Hobin bahkan bukan membernya aliansi ini. Dia tidak mengerti mengapa dia harus datang lagi kemari, dan kali ini pun, menjadi hal yang rendahan lagi.
Kali ini menjadi serbet kakinya Pakgo dan teman-temannya. Semua orang di aliansi itu terkadang ingin sekali menyelamatkan Hobin dari Pakgo yang semakin menjadi jadi saja. Tapi, ada peraturan yang sangat ketat di aliansi. Selama mereka membayar dan mematuhi seluruh peraturan aliansi, maka mereka tidak boleh ikut campur urusan sekolah lain.
Satu-satunya yang bisa mereka lakukan saat itu adalah tidak memancing emosi Pakgo yang nantinya hanya akan dilampiaskan ke Hobin. Sepertinya sekarang Pakgo bisa menggunakan Hobin untuk mengangkat harga dirinya.
Tapi kali ini, Hobin... tidak tahan lagi.
Sejak kemarin, sebenarnya Hobin sudah berusaha memberontak dari genggaman Pakgo, tapi dia mengancam akan menelepon ibunya Hobin yang bekerja di luar negeri dan membeberkan apa yang dia lakukan pada Hobin selama ini.
Ibunya, selama ini mengira jika Hobin hidup dengan baik dan bahagia,
Hobin sama sekali tidak ingin ibunya tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sebenarnya... sejak dirinya sakit-sakitan karena pernah terluka parah sejak kecil, ibunya sama sekali tidak pernah merawat diri. Ibunya yang cantik dan sehat... berubah menjadi wanita renta yang kusam karena tidak lagi memerhatikan dirinya. Hobin sudah menyusahkan ibunya untuk waktu yang cukup lama, jadi dia tidak mau lagi menjadi beban untuk ibunya.
Itu kenapa... dia memutuskan untuk kembali kesini.
Apa aku bisa melakukannya?
Hobin membatin. Sebenarnya tadi malam di rumah sakit... Gyeoul dan Gaeul mengajarinya bela diri tingkat dasar. Setelah mendengar apa yang dilakukan Pakgo selama ini kepadanya, mereka langsung menyeret Hobin ke lapangan dan mengajarinya bela diri.
"Hobin, dengar. Mungkin sekarang kau kesulitan untuk meniru teknik yang ini. Tapi..." Gyeoul menunjuk dagunya sendiri. "Bagian yang ini kalo dipukul, akan sakit."
"Iya, karena semua bagian yang ada di wajah itu terhubung satu sama lain, jika satu saja bagian berhasil kau pukul, pasti ada efeknya." Jelas Gaeul. "Kalau kau beruntung, dia bisa jadi idiot selamanya."
"Benar, kami akan ajari kau beberapa teknik. Mungkin ini akan sulit untuk sementara tapi, kami akan membantumu."
"Itu benar!"
Apakah aku bisa melakukannya?
Hobin melirik Pakgo yang duduk dengan bangga di kursinya.
Sekarang kalau Pakgo bicara, tidak akan ada lagi yang meremehkannya atau pura pura tidak dengar. Semuanya melakukan itu demi dirinya. Sejujurnya Hobin merasa senang karena ternyata, banyak orang yang memikirkan Hobin sampai seperti ini. Jadi dia berniat untuk tidak menjadi pengecut lagi.
Saat Pakgo akan melayangkan tangannya lagi pada Hobin karena Yunwoo yang menyela omong kosongnya,
Tiba tiba saja Hobin bangkit dan memberikan tendangan menggunakan lututnya di wajah Pakgo.
Segera saja, darah langsung keluar berceceran dari hidungnya, dan Hobin kemudian langsung berlari dengan gesit kearah lift diruangan itu .
Sementara Pakgo yang kesetanan karena wajahnya ditendang kemudian berteriak dan menunjuk kearah lift, "Tangkap jalang kecil itu!"
Tuk!!
Hobin memencet tombol turun di lift itu, tapi ternyata lift yang baru saja berada di lantai satu itu naik dengan lambat ke lantai yang sekarang dia tempati.
Sementara anak-anak dari sekolahnya buru-buru mendekatinya, berniat melakukan sesuatu,
Hobin sudah memasang pose bersiap, meskipun dia tahu dia akan kalah, dia tidak akan diam saja kali ini.
"Ha, apa itu? Kau pikir kau sudah hebat?" Tanya mereka, sembari terkekeh sinis melihat pertahanan kecil dari Hobin.
Pakgo yang kemudian berjalan kearahnya dengan penuh amarah kemudian menatap Hobin dengan kesal, "Kau akan mati hari ini, jalang!!"
Duak!!
Pakgo menendang tubuh kecil itu, sampai Hobin menabrak pintu lift dengan keras.
"Agh...!!"
"Sialan," Jisoo kemudian mengeryit tidak tega. Jika saja bukan karena peraturan aliansi itu, dia pasti akan segera menyelamatkan Hobin dari sana, tapi...
Pakgo kemudian tertawa sinis,
"Lihatlah dirimu. Hari ini, kakimu yang menyentuh wajahku itu akan hancur."
Saat Pakgo berniat memukul lagi, pintu lift terbuka dan Hobin yang lemas kemudian terjatuh kedalam lift.
Semuanya terdiam ketika mereka melihat, tepat didalam lift itu, berisi ketua aliansi mereka. Manusia paling kuat yang ada di kota ini, dan di aliansi,
Sung Taehoon.
"Sedang apa kalian?"
Taehoon bertanya dengan nada yang dingin, sepertinya, dia tidak senang sama sekali dengan keributan yang terjadi. Baru saja dia akan masuk ke ruang rapat dengan santainya, tapi malah ada orang yang terjatuh dihadapannya. Itu membuat mood Taehoon semakin buruk saja.
"Oh, bukankah ini peliharaannya Sekolah dia?" Seseorang yang berdiri dibelakang Taehoon menunjuk Hobin yang tergeletak pingsan didepan mereka.
Sementara Pakgo kemudian tertawa remeh. "aku dan peliharaanku akan pulang dulu untuk hari ini kalau begitu."
"Apa?" Taehoon mengernyit. Padahal Pakgo ini selalu menunduk jika dihadapannya. Jangankan senyum, menatap saja takut. Apa yang terjadi pada bajingan ini?
"Hei, bawa dia pergi."
Salah satu dari mereka kemudian menarik tangan Hobin dengan kasar, dan kemudian memaksanya berdiri.
Taehoon yang sama sekali tidak berminat untuk menonton kemudian menggeram, "Menyingkir dari jalanku."
Seketika, semua orang dari sekolah nya Pakgo menyingkir, seperti di komandoi dengan patuh. Memberi jalan pada pemimpin mereka yang asli.
Namun,
"Taehoon...?"
Seluruh ruangan itu terdiam ketika mendengar suara lembut itu menyebut nama pemimpin mereka dengan berani. Termasuk eksekutifnya aliansi, menatap Hobin dengan tatapan horor.
Pakgo saja mereka tidak tega, sekarang si malang itu akan dihajar juga oleh iblis seperti Taehoon?!
Taehoon kemudian, dengan pelan menoleh karah Hobin yang sedang dipapah dengan cara yang kasar oleh anak buahnya Pakgo. Dan dia bisa melihat dengan jelas wajah manis berlumur darah itu menatapnya dengan mata menyipit,
"Ah, kau mirip sekali dengan teman masa kecilku... aku sampai salah sebut."
Hobin yang malu kemudian terduduk kembali dan bersujud dihadapan Taehoon dengan patuh, memohon ampunan atas kalimatnya.
Dia sadar sekali jika dia sudah salah mengajak monster yang memimpin aliansi ini untuk bicara. Tapi,
Saat semua orang mengira Taehoon akan segera menghajar habis Hobin, Taehoon malah ikut bersujud sembari memeluk kepalanya Hobin, seolah-olah itu adalah benda yang berharga.
"Hobin... jangan menunduk..." Taehoon menangis untuk yang pertama kalinya dalam hidupnya. Karena dia sadar bahwa ini sudah yang kedua kalinya dia mengingkari janji pada Hobin.
Janji dimana dia akan melindungi Hobin,
Taehoon sudah mengingkarinya dua kali. Semua orang diruangan itu melongo tanpa kata, saat melihat pimpinan mereka yang seperti iblis itu bersujud dan memeluk Hobin dengan suara yang bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taehoon, Why Are You So Rude?
FanfictionHobin kembang desanya htf, se geng sama bidadari2 SMA yang terkenal di newtuber. Tapi masalahnya, Hobin gak mau sama premann?!?!?!