9

557 61 3
                                    

Saat Shouyo keluar untuk memberitahu tentang apa yang baru saja dia buat, ia malah mendapati suaminya berdiri di hadapan wanita elf bersurai pirang cantik, sedang bertukar kata.

Hinata Shouyo tidak sadar atau tidak mau tau jika sebenarnya yang terlihat adalah suaminya tengah menyudutkan wanita elf itu dengan sarkasnya.

Di lengan Tobio ada Haruka yang sepertinya sudah mengantuk. Balita dua tahun itu terus menguap dan tatapannya yang terlalu dewasa untuk anak seusianya tampak bosan dengan apa yang wanita elf katakan.

Kekesalan akhirnya timbul di hati Shouyo, ia capek-capek membuat sesuatu agar suaminya tak mengabaikannya dan ini yang ia dapatkan sekarang.

Bola mata Shouyo yang berwarna putih kini perlahan menghitam, melingkupi si madu dengan kemarahan yang kental, tampak jelas akan niat membunuh.

Saat sayapnya akan mengepak dan siap menggunakan kekuatannya yang sudah ia kendalikan di bawah instruksi sang ayah beberapa bulan ini, terhenti saat suara merdu dan riang putranya memanggilnya.

"mama~" dengan cadel khas balita karena belum bisa mengeja kata dengan benar.

Manik Shouyo kembali putih, mempercantik tampilan si madu. Menoleh dan melihat putranya yang tadi tampak mengantuk sekarang malah melambai dengan semangat ke arahnya.

Tatapan bosan dari bocah itupun hilang, membuat mata yang seiras dengan milik sang ibu tampak semakin cantik. Serta senyum lebar yang kelewat manis.

Tobio juga menoleh, wajah datar dan dingin pria itu berubah menjadi senyum lembut yang hangat dan binar mata penuh cinta saat mendapati istrinya berjalan ke arah mereka.

"siapa?" tanya Shouyo, sebenarnya tak ingin tau dengan identitas wanita elf yang masih berdiri gemetar di hadapan keluarga kecilnya.

"kamu tidak kenal? Katanya dia temanmu" balas Tobio, mengulurkan satu lengannya yang bebas untuk melingkupi pinggang ramping istrinya.

Nada dingin dan cuek pria itu berubah terbalik saat berbicara dengan Shouyo, itu menjadi lembut dan penuh kesukaan.

"akukan sudah bilang padamu kalau aku tidak punya teman" jawab Shouyo tanpa menatap wanita elf itu. Mengundang tatapan tak percaya dari sang empu yang tengah di bicarakan.

Jelas Shouyo tau siapa wanita elf itu, Yachi Hitoka teman masa kecilnya tapi sayangnya menjauhinya hanya karena tanduk di pelipisnya tumbuh.

Itu bukan teman, kan? Shouyo tidak salah, kan? Tentu saja.

"itu yang kukatakan tadi, tapi dia bersikeras mengatakan bahwa dia temanmu" ucap Tobio semakin membuat Yachi gemetar hebat dalam berdirinya.

"begitu? Jadi nona... Sebaiknya pergi sebelum aku memanggil pengawal untuk menyeretmu keluar" ucap Shouyo penuh penekanan, menatap wanita elf itu dengan manik madunya yang sekilas berubah merah, seperti predator.

Wajah cantiknya datar dan nada bicaranya terkesan sangat dingin, membuat Yachi menelan salivanya kuat-kuat sebelum akhirnya terbang, pergi menjauh dari istana keluarga kerajaan.

Shouyo tidak menganggapku teman lagi... Batinnya sedih.

Malihat itu, Shouyo buru-buru menjauh dari Tobio. Mengundang tatapan bingung dari manusia yang sekarang sudah berusia 27 tahun itu.

"kenapa Sho?"

"aku masih kesal padamu! Kenapa tidak langsung mengusirnya!?" tanya Shouyo bersedekap dada, mendelik imut pada Tobio.

"dia bilang temanmu, dan aku sudah menyuruhnya pergi, kan Haru?" ucap Tobio sembari menatap Haruka di akhir kalimatnya, meminta pembelaan. Di balas anggukan imut dari balita dua tahun itu.

Curse [KageHina] TAMAT✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang