Siang hari di musim panas Yoongi hanya melihat ke luar jendela memikirkan apa yang baru saja terjadi padanya
Setelah bertemu dengan wanita yang ia sukai, lalu ia juga bertemu dengan ibu dari wanita yang ia sukai, dan nanti malam dia juga akan menemui ayah dari wanita yang ia sukai. Apakah takdir sedang bermain-main dengannya? Apa maksud semua ini? Kenapa takdir membuatnya menginginkan hal lebih? Kenapa takdir membuatnya merasa pantas di saat dia menganggap bahwa dia tidak pantas?
Lamunan Yoongi terhenti setelah pizza pesanannya datang dan diantar langsung oleh pemilik restoran ini
"Woy ngelamunin apa Lo?" Tanya Seokjin
"Gak ada" jawab Yoongi singkat, lebih tepatnya menghindari percakapan selanjutnya
"Wanita tadi, dia istri Son Siwon kan? Pengusaha yang kasusnya pernah Lo tanganin" ucap Seokjin dengan tenang, lalu mengambil kursi untuk duduk di sebelah teman dekatnya ini
"Lo inget?" Tanya Yoongi
"Ingatlah, gua ingat dan tau sama semua perjalanan hidup Lo. Lo yang gak ingat kalau Lo punya gua di hidup Lo" ucap Seokjin sambil melihat keluar jendela
Yoongi hanya terdiam dan melihat ke arah temannya yang satu tahun lebih tua darinya
"Kalau Lo ingat bahwa Lo punya gua di hidup Lo, pasti Lo bakal cerita masalah Lo bukannya gua yang selalu cari tau dan menebak apa yang lagi Lo rasain" ucap Seokjin dengan lembut
Sekali lagi Yoongi hanya diam dan menoleh ke luar jendela. Hanya hening yang ada di antara mereka saat ini
"Lo masih suka sama perempuan itu?" Tanya Seokjin memecah keheningan
"Siapa?" Tanya Yoongi balik
"Son Seungwan, anak Son Siwon" ucap Seokjin
Mendengar nama itu dari mulut temannya membuat Yoongi sedikit terkejut, memang Seokjin adalah satu-satunya orang yang tahu tentang bagaimana Yoongi menjalani hidupnya. Hanya Seokjin yang mengerti tentang apa yang Yoongi rasakan, bahkan di saat Yoongi tidak mengatakan sepatah kata pun.
Namun nama itu, seharusnya hanya Yoongi yang mengetahuinya. Bagaimana mungkin Seokjin mengetahui nama dan bahkan mengetahui perasaan nya pada wanita itu.
"Dari mana Lo tau?" Tanya Yoongi dengan tenang tanpa rasa gugup sekalipun, padahal saat ini temannya itu mengatakan sebuah rahasia yang ingin ia pendam seumur hidupnya
"Dari Lo, waktu Lo mabuk lima tahun yang lalu" jawab Seokjin singkat
Yoongi menghela nafas dan berusaha mengakhiri pembicaraan ini dengan menganggukkan kepalanya
Melihat Yoongi mengangguk, Seokjin hanya bisa terdiam dan kembali melihat ke luar jendela
"Mau sampai kapan?" Tanya Seokjin lagi
Pertanyaan yang tidak mungkin bisa Yoongi jawab, pertanyaan yang ingin ia hindari dari temannya yang satu ini
"Kalau memang Lo suka sama dia kenapa gak Lo kejar? Kenapa Lo diam di tempat? Kenapa Lo gak berusaha sama sekali? Lo bahkan gak pernah jumpa lagi sama dia sejak lima tahun yang lalu" ucap Seokjin dengan nada yang sedikit kesal namun tetap berusaha tenang karena ia tahu temannya ini tidak terlalu menyukai keributan
"Memang pantes? Memang mungkin?" Tanya Yoongi. Dua pertanyaan yang mampu membuat emosi Seokjin meluap
"Lo ganteng, Lo kaya, Lo baik, Lo tulus, dan yang paling penting Lo sayang sama dia. Terus kenapa Lo merasa gak pantes Yoon?" Ucap Seokjin kesal dengan temannya yang satu ini
"Kalau gua ngelakuin hal yang sama gimana?" Tanya Yoongi sambil melihat ke arah Seokjin dengan tatapan khawatir
Kali ini Yoongi lah yang melontarkan pertanyaan yang tidak pernah ingin Seokjin dengar, sebuah pertanyaan yang selalu berhasil membuat Seokjin merasa muak, entah sampai kapan pertanyaan itu akan selalu ada dalam benak Yoongi
KAMU SEDANG MEMBACA
Moya Ten'
Humor"Tidak perlu mencintaiku, aku hanya ingin kau tetap di sini bersamaku agar aku dapat melihatmu"- 'Yoongi'. "Aku benci situasi ini saat aku mencintai orang lain tapi terus merasa bersalah padamu, bisakah kita berhenti?"- 'Seungwan'. Yoongi dan seungw...