, apalagi bila kehilangan kamu. Walaupun Tante nggak terlalu tahu tentang bagaimana perasaan kalian, tapi Tante dapat melihat bagaimana ketulusan dan kasih sayang itu terpancar dimata Laut untuk kamu." Fara sesekali menyeka air matanya yang ikut turun.

Dini menyentuh pundak Fara lalu menepuknya pelan guna memberikan semangat. "Tan, tanpa Tante minta pun Dini akan ngelakuin itu." Dini berujar.

"Dini juga nggak bakal ninggalin Laut. Walaupun nanti ada masanya Dini harus pergi, Dini akan tetap kembali kepada Laut karena Laut adalah rumah Dini."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FRIENDS OR HUSBAND?[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang