11

759 59 9
                                    

Shouyo turun dari lantai puncak menuju ruang singgasana dimana ia tau ayah, ibu, dan putranya berada disana.

Umur Haruka yang sudah bisa di bilang masa dimana ia akan belajar terbang kini tertunda karena kesedihan ibundanya.

Dan saat masuk, ia mengambil atensi tiga orang tersayangnya yang sedang duduk lesehan di lantai dengan Haruka yang sedang tertawa kecil karena para peri.

Mereka terdiam, menatap terkejut pada tampilan Shouyo yang acak-acakan dan wajahnya sembab oleh air mata.

Saat sang Ratu yang merupakan ibu kandung dari Shouyo itu akan bertanya perihal apa yang terjadi pada diri putranya, terhenti saat melihat Shouyo berjongkok di hadapan Haruka.

"Haru... Ayo ikut mama" ajak Shouyo sambil mengulurkan tangannya, "mengucapkan selamat tinggal pada papamu" lanjut Shouyo dengan air mata yang kembali membasahi wajah cantiknya.

Yang lainnya menutup mulut terkejut, sementara Haruka yang mengerti apa maksud dari perkataan mama-nya dan mengerti dengan ekspresi itu lantas merentangkan tangannya sambil menangis.

Isak tangis dari bocah itu tak terhenti bahkan setelah tubuhnya sudah di rengkuh oleh pelukan ibundanya yang hangat.

Dan tubuh mungilnya berada di dalam gendongan sang pangeran elf, menenggelamkan wajah sembabnya di ceruk leher beraroma menenangkan itu.

Shouyo kembali melangkahkan kakinya menyusuri jalan sebelumnya menunju kamarnya yang berada di puncak, tanpa kata dan tanpa sayap.

Hanya tangis Haruka yang mengiringi keheningan mereka.

Raja dan Ratu elf mengikuti di belakangnya bersamaan dengan para peri kecil yang penuh dengan rasa penasaran.

Seolah lupa ketiga elf itu punya sayap yang kuat untuk mempercepat perjalanan mereka. Tapi tidak dilakukan agar tak mengganggu ibu dan anak itu yang kini sedang saling menenangkan.

Saat sampai di kamar itu, tubuh kaku dan pucat dari Kageyama Tobio adalah apa yang pertama kali manik mereka tangkap.

Wajahnya yang tampan dan tampak tenang itu terlihat seperti boneka. Dengan senyum tipis yang terlihat samar.

Tidak ada yang membantah bahwa Kageyama Tobio, pasangan hidup dari Hinata Shouyo, punya ketampanan yang mampu membuat kaki wanita manapun meleleh.

Tapi sekarang bukan hanya tampan, itu terlihat indah dengan cahaya jingga langit sore dari jendela besar.

Serta angin yang menyapu lembut rahang tegas itu.

Para peri kecil yang bisa dibilang adalah makhluk penuh keceriaan kini diam seribu bahasa saat keempat elf itu mengucapkan banyak kata pada tubuh manusia yang terbaring tak bernyawa.

Bahkan Haruka tampak tak ingin melepaskan tangan kecilnya dari ayahnya. Menangis kuat seperti anak kecil pada umumnya yang ditinggal.

~♥~

Saat keluarga kecil itu selesai mengucapkan perpisahan pada Kageyama Tobio, mereka keluar dari kamar sang pangeran elf.

Dengan Haruka yang tertidur akibat lelah menangis berada di dalam gendongan sang kakek.

Shouyo menjadi satu-satunya yang terakhir keluar dari ruangannya, menoleh sebentar dengan wajah muram.

Lalu bergumam "kau mengingkari janjimu, Tobio" setelahnya menutup pintu dan menyusul langkah kedua orang tuanya.

Besok akan dilakukannya pemakaman. Tapi sebelum itu ia harus benar-benar menguatkan dirinya untuk menghadapi hari esok, tanpa pasangannya.

Saat kakinya baru saja melewati satu anak tangga, suara bedebun yang seperti menandakan ada yang jatuh itu menghentikannya.

Curse [KageHina] TAMAT✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang