7

630 71 6
                                    

Hutan para elf itu luas, dunia mereka di kelilingi oleh banyak pepohonan dan lautan. Julukan surga mungkin cocok untuk menggambarkan keindahan itu.

Tapi, di bagian Timur dimana matahari terbit. Seseorang baru saja meratakan pohon disana. Seorang elf yang kini hanya bisa terduduk di tempatnya tanpa ada tenaga untuk menggerakkan sayapnya ataupun kakinya.

Punggungnya bergetar, menjadi tanda bahwa ia menangis. Menatap tangannya yang sedikit mengeluarkan asap hitam yang sedetik kemudian hilang.

Lalu tiba-tiba suara kepakan sayap dari belakangnya membuat telinganya bergerak waspada, tapi ia kemudian rileks kembali saat mendengar suara yang ia kenal memanggilnya.

"Shouyo!" itu sang raja, membuat Hinata Shouyo menolehkan kepalanya ke belakang dengan air mata membasahi wajah cantiknya.

"ayah... Hiks maafkan Sho--" Shouyo berucap dengan suara bergetar takut terkena amarah dari sang ayah. Tapi belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, tubuh mungilnya sudah masuk ke dalam pelukan pria yang mirip dengannya itu.

"tidak apa-apa Shouyo, maaf" gumam pria itu sembari mengeratkan pelukannya, membiarkan putranya menangis di atas bahunya.

Saat tangis Shouyo sudah terasa lebih tenang, raja elf itu melepaskan pelukannya dan mengusap pipi gempil itu lembut, membantu menghapus air matanya.

"tidak apa, ayah akan membantumu mengendalikannya. Maaf ya, seharusnya ini yang ku lakukan dari dulu" ucapnya dengan nada lembut.

Shouyo yang mendengarnya tentu saja senang, ia tersenyum lebar dan kembali memeluk tubuh sang ayah sembari menggumamkan kata terimakasih.

"putramu sangat tampan" puji sang ayah yang kemudian langsung membuat manik madu Shouyo membulat.

"a-aku... Dia..." elf cantik yang baru saja melahirkan itu tergagap, tak tau harus mengatakan apa.

"hahaha dia sangat mirip dengan Tobio" ucap sang raja dengan tawa kecil saat melihat wajah Shouyo yang antara senang dan takut.

Ya mungkin putranya takut dengan tidak di terimanya anaknya karena tidak memiliki sayap, yang artinya bayi kecil itu seratus persen mirip dengan manusia.

"ayah tidak marah?" tanya Shouyo pelan, hampir seperti mencicit.

"kenapa aku harus marah? Jika aku marah, aku akan membunuh manusia itu dari dulu" ucap sang ayah dengan manik madu yang sekilas berkilat merah dan seringai menakutkan.

Bukannya takut, Shouyo malah senang. Ia memeluk kembali tubuh ayahnya. Tau benar bahwa ayahnya kini sudah menerima eksistensi manusia bernama Kageyama Tobio sebagai pasangannya.

Serta, bayi laki-lakinya juga di terima dengan senang hati walau tak menjadi bagian dari elf.

~♥~

"Shouyo!" Kageyama langsung berdiri saat melihat Shouyo memasuki kamarnya yang ada di puncak, dengan bayi yang belum di beri nama ada dalam gendongannya.

"Tobio!" balas Shouyo sembari memeluk tubuh tegap Kageyana dan mencium rahang tegas pria itu, lalu ia juga menyempatkan mencium pipi gempil putranya.

"syukulah kau baik-baik saja" ucap Kageyama sembari melingkarkan tangan kanannya yang bebas pada pinggang ramping elf itu.

"maaf aku pergi begitu saja" ucap Shouyo penuh penyesalan, sambil menatap serius pada manik biru malam itu.

"tidak apa" gumam Kageyama lirih, bibirnya ada di dahi Shouyo. Mengecupnya dengan lama.

Sedetik kemudian suara pintu di susul suara bariton pria dewasa datang memisahkan pelukan keduanya dengan bayi di tengah-tengah.

"bukan waktunya untuk bermesraan, bayi itu perlu nama papa muda" goda sang raja elf, yang di balas tawa kecil oleh sang ratu di sebelahnya.

Shouyo tersenyum saat melihat ayahnya -yang dulu ia kira sangat kejam dan dingin- sangat bersemangat karena bayinya.

Ia menoleh ke bayi yang masih di dalam gendongan Kageyama, menatap manik madu yang mirip dengan miliknya yang juga menatapnya.

Keduanya saling menatap, bayi yang mirip dengan Kageyama secara fisik tapi dengan mata Shouyo itu tersenyum.

Membalas senyuman Shouyo seolah tau yang mana ibunya. Membuat hati Shouyo bergetar senang, ia kemudian menoleh kembali ke ayahnya.

"apa ayah punya saran?" tanyanya mengundang binar senang dari sang raja elf.

"ada!" ucap sang raja dengan semangat, sembari meminta untuk menggendong cucunya, yang langsung di berikan oleh Kageyama.

"bagaimana dengan Haruka?" tanya pria itu senang yang di balas wajah cengo dari istri, anak, dan menantunya. Sementara bayi itu berseru khas bayi, seolah menyetujui.

[plis, keinget Nanase dari Free! Pas lagi mikirin nama yg cocok. Dia mirip banget sama Kageyama versi Uke (╥╯﹏╰╥)ง]

"sayang, itu nama perempuan" ujar istrinya lembut.

"tidak apakan? Karena dia cantik~" seru raja elf itu sembari mempertemukan pipinya dengan pipi cucunya, mengusapnya yang di balas kikikan kecil.

"bukankah tadi ayah bilang bahwa bayiku tampan, tapi kenapa sekarang malah cantik?" tanya Shouyo, masih tak terima bayi tampannya di beri nama perempuan.

"hehehe" sang ayah hanya tertawa kecil sebagai balasan, lalu tiba-tiba raja para elf itu berseru sakit saat surai jingga panjangnya di tarik oleh tangan mungil bayi di gendongannya.

Ketiganya hanya tertawa, tak ingin membantu penderitaan sang raja yang menjadi korban monster kecil yang imut dan tampan di saat bersamaan itu.

Sang ratu lantas menghela nafas saat teriakan yang --sangat tidak mencerminkan seorang raja itu keluar dari bibir suaminya tanpa henti dan malah makin keras.

Saat keduanya sibuk, Kageyama kembali melingkarkan tangannya pada pinggang ramping milik pasangannya.

Menariknya yang membuat Shouyo berjengit kaget, tapi sedetik kemudian mendekat dan menghilangkan jarak di antara keduanya.

Sayap besar milik elf cantik itu melebar di belakang Kageyama, seolah memeluknya. Senyumnya terbentuk saat pasangannya mengecup pucuk kepalanya dengan lembut.

Tanduk yang kini sudah ada di kedua pelipisnya, sedikit menyusahkannya untuk bersandar di bahu Kageyama. Ia merengut sedih akan kenyataan itu, tapi kemudian ekspresi itu hilang saat Kageyama kini beralih mencium tanduk kirinya.

"kamu semakin indah" bisik pria itu yang membuat Shouyo memerah, senang.

Shouyo mendongak, menatap langsung pada manik biru langit itu. Senyum di bibirnya semakin mengembang saat pria itu balik menatapnya dengan lembut.

"kamu belum bertemu dengan elf lain" ucap Shouyo sedikit berbisik, agar orang tuanya yang sedang sibuk dengan cucu mereka tak mendengarnya.

"hm? Tapi... Aku sangat yakin bahwa kamu yang paling indah dari yang lain..." ucap Kageyama balas berbisik juga, ia mengecup dahi Shouyo lembut.

Lalu kemudian beralih mengecup tanduk kanan Shouyo "...karena tanduk ini" gumamnya yang makin membuat Shouyo memerah.

Kegiatan mereka di hentikan oleh suara tangis bayi mereka yang memekakkan telinga, menoleh dan mendapati raja serta ratu panik akan apa yang membuat bayi itu menangis.

"ada apa? Kenapa Haru menangis?" tanya Shouyo tanpa sadar menyetujui nama yang di berikan oleh sang ayah, sembari melangkah mendekat, diikuti oleh Kageyama.

"tidak tau, dia sepertinya kesakitan" ucap ibunya sembari mengambil alih gendongan Haruka dan menimangnya, mencoba menenangkannya.

"punggungnya..." gumam Kageyama saat melihat ada yang menonjol dari balik kain yang melingkupi putranya.

Ketiga elf di sekitarnya langsung menoleh ke arah punggung bayi itu, dan sang ratu dengan cepat melepas kain tersebut.

Punggung mulus bayi itu kini memerah dengan sesuatu yang mencoba keluar atau mungkin tumbuh dari sana...

"sayap?" tanya mereka serempak, saling pandang dengan binar tanda tanya di masing-masing manik mata mereka.

~♥~
TBC

Curse [KageHina] TAMAT✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang