perasaan baru

16 7 3
                                    

Vote nya Jangan lupa
.
.
.

Semenjak hari itu, dimana seorang pria asing yang datang ke rumahnya terus mengganggu Gladis, setiap punya kesempatan pasti selalu datang untuk menemui Abah, sifatnya yang humoris nyatanya belum dapat memenangkan hati Abah dan kakak-kakak nya.

Guntur bahkan sangat sulit meminta ijin untuk membawa Gladis keluar, seperti pagi ini, Guntur dengan jaket kulit hitam kebanggaan nya sudah duduk di atas motor nya, menunggu Gladis yang sedang siap-siap di dalam.

Setelah menunggu hampir setengah jam, Gladis akhirnya keluar dengan wajah yang di tekuk, meskipun ekspresi Gladis keruh, tetapi tidak di pungkiri bahwa gadis itu terlihat cantik luar biasa, apalagi make up yang natural membuat Guntur terpesona untuk yang kesekian kalinya.

"Jangan lama-lama pulang nya!"

Suara Abah menyadarkan Guntur dari lamunannya, terlihat Abah yang terus mendorong putri nya agar cepat menghampiri nya, terdengar decakan tidak suka dari bibir berwarna merah muda alami itu.

"Cantik"

Gumam Guntur setelah melihat Gladis dari dekat, kedua pipi Gladis perlahan berubah menjadi tersipu karena mendengar gumaman pria maskulin di hadapan nya,namun buru-buru ia berdehem untuk menyembunyikan rasa gugup.

"Bah,kita pergi dulu ya"

Guntur segera turun dari motornya dan menyalimi Abah yang masih berdiri di sana,begitu juga dengan Gladis yang menyalimi Abah meskipun wajahnya masih di tekuk.

"Jangan cemberut gitu,jelek"

"Tetap cantik kok bah"

Celutuk Guntur dengan senyum lima jarinya, membuat Abah segera mengalihkan atensi nya kepada Guntur tetapi pria tua itu juga mengangguk mengiyakan, putri nya tetap cantik walau bagaimana pun keadaan nya.

Motor melaju dengan kecepatan sedang, sepanjang perjalanan tidak ada yang buka suara, Gladis yang masih kesal karena Guntur memaksa nya agar keluar dan Guntur yang memang tidak ingin membuat Gladis semakin kesal.

Sampai di mana sebuah bangunan menarik perhatian Gladis, bangunan yang di ketahui adalah sebuah rumah.
Rumah yang dulu pernah menjadi impian nya untuk ditinggali berdua bersama mantan kekasihnya tetapi takdir berkata lain, rumah itu bukan diisi olehnya melainkan istri dari mantan kekasih nya.
Wajah kesal Gladis berubah menjadi sendu, Guntur dapat melihat perubahan ekspresi itu dengan jelas lewat kaca spion nya.
Tanpa sadar Gladis meremas erat jaket kulit yang di kenakan Guntur,Gladis sesekali mengedipkan matanya mencoba menahan air yang terbendung di pelupuk mata.

Gladis membuang nafas panjang,ia terkejut saat Guntur menarik tangan nya yang meremas jaket Guntur untuk memeluk pinggang pemuda itu, segera Gladis ingin menarik tangan nya tetapi Guntur menahan nya.

"Lepasin gak!"

Guntur terkekeh, akhirnya ia mendengar suara Gladis setelah sejak tadi diam.

"Gak"

"Lepasin! Nanti jatuh!"

Gladis masih mencoba untuk menarik tangan nya tetapi ia kalah saing dengan kekuatan seorang laki-laki.

"Kalau jatuh ke pelukan ku gak papa,aku ikhlas"

Gladis mendengus kesal, percuma saja ia mencoba menarik tangan nya, Guntur tetap tidak akan melepaskan nya.

"Coba aja kalau bisa"

Gumaman Gladis nyatanya dapat Guntur dengar, perlahan ujung bibirnya tertarik membuat sebuah senyuman.

"Jangan coba-coba ngelak kalau udah jatuh"

Peringatan itu sama sekali Gladis abaikan,ia tahu jika Guntur hanya omong kosong, setiap hari juga begitu, selalu banyak bicara.

Tanpa sadar mereka sudah sampai di tempat tujuan,warteg dengan aneka macam makanan yang menggiurkan, Gladis tidak keberatan saat Guntur menarik nya masuk untuk makan di warteg seperti ini, mengingat pekerjaan Guntur yang gajinya pas-pasan sehingga Gladis tidak ingin menuntut banyak,toh asal kan perut kenyang tidak apa-apa.

Guntur pergi untuk memesan makanan dan kembali kemeja dengan beberapa makanan di tangan nya.

"Maaf ya,makan nya di sini"

Gladis menggelengkan kepalanya seakan mengatakan bahwa ia tidak masalah.

Ayam goreng di tambah sambal nyatanya adalah menu yang paling nikmat di nikmati pagi itu, Gladis bahkan mengabaikan sudah berapa kali ia tambah, melihat Gladis yang makan dengan lahap membuat senyum Guntur mengembang,calon istrinya ini ternyata suka makan banyak.

Guntur terkekeh karena sudut bibir Gladis yang berantakan,namun tampaknya gadis itu mengabaikan penampilan nya saat ini.

Gladis terdiam sesaat saat ia merasakan usapan lembut di ujung bibirnya, tangan besar Guntur yang bersih mengelap ujung bibirnya yang kotor,jantung Gladis terasa berdetak meningkat semakin cepat.
Matanya yang bulat itu semakin bulat karena Shock dengan yang di lakukan Guntur kepada nya.

"Pelan-pelan makan nya"

Senyum lebar itu terlihat mempesona untuk yang pertama kalinya, Gladis mengerjapkan matanya karena tersadar terang-terangan memperhatikan bagaimana cara Guntur makan,pria yang banyak bicara itu cukup sopan saat makan.

Gladis mengelap ujung bibirnya sendiri, perasaan hangat masih tertinggal untuk beberapa saat,ia mencuci tangan nya kemudian meminum es teh yang baru saja datang,menunggu Guntur untuk selesai makan, setelah selesai sarapan, Guntur kembali mengajaknya pergi.

Kali ini Guntur mengajak Gladis berkeliling kota, sesekali menepi untuk membeli jajanan di pinggir jalan, sampai akhirnya Guntur dapat melihat dengan jelas bagaimana Gladis tertawa bahagia untuk yang pertama kalinya,tertawa karena ulah nya,Guntur merasa hatinya menghangat,ingin rasanya Guntur terus melihat senyum menawan itu.

Sampai tujuan akhir mereka adalah taman, sudah tidak ada lagi anak-anak yang bermain karena waktu sudah sangat sore, Gladis ingin melihat matahari terbenam katanya, lalu Guntur boleh membawa nya kembali pulang.

Di bangku taman mereka duduk, menunggu kapan matahari akan terbenam,dalam suasana sunyi itu tidak ada yang buka suara,Guntur membiarkan gadis di sampingnya merenung.

Sampai tiba-tiba Gladis menyender di bahunya,Guntur tidak tahu apa yang sedang Gladis pikirkan,tetapi satu hal yang bisa Guntur prediksi adalah,Gladis mulai membuka hati nya kembali.
Semoga saja Guntur masih ada ruang untuk masuk kedalam hati Gladis.

Guntur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang