Aurelly {27}

781 47 7
                                    

Seminggu sudah berlalu, kondisi Nuella telah pulih dari trauma nya sehingga dia diperbolehkan pulang hari ini.

Kini bersama Adrich yang menjemput nya, Nuella pulang dengan gembira, senyuman selalu tampil indah diwajahnya membuat sang paman bingung dengan sikap nya hari ini.

"Ada apa hari ini hingga Ima begitu senang?"Kata Adrich menggoda.

Nuella tersenyum semakin lebar lalu terkekeh mendengar godaan Adrich."uncle g boleh tau ini itu Ra ha sia."Nuella kembali terkekeh melihat raut memelas Adrich.

"Yaudah deh."pasrah Adrich lalu melajukan mobilnya menuju kediaman Alexander.

Selama perjalanan hanya di isi keheningan.Nuella dan Adrich sama sama terdiam dengan pikiran masing-masing.

Sesampainya di kediaman Alexander. mereka disambut gembira oleh seluruh keluarga.

'cih menjijikkan.'batin seseorang.

Adrich menoleh.menghela nafas kemudian menyeringai tipis.

Setelah penyambutan tadi, Nuella beristirahat di kamarnya.

Matanya terpejam sebentar lalu kembali terbuka memperlihatkan Netra biru kemerahan.

"Acting yg bagus baj*ng*n."senyum sinis muncul dibelah bibir nya,otak pintar nya begitu banyak rencana.

"Bersiaplah Kalian."
"Ya ini menjijikkan.'

Kemudian jatuh terlelap.

_______

Mansion indah dengan taman dipenuhi bunga Lily.
Tapi bagian dalam mansion ini tidak terlihat indah,bukan! Bukan arsitek nya yg salah namun suasana nya yg mencekam menambah kesan seram dari arsitektur yg ada.

Tapi ada aura kesedihan yg terpancar dari pemuda berpakaian kasual.

"Kenapa?"

"Apa anda peduli?"
"Tentu tidak bukan?"

Pandu yg diberikan pertanyaan hanya menatap datar pemuda yg menjadi keponakan nya tersebut.

Senyum sinis timbul dibibir pemuda itu, Kebenaran yg terungkap ternyata tidak mengembalikan rasa kemanusiaan pria yg menjabat jadi Pamannya itu.

Manik tajam itu beralih ke satu satunya gadis diruangan ini.

Muak.

Itu yang William rasakan.

Drama keluarga Cemara ini belum usai, bahkan baru saja dimulai.
Tapi adik sepupu nya tersayang ini sudah menangis tersedu sedu.

Bayangkan jika Jelita melihat ayah yg iya bangga banggakan tersayat oleh pisau kesayangan nya, ditambah darah yg mengalir deras serta usus yg terjuntai, otak hancur berkeping keping dan mulut berlumuran darah,pasti sangat seru hahaha.tawa William membatin.

Tapi wajahnya hanya menampilkan tanpa ekspresi."Sudahlah biarin aja. Dia mati juga ada untungnya."Ucap Juan enteng seraya bermain game.

Tangan William terkepal kuat.'bisa bisanya dia berucap begitu dengan santai nya.'geram William.

Jelita pun menatap tak percaya Juan tapi hatinya membenarkan."Benar, setidaknya dia g merepotkan."imbuh Jevan.

Yg lain hanya bisa terdiam dengan kesibukan masing-masing kecuali William yg menahan amarah dan Rakha yg menatap semua datar, tidak tertarik.

Thea menghela nafas frustasi, dikeluarga ini hanya dia dan William yg normal dan menyayangi Aurelly setulus hati.

'ya tuhan kenapa kau kirim kan hamba keluarga yg seperti ini'batin Thea meringis frustasi.

Nuella or AurellyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang