friendship

23 8 5
                                        

haii ayang ayang nya akuh ekhemm btw aku lanjutin book ini yagesya, tapi mungkin update nya gak nentu soalnya aku tuh sibuk, iya sibuk ngehalu jadi istrinya Jay haha
Emm okey kalo ini gajelas mohon dimaklumi soalnya aku itu gabut wkwk. Udah dulu ya papaiii






































































Happy reading guysss ♡
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah pertemuan yang mengejutkan itu, mereka bertiga berakhir di kantin sekolah. Ya, karena acara MOS sudah berakhir setengah jam yang lalu. Dan sekarang mereka sedang berbincang mengenai Rendra yang tiba-tiba muncul di sekolah ini. Karena terakhir kali mereka bertemu, Rendra bilang dia akan melanjutkan sekolahnya di Jepang bukan disini.

"Jadi gimana Ren, kok kamu bisa sekolah di sini si?" tanya Sean yang merasa penasaran dengan keberadaan si pemuda Jepang itu.
"Yaa... gak gimana gimana lah. Emang kenapa sih? kok kalian kaya gak suka gw sekolah disini" Rendra mengerutkan keningnya, bingung dengan reaksi dua bocah manis yang terlihat 'shock' akan kehadiran nya.

"Bukan gitu Rendra kita cuma kaget aja, ya karena kamu bilang mau lanjut di Jepang eh malah muncul lagi disini."balas Juan seadanya. Bukan apa apa, Juan cuma takut kalo Rendra ngerasa tersinggung sama pertanyaan Sean.

"Nah iya itu maksudku Ren, lagian kita malah seneng kok karna kamu sekolah disini hehe" Sean menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Takut dia tuh kalo udah liat muka Rendra yang datar kaya lempeng begitu.

"Hmm iya aku percaya deh"diusaknya gemas rambut Juan dan Sean bergantian. Sean sama Juan cuma ngedengus sambil ngerapihin rambut masing masing. "Tapi nih Ren, kamu balik lagi kesini pasti ada alesannya kan? soalnya aneh aja, waktu itu kamu udah mateng mau lanjut di Jepang kok tiba tiba muncul lagi disini"Juan menaikkan satu alisnya. Kini seluruh atensinya ada pada Rendra.

Rendra berpikir sejenak, kira kira alasan apa yang cocok untuk menjawab pertanyaan sahabatnya ini. Karena sejujurnya ia bingung-

"Ren? kenapa kok bengong?" mendengar pertanyaan Juan sontak membuat Rendra menggelengkan kepalanya."terus??

"Terus... apa?"Rendra menaikkan sebelah alisnya bingung."astaga maksudku alasan kamu, apa alasan kamu balik lagi kesini?"Juan menepuk jidatnya lelah. Bisa bisanya Rendra lupa sama pertanyaan nya yang bahkan belum ada 5 menit diucapkan.

"O-ooh itu, alesan gue karena betah-
Iya betah hehe."Juan mengernyitkan dahinya."maksudnya gimana?"Sean menganggukkan kepalanya kearah Rendra. Karena dia juga sama bingungnya seperti Juan.

"Emm itu... maksud gue tu, gw betah disini mungkin karena udah terbiasa juga jadi ya gitu"Juan dan Sean cuma ber-oh ria. Sudah cukup jelas alasan Rendra untuk mereka.
.
.
.
.
.
.

Bel pulang berbunyi, Juan segera bergegas untuk membereskan buku bukunya. Ya hari ini cukup melelahkan bagi Juan, terlebih ini hari pertama nya. Banyak acara acara pengenalan, dimulai dari mengelilingi sekolah, pemilihan eskul, dan lain lain. Sebenarnya ada suatu hal yang membuatnya gelisah. Ya tentu saja janjinya kepada sang ayah, dia bingung harus bagaimana menghadapi ayahnya nanti apakah dia harus benar benar mencari uang untuk sang ayah, atau pulang dengan tangan kosong dan menyerahkan dirinya sendiri untuk disiksa oleh ayahnya?
Ntahlah yang pasti Juan sudah pasrah dan akan menerima apapun resikonya, lagipula uang yang ayahnya inginkan pasti tidak sedikit jumlahnya jika dipikir-pikir ayahnya pasti akan tetap menyiksanya.

Setelah berpikir cukup lama, sepertinya lebih baik jika dirinya pulang dengan tangan kosong daripada capek capek mencari uang kalau pada akhirnya tetap disiksa.

"Oke Juan, kamu harus kuat gaboleh keliatan lemah gaboleh pokoknya"setelah selesai berdialog Juan segera bergegas keluar dari kelas, tapi sepertinya takdir sedang tidak berpihak padanya. Saking buru burunya dia malah tidak sengaja menabrak seseorang, dan yang memalukannya lagi malah dia sendiri yang terjatuh. Duh ini si definisi sakitnya gak seberapa tapi malunya behh gak kira kira.

"Akh" Juan meringis, merasakan bokongnya yang berdenyut ngilu karna mencium lantai secara tiba tiba seperti ini.

Demi tuhan Juan merasa sangat malu saat ini. Bagaimana tidak, orang yang tidak sengaja ditabrak olehnya ternyata adalah kakak tingkatnya. Dan lebih parahnya lagi, sepertinya ia juga salah satu anggota OSIS di SMA ini. Karena kalau tidak salah, Juan sempat melihat kakak tingkatnya ini saat menjalani acara MOS pagi tadi. Oh god Juan rasanya ingin menghilang sekarang juga. Malu, sungguh Juan sangat malu saat ini bahkan ia tidak sanggup untuk sekedar melihat wajah kakak tingkatnya itu.

"M-maaf a-aku gak sengaja"Juan hanya mampu menunduk. Terlampau takut dan malu untuk mengangkat kepalanya.
Rasa takut Juan bertambah 2 kali lipat dari sebelumnya. Karena permintaan maafnya tidak dibalas sama sekali oleh kakak tingkatnya. Bagaimana kalau kakak tingkatnya itu marah, benci atau lebih parahnya lagi akan mencaci makinya. Huh memikirkan itu membuat kepala Juan pening.

"Lo... anak baru kan? yang tadi pagi ikut MOS?"Juan menganggukkan kepalanya pelan, ya hanya mengangguk tidak mengangkat nya sama sekali, ia tidak mempunyai cukup keberanian untuk melihat wajah kakak tingkatnya. "I-iya kak aku baru masuk hari ini" Juan bisa melihat sekilas kalau kakak tingkatnya sedang tersenyum. tidak, bukan sebuah senyuman tampan tapi semacam menyeringai? Oh God tolong bantu Juan sekarang!! Karena ia tahu kalau seringai kakak tingkatnya ini merupakan sirine bahaya untuk dirinya. Karena Juan sudah biasa melihat ayahnya menyeringai seperti itu, dan ya berakhir buruk untuknya. "Bagus ya anak baru, udah nabrak malah-

"JUANN ayo pulang" omongan kakak tingkatnya itu terpotong saat Rendra tiba tiba memanggilnya dengan kencang dari arah belakang. Ah sial, Rendra itu sungguh menyebalkan bisa bisanya dikeadaan seperti ini dia malah menarik tangan Juan. Hah sungguh ini bukan awal yang baik, ia bahkan belum selesai meminta maaf pada kakak tingkatnya tadi. Baik, kita lihat saja besok, apa yang akan dilakukan kakak tingkatnya itu pada Juan.

'jadi namanya Juan?' ia menarik sebelah sudut bibirnya membentuk sebuah seringai. Dia menatap Juan yang mulai menjauh dari lingkungan sekolahnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
































































































Ini masih awal ya guyss
Aku gak bakal kasi konflik berat dulu okeh, jadi stay kalem, tapi harus tetep jaga jaga
Ya siapa tau aja aku berubah pikiran wkwk

Oh iya jangan lupa vote guyss, makin banyak vote makin cepet aku lanjut yaaa
See you next time guysss
Ilysm<3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story Of Juan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang