"Mereka baik." Gyeoul berkata dengan pasti. Dan yang lainnya juga mengangguk, memastikan ucapan itu.
"Dulu ya, aku kira mereka cuma anak berandal yang taunya berantem sana sini," kata Rumi.
"Ternyata?"
"Ternyata mereka itu berandalan yang punya cita-cita," Sambungnya.
Gaeul kemudian memegang bahu Hobin dan kemudian bertanya. "Kenapa kau tidak menyapa bos Taehoon saat di rapat? Dia terlihat sedih, bos."
"Siapa bosmu sebenarnya? Hobin atau Taehoon?" Tanya Gyeoul, sinis.
"Yah, dua-duanya keren jadi dua-duanya bos. Jawab, bos." Gaeul mengabaikan Gyeoul yang terlihat sebal karena diabaikan, sementara Gyeoul terus mencecar Hobin dengan pertanyaan.
Hobin melirik lantai dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan.
Dan tentu saja hanya dia yang tahu alasan mengapa dia tidak suka Taehoon...
.
.
.
BRAK!!!
Taehoon mengurung Hobin didinding dengan sebelah tangannya, sementara Hobin hanya bisa meneguk ludah, dan menatap Taehoon yang lebih tinggi darinya itu. Taehoon tersenyum,
"Ayo makan siang."
"Tidak..."
Taehoon menaikkan sebelah alisnya. Dia terlihat sangat kesal sekarang. Hobin sudah bersiap dengan tinjunya kalau-kalau Taehoon akan memukulnya,
Tapi pria itu tidak memukulnya. Tidak berniat sekalipun. Tapi kenapa wajahnya terlihat sangat kesal ?
Dia tidak melepas kabedonnya, meski Hobin sudah mencoba untuk melarikan diri,
Dan kini mengurung Hobin dengan kedua tangannya. Saat Taehoon mendekat kearahnya dengan senyuman itu, Hobin bisa merasakan bisikan setan ditelinganya. "Kenapa takut? Takut kalau aku akan memakanmu?"
Deg
Hobin mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Kemudian Taehoon yang tertawa jahil karena menurutnya tingkah Hobin yang ketakutan itu lucu, dia lalu merogoh kantong celananya untuk mengambil teleponnya.
"Halo? Jemput aku. Didepan... SMA apa ya ini? Lacak sajalah. Datang dalam 5 menit atau kau mampus." Setelah mengatakan ancaman begitu, dia menutup teleponnya bahkan saat sang supir belum sempat menjawab apapun. Setelahnya, dia menyimpan teleponnya kembali dan tersenyum riang— yang menurut Hobin sangat menyeramkan.
"Ke-kenapa kau... itu, 5 menit itu sangat singkat, apa kau benar-benar akan membuatnya mampus?" Tanya Hobin, ragu.
Taehoon menelengkan kepalanya atas pertanyaan Hobin. "Ngomong apa kau?"
"Oh, jadi itu becanda...!"
"Tentu saja aku akan mampusin dia kalau telat. Akan kubuat dia tidak masuk seminggu dan menyesal, jangan khawatir."
Saat Taehoon berucap begitu dengan santainya, Hobin membeku.
Taehoon itu, selalu berucap kasar, mengancam, dan memaksa orang lain mengikuti kehendaknya. Seperti preman, tapi bedanya, dia kaya dan berkuasa jadi Hobin tidak punya pilihan lain selain tunduk dan menurutinya.
Bagaimana bisa Gaeul bilang kalau orang ini tidak terlihat jahat? Hobin saja keringat dingin seperti ini kalau berada didekatnya.
"Kau tidak akan membawaku, kan...?"
Taehoon terkekeh. "Tentu saja aku membawamu. Kau punya hutang, kan?"
Hutang sepihak yang dideklarasikan oleh Taehoon, Hobin bahkan tidak menyetujui itu dan Taehoon dengan seenaknya mengesahkan perjanjian hutang konyol semacam itu. Dan parahnya, dia bahkan sampai membuat dokumen mengenai hal itu dan memberikan capnya juga!
Kalau Hobin melanggar, dia akan membayar sejumlah uang, dan...
Argh, tidak bisa dibayangkan.
Jika kalian tanya kenapa Hobin tidak suka dan selalu menjauh dari Taehoon, harusnya kalian lihat sikapnya itu. Seenaknya, kasar, dan suka memerintah,
Orang semacam ini menyukai Hobin?
Mana mungkin.
"Aku tidak mau ikut denganmu!" Kata Hobin, tegas.
"Hm? Kenapa?" Taehoon bertanya dengan bingung.
"Karena aku tidak mau. Memangnya perlu alasan?"
Taehoon mengangguk. Matanya yang tajam menyipit, memandang Hobin kebawah dengan aura mengintimidasi. Kalau orang lain lihat pasti mengira kalau Hobin sedang dirundung.
Dan Hobin memang benar sedang merasa dirundung.
"Jelaskan alasannya. Pasti ada alasan kenapa kau tidak ikut denganku."
"Kalau anak sekolah asing datang kesekolahmu secara rutin dan berniat membawamu kesuatu tempat, bagaimana menurutmu?" Tanya Hobin, kesal.
"Akan kuhajar dia." Tentu saja. Taehoon pasti menjawab seperti itu.
"Kalau begitu, bagaimana kalau itu aku? Seseorang ingin mengajakku pergi!"
"Maksudmu aku? Kalau itu aku, tentu saja kau harus ikut!"
"Kalau itu bukan kau?"
Taehoon terdiam mendengarnya. Sungguh, tentu saja kalau itu orang lain, akan dia hancurkan kepala orang itu yang mencoba membawa Hobinnya, tapi itu akan terdengar seperti...
"Mengerti, kan? Kau tidak boleh membawaku." Tegas Hobin.
"Baiklah. Kalau begitu kenapa kau tidak ikut?"
"Kan aku sudah jelaskan! Itu karena kau itu anak dari sekolah lain dan aku...!" Hobin sudah lelah untuk menjelaskan dan Taehoon sangat keras kepala. Apa dia hanya mau mendengar apa yang ingin dia dengar? "Huft."
"Kau membenciku?"
"Iya!" Hobin berucap dengan berani. Dan kemudian mendorong Taehoon yang sedari tadi mengunci tubuhnya kedinding.
Lalu berniat pergi sembari berlari,
Menatap Taehoon dengan ekspresi sebal. Bahkan disaat seperti inipun dia terlihat tidak mengerti apa kesalahannya. "Jelaskan kepadaku kenapa! Jadi aku bisa memperbaikinya... sial!" Umpat Taehoon.
Hobin berteriak kemudian, "Taehoon, WHY ARE YOU SO RUDE???"
Sial katanya? Sial? Dasar, terserahlah. Mau aliansi kek, rencana kek, perusahaan kek, Hobin tidak peduli lagi! Dia tidak bisa membiarkan dirinya terus terbawa oleh arusnya Taehoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taehoon, Why Are You So Rude?
FanfictionHobin kembang desanya htf, se geng sama bidadari2 SMA yang terkenal di newtuber. Tapi masalahnya, Hobin gak mau sama premann?!?!?!