chapter - 1

8K 742 185
                                    












"Aku mau ke pertemuan aliansi dengan anak anak sekolah lain. Hei, pecundang  bawakan tasku." Pakgo melempari cowok kecil itu dengan tasnya dan kemudian menarik kerah Hobin untuk mengikuti langkahnya.

"Ah! Sakit!"

"Apa? Kalian dengar itu? Dia mendesah!" Kata Pakgo, heboh.

Semua orang, preman-preman dari sekolahnya Hobin kemudian tertawa sembari menatap remeh kearahnya. "Apa anak itu sudah terbiasa melayani laki-laki? Bahkan suaranya saja terdengar mesum!!"

Semua orang kemudian menendang bokongnya untuk kemudian berjalan dengan lebih cepat. Hobin hanya bisa diam dan mengikuti mereka semua sembari berharap kalau semua ini cepat selesai.

Setelah dipaksa mengikuti pertemuan aliansi anak pentolan SMA dari kotanya, dia pasti akan jadi bahan tertawaan lagi di pertemuan gila itu. Pertemuan yang berisi anak anak gila lainnya, untuk kemudian mengadu kekuatan dan membentuk aliansi mereka sendiri.

Sekolah Hobin sendiri adalah pecundang di aliansi itu. Itu kenapa mereka memutuskan membawa Hobin untuk kemudian dijadiin bahan tertawaan menggantikan pentolan dari sekolahnya.

Tempat pertemuan mereka lumayan mewah. Ada sebuah gedung tinggi yang mereka datangi. Didepannya ada penjaga yang mengenakan setelan lengkap, dan setelah Pakgo menyebut kode masuknya, mereka segera saja membukakan pintu untuk mereka.

Dalamnya bahkan lebih luas. Apa karena tempat ini bukanlah kantor pada umumnya, makanya interior disini terkesan kosong dan hanya berisi beberapa barang?

Saat mereka menaiki lift yang menghubungkan mereka ke lantai atas, dimana pertemuan diadakan, seluruh tubuh Hobin rasanya mengigil.

Karena tepat saat pintu lift terbuka, dia bisa melihat para predator yang bahkan lebih kuat dari anak anak di SMA-nya tepat didepan matanya.

Hobin berniat berjalan mengikuti Pakgo yang keluar lebih dulu dari lift, tapi kemudian orang dibelakangnya menendang tumit Hobin hingga dia tersungkur dan kemudian tertawa sinis, "Disini berisi elit. Beraninya hewan melata sepertimu berjalan dengan kedua kakimu?"

Hobin menunduk. Itu sudah pasti. Diantara para dewa didepannya, yang terkenal dimana-mana dengan kekuatannya, Hobin hanyalah hewan melata yang tidak pantas.

Dengan kaki gemetaran, dia kemudian berjalan keluar dari lift dengan merangkak, sementara teman-temannya hanya tertawa meremehkan dirinya yang menyedihkan.

"Kenapa kalian membawa sampah kemari?" Tanya seseorang, remeh.

"Heh, dia adalah peliharaanku untuk hari ini. Mohon dimaklumi, haha."

Setelah berkata begitu, mereka semua tertawa dan kemudian Pakgo memilih mengambil kursinya dengan santai. Itu pertama kalinya anggota aliansi tidak mengejeknya saat dia baru saja datang.

Hobin cukup berguna kali ini.

"Dimana anak itu?" Pakgo kemudian bertanya dengan berani, ketika melihat kursi paling ujung, tempat pentolan nomor satu di aliansi kosong lagi. Tanpa pengisi.

Jisoo yang mendengar itu kemudian menendang kursinya Pakgo dengan remeh. "Apa kau punya hak menanyakan dia dimana? Kau siapa? Ibunya?"

Pakgo yang digertak seperti itu kemudian terdiam. Sementara Jisoo terkekeh sinis sembari melirik Hobin yang masih merangkak didekat kursinya Pakgo.

"Anak itu bikin tidak enak saja. Suruh dia duduk dimana saja asal tidak merangkak didekat kursiku." Moonsung berucap dingin kepada Hobin.

Yang lainnya masih diam, tidak berkata apa-apa ketika 2 pentolan yang paling kuat diantara mereka semua mengangkat suara.

Taehoon, Why Are You So Rude?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang