mantan

8 3 0
                                    

Vote+coment
Enjoy..

.

Menjelang pagi yang sejuk sepasang kekasih dengan perasaan membuncah kini bercanda gurau di atas kuda besi.

Tak dihiraukan dingin yang menyelimuti badan sekujur tubuh, pakaian tebal tampaknya tak cukup membuat suhu tubuh menjadi hangat sehingga tubuh kian dekat memeluk tubuh besar untuk mencari kehangatan.

"Habis dari butik mampir ke mall dulu ya mas,mau beli sepatu"

Setiap kali belah bibir berwarna pink alami itu memanggil nya dengan sebutan mas jantung Guntur berdetak kencang, panggilan kesayangan yang tiap kali terselip untuk memanggil namanya membuat sesuatu seperti kupu-kupu menggelitik perut nya.

Guntur tersenyum lebar sembari mengangguk,tak pernah terbayang sekalipun dalam benak nya bahwa gadis di belakang nya ini akhirnya memanggil panggilan mesra seperti itu untuk nya.

Seperti yang direncanakan sejak awal, Guntur mengajak Gladis pergi ke kota untuk membeli perlengkapan sebelum acara pernikahan di mulai,tak butuh acara lamaran,abah meminta Guntur segera menikahi Gladis sebagai bukti keseriusan, Guntur menyanggupi.

Undangan juga sudah tersebar di desa dan desa sebelah, acara sebentar lagi akan di laksanakan, tabungan hasil kerja keras Guntur selama ini di serahkan ke Abah dan kakak-kakak Gladis untuk menyewa gedung dan ketring makanan,Abah dan anak-anak nya juga turut membantu dalam masalah keuangan untuk acara anak bungsu nya.

Setelah persiapan hampir matang, Guntur membawa Gladis untuk pergi ke kota pagi-pagi sekali, membeli beberapa perlengkapan pribadi yang akan berguna saat akad nanti.

Perjalanan cukup panjang, jalanan bebatuan krikil tak menjadi kendala bagi motor besar Guntur, buktinya sekarang Guntur berhasil membawa Gladis dengan selamat sampai ke butik.

"Mas kalau naik motor jangan ngebut gitu dong! Sakit nih pinggang Gladis!"

Walaupun berakhir dengan omelan Gladis, Guntur hanya mengangguk mengiyakan sembari mengusap rambut Gladis yang sedikit berantakan karena tadi memakai helm.

Gladis menautkan jari nya ke jari Guntur sebelum masuk ke dalam butik,di sana banyak sekali terlihat gaun pengantin indah yang membuat Gladis semakin cepat melangkah tak sabar mencoba gaun yang sudah di pesan sehari sebelum ke sini.

"Mba Gladis ya?"

Seorang SPG datang dengan senyum ramah di bibir nya, Gladis mengangguk menanggapi.

"Gaun yang kemarin di pesan sudah di siapkan di sana ya mba,mari saya antar"

Guntur hanya mengikuti Gladis dari belakang,ujung bibir nya sedikit terangkat melihat tingkah Gladis yang teramat senang, langkah nya yang cepat membuktikan betapa semangatnya Gladis.

"Tunggu sini dulu ya mas,mau ganti dulu"

"Iya dek"

Samar-samar Guntur dapat melihat pipi Gladis merona karena panggilan nya,lucu sekali.

Guntur duduk di bangku tunggu,ingin merokok tetapi di larang,ingin keluar tapi nanti Gladis marah. Akhirnya Guntur hanya diam menunggu, mata nya sesekali melihat beberapa pakaian siap jahit di patung.

Sampai suara pintu ruang ganti dan gorden yang menutupi pintu terbuka lebar,Gladis yang memang rambutnya di gerai sekarang mengenakan gaun pengantin bak negri dongeng, warna putih bersih dengan manik-manik menyelimuti gaun sehingga terlihat berkilau benar-benar perpaduan yang pas.

"Cantik gak mas?"

Guntur bahkan tak bisa lagi mengakui itu cantik, Gladis dengan gaun nya lebih dari kata indah, Guntur benar-benar terparah. Bibir nya sedikit terbuka dengan mata yang terus melihat Gladis dengan lekat sampai membuat Gladis salah tingkah di buat nya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Guntur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang