"Bapak sudah beritahu sebelumnya jika kita kesini bukan hanya untuk liburan saja. Melainkan untuk melaksanakan kegiatan bakti sosial dan mengenal lebih jauh perihal biota laut. Segera siapkan peralatan kalian karena acara ini akan segera dimulai."
Aksa sangat antusias, katanya mereka boleh main air laut hanya saja jangan terlalu jauh dan jangan ke tempat yang dalam.
Tujuannya untuk mengumpulkan dan mengambil plastik serta sampah yang menjadi pengganggu batu karang.
Aksa sudah memegang plastik hitam besar dan juga alat pencapit sampahnya, dia kumpulkan dengan semangat walau yang lainnya bermalas malasan.
Ini cukup menyenangkan karena mereka didampingi oleh beberapa orang yang meneliti laut dan melindungi laut.
"Itu apa?" Aksa bertanya kepada seorang paman yang memegang sesuatu yang bundar hitam berduri.
"Ini babi laut dek, mau coba?"
"Bisa dimakan?"
"Bisa dong." Paman itu membuka babi laut nya dengan sebuah gunting khusus.
Aksa terpana, isinya seperti lidah dan warna nya kuning. Lalu paman itu mencucinya dengan air bersih lalu memeras jeruk nipis diatasnya.
"Mau coba dek?"
"Boleh?"
"Iya, nih pake sendok."
Aksa mendekat dan mencobanya. Rasanya dan tekstur nya aneh, amis dan segar bercampur jadi satu. Aksa bingung harus mendeskripsikan nya seperti apa karena baru pertama kali mencoba.
"Hahaha, nah yang kayak gini banyak loh nempel di batu karang."
Aksa terpukau saat paman itu memperlihatkan hasil penangkapan babi laut itu. Katanya mau dijual ke sejumlah restoran.
"Hei idiot! Bukannya kerja malah minta makan sama orang." Baju Aksa ditarik dari belakang oleh Zelo.
Dia diseret ke arah laut yang sebenarnya sudah cukup jauh dari yang pak guru bilang.
"Ini dalam."
"Emang kenapa? Tuh sana ambil sampah nya."
Zelo menunjuk beberapa plastik yang mengapung. Tapi Aksa tidak mau kesana, kakinya saat ini sudah berada di ujung batu karang dan Aksa tidak bisa berenang.
"Ck! Lama banget sih." Seseorang mendorong Aksa dengan keras sampai ia terhempas dan kehilangan keseimbangan.
Tubuhnya seperti melayang dan Aksa bisa rasakan jika kaki nya tidak lagi menapak di bebatuan. Aksa panik dan terus bergerak, tapi tubuhnya malah semakin menjauh dan tenggelam.
Aksa benar benar takut. Apalagi saat ini ia melihat ada sesuatu yang besar dan panjang, melilit kakinya dan tidak bisa digerakan.
Sampai Aksa tidak bisa lagi menahan, nafasnya sudah habis tapi ia tidak bisa ke atas.
Aksa pikir ia akan mati! Sampai sebuah tarikan pada bajunya ia rasakan dan Aksa kembali lagi bisa menghirup udara.
"Fuuaah-! Aahh! Hiu! Hiu!"
"Astaga tenang bodoh! Mana ada hiu disini."
Zelo berdecih kesal saat Aksa terus saja bergerak panik dan bilang jika kaki nya ada yang menarik dari dalam air itu.
Zelo berenang ke tepian sambil memegangi pinggang Aksa, dia tidak panik seperti teman teman yang lain. Justru ia merasa kesal luar biasa.
"Bukan hiu, ini cuman rumput laut." Sudah sampai di pasir lagi, Aksa ia dudukan dan rumput laut pada kaki Aksa ia tarik lalu ia buang kembali ke laut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIVE
Teen Fiction[TAMAT] Sudah pernah dihancurkan, lalu dibanting oleh rasa kepercayaan yang terkhianati. Aksa sukses tidak lagi percaya dengan bualan manis dan akal bulus semua orang. Masa lalu yang kelam dengan sang Ibu, lalu hubungan racun bersama sang Ayah mampu...