🌻 11. 🌻

562 70 8
                                    

Saat ini Blaze sedang menemani Ice di rumah sakit, kemana orang tuanya? Mereka pergi bekerja. Lalu  Thorn? Dia pamit pulang, karena bagaimanapun juga Thorn punya keluarga yang masih harus ia sayangi atau lebih tepatnya layani? Entahlah, yang penting kalian gk boleh tau. Ouhh apa ada yang bertanya dimana Frostfire? Dia sedang berada di luar negeri untuk mengurus salah satu cabang perusahaan nya.

Sama seperti Taufan, Frostfire juga memiliki sebuah perusahaan hampir terkenal di negara Asia. Tapi yahh tetap saja perusahaan Taufan tidak akan terkalahkan. Kenapa bisa gitu? Ya bisa lah orang disini yang ngatur takdir itu uthor kok.🗿

Udahlah, Mari kita alihkan pembicaraan gk jelas ini menuju kedua adik kakak itu. Blaze yang saat itu tengah memainkan ponselnya melihat ke arah Ice yang kini tengah memandangi jendela rumah sakit. "Mau keluar?" Tanya Blaze peka dengan keadaan menjadikan uthor sangat pengen menngarungi, menculik, dan membawa pulang lalu melamar nya.

Ice dengan wajah berbinar menoleh ke arah Blaze lalu mengangguk-angguk kan kepalanya semangat. Melihat respon dari ice membuat Blaze terkekeh, sejak kapan adiknya ini bisa menjadi seimut ini. Tunggu dulu, adiknya? Apakah ia sudah mengakui nya? Entahlah, hanya Blaze yang tau akan hal itu.

"Tunggu sebentar, biar abang carikan kursi roda dulu" Ice hanya mengangguk untuk menjawab pernyataan dari Blaze. Setelah Blaze keluar, mimik wajah Ice berubah 180° menjadi datar. Tentu saja tidak mudah bagi dirinya untuk memaafkan Blaze, dia harus bertekuk lutut di depan Ice untuk bisa memaafkan seluruh kesalahannya pada Ice di masa lalu. Sedikit main-main tidak apa bukan? Ice sedang ingin melakukannya.

<>

Sesuai dengan janjinya tadi, Blaze membawa Ice keluar menuju taman rumah sakit untuk menghirup udara segar. Ice kini tengah duduk di kursi roda sambil menikmati semilir angin dan memperhatikan dua orang adik kakak sedang bermain kejar mengejar. Sementara Blaze sendiri yang melihat Ice memperhatikan kedua anak itu kini kalut dalam pikirannya.

Apakah ini adalah saatnya? Jika tidak sekarang ia takut akan melukai Ice lebih dalam lagi. Jika sekarang ia masih belum bisa menerima jika Ice tidak akan membalas nya. Tetapi bukankah yang membuat masalah dirinya? Jadi ia harus menerima semua konsekuensi nya bukan? Ya! Sekarang atau tidak sama sekali!

"Maaf.." gumaman lirih itu mampu mengalihkan perhatian Ice menuju ke arah Blaze.

"Untuk?" Ice bertanya kembali kepada Blaze yang kini sedang menunduk di depan kursi rodanya.

"Untuk semuanya... untuk perlakuan abang yang kasar sama kamu.. untuk kasih sayang yang tidak abang berikan.. untuk cacian dna makian yang abang lontarkan.. abang minta maaf Ice, iya abang khilaf... hanya demi orang asing abang tega mengacuhkan adik abang sendiri... bahkan abang juga menghina kamu... " Blaze semakin menunduk untuk menyembunyikan matanya yang memerah, bisa ditebak setelah ini air matanya pasti bocor.

"abang minta maaf Ice hiks kamu boleh pukul abang hiks tampar abang seperti abang tampar kamu tadi hiks.. abang mohon maafkan abang Ice hiks kamu boleh minta apapun hiks asalkan maafkan abangmu yang brengs*k ini hiks.. abang tau Ice.. abang tau abang gak pantes buat dimaafin hiks abang gak bisa ngejaga adik abang sendiri hiks abang gagal Ice hiks abang gagal buat jadi abang terbaik buat kamu hiks abang--"

Hugg~

"Abang enggak gagal, abang sudah menjadi yang terbaik buat Ice... Ice sudah lama memaafkan nya abang... setiap orang pasti punya kesalahan dan setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua... jadi jangan sia-siakan kesempatan ini ya bang!" Tangisan Blaze langsung pecah, ia balas memeluk erat tubuh Ice seakan-akan jika ia lepas Ice akan pergi jauh meninggalkannya. 

Mereka berpelukan bak teletubis selama beberapa menit, hingga Blaze mulai tenang dan melepas pelukan itu dengan lembut.

Eh wait-wait uthor bingung mau ngelanjutin-

Pippp

Sedangkan tanpa mereka sadari, ada seorang lelaki berbadan tegap yang mendengarkan seluruh perbincangan mereka. Manik mata Heterochromia nya juga ikut memanas mendengarkan permintaan maaf Blaze. Ia mendongak kan kepalanya untuk menahan tangisan yang akan segera keluar. Aku keduluan ya? Itu adalah isi batinnya sebelum ia melangkahkan kakinya pergi agar tidak mengganggu waktu sepasang adik kakak yang sejak tadi ia perhatikan.










TBC
Hai:>

Uthor yang sudah menghilang selama berapa hari yah? Maafkan lah uthor kalian yang khilaf iniii😭

Janji double up deh yahh:>

Seperti biasa jangan lupa tinggalkan jejak(vote), tanggapan(komen), dan rekomendasikan buku ini(tambahkan ke perpustakaan pribadi maupun daftar bacaan)!

Tandai typo✅✅

See you>>

Update: Kamis, 16 Juni 2022
Next update: Kamis, 16 Juni 2022

Renjana Jumantara - BF³Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang