chapter - 6

4.1K 587 186
                                    



If you ever read the tags, yes this story contain adult things and smut scenes.



***








"Kau suka itu saat aku memperlakukanmu seperti ini?" Hobin, dengan wajah yang sangat memerah karena teransang tersenyum sinis pada Taehoon,

Sementara pria itu hanya bisa terdiam sendiri ketika Hobin memainkan penisnya yang sudah menegang dengan kakinya. Jempol Hobin menutup lubang urinenya, dan kakinya yang satu lagi sibuk mengelus penis besar milik Taehoon.

Squirt mulai keluar dari ujung penisnya, ditambah saat Hobin merangkak mendekat padanya dengan wajah yang manis itu,

Dan kemudian duduk diatas pahanya. Memainkan penisnya yang menegang itu dengan wajah yang erotis.

Entah apa yang terjadi, Taehoon bahkan tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun karena dirinya benar benar terangsang saat ini. Yang dilakukan Hobin hanyalah menyentuh penisnya, tapi dia sudah sangat teransang sampai-sampai, akhirnya dia cum ditangan Hobin yang kecil itu.

Hobin menatap cairan milik Taehoon yang tersisa ditangannya,

Dan kemudian menyeringai, menjilat cum itu dengan ekspresi yang menggoda. Dan kemudian bibir kecil itu berucap dengan suara pelan,

"Tuan muda. Saatnya untuk bangun."



Begitu suara itu muncul, Hobin merasakan matanya terbuka lebar. Oh tidak. Pemandangan indah yang tadi dia lihat sekarang berubah menjadi barisan para pelayan yang bertugas untuk menyiapkan keperluannya kesekolah.

Tidak ada Hobin dan wajah yang seksi itu, tapi hanya ada pelayan dengan wajah tegas dan kemudian memberi hormat padanya. "Anda mencapai periode mimpi basah pertama anda. Saya mengucapkan selamat untuk itu, tuan muda." Katanya, sembari menunduk dengan hormat.

"... sialan." Taehoon mengumpat.

"Nyonya dan Tuan merasa khawatir karena anda sama sekali tidak pernah membawa wanita ataupun mimpi basah sekalipun. Anda hanya bertengkar disana sini dan itu membuat mereka khawatir. Ini kabar yang membahagiakan."

"Apa?" Taehoon mendelik kesal. "Kenapa mereka mengurusi urusan pribadiku? Ini bukan hal yang pantas diberi selamat."

"Tentu saja ini pantas." Pelayan itu kemudian menyerahkan handuk basah pada Taehoon untuk mencuci wajahnya, "Karena anda adalah anak tunggal dari S Group, apapun yang berhubungan dengan anda adalah kepentingan untuk banyak orang."

Taehoon kemudian berdiri dari tempat tidurnya setelah mengelap wajahnya dengan bersih. Dia menghiraukan ucapan pelayannya sembari melepas piyamanya dengan ekspresi datar.

"Apa pentingnya itu kalau Hobin membenciku?" Gumam Taehoon, pelan, seraya menaruh bagian atas piyamanya pada pelayan yang berdiri disana.

"Apa??" Kepala pelayan itu kemudian berseru dengan nada yang agresif, "Siapa yang membenci anda? Saya akan menghancurkan kehidupan orang itu!!"

Taehoon mendelik kepadanya dengan ekspresi dingin, "Kalau kau menghancurkan kehidupannya, berarti kau menghancurkan kehidupanku."

"A-apa...?" Pelayan itu bertanya tak mengerti.

Taehoon menyeringai tipis sembari memakai bathrobenya dengan santai, "Karena mulai sekarang aku akan jadi bagian dari hidupnya."

Taehoon berjalan dengan santai kearah kamar mandi sembari bersiul. Semuanya jadi mudah karena dia tahu alamat dan sekolahnya Yoo Hobin. Bahkan berkat koneksinya, dia mampu memasuki akun facebook sekolahnya Hobin dan mendapatkan banyak foto Hobin disana.

Taehoon, Why Are You So Rude?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang