💊 10. 💊

624 86 22
                                    

"Hah? Jal*ng? Kau bilang jalang? Coba kau pikir, Siapa yang mencari gara-gara duluan? Siapa yang melukai ku duluan? Siapa yang bertingkah layaknya jal*ng duluan? Siapa?! HAH?! dan kau bensin! Kau tidak tau apa-apa tentang ku! Jadi kumohon, stop! Stop untuk ikut campur dalam urusan ku dengan dia! Aku sungguh benar-benar menyesal telah berharap akan kasih sayang kalian! AKU BENCI KALIAN!!"

Deg

Mendengar perkataan benci keluar dari mulut Ice, Blaze bungkam  dengan manik matanya yang memanas. Ia menunduk menyembunyikan hampir seluruh wajahnya, para antek' Blaze juga kaget tak berbeda dengan seluruh kantin. Air mata sudah mengalir deras sejak Ice berkata tadi, ingatan-ingatan milik Ice mulai bermunculan membuat emosinya tidak terkendali.

Bagaimana pun juga ia hanya manusia, manusia yang memiliki hati. Manusia yang memiliki batas kesabaran, manusia yang butuh akan kasih sayang, dan manusia yang tidak bisa selalu mengandalkan topeng miliknya. Ia tidak memerlukan harta yang berlimpah, yang ia butuhkan hanya kasih sayang keluarganya. Tapi ini apa? Ia tak mendapatkan nya, yang ia dapatkan justru bentakan, cacian, makian, bahkan siksaan terhadap mental maupun fisiknya.

Ice sadar akan kehidupannya dulu, begitu sempurna ia bersyukur kepada tuhan. Ia tidak menyesal telah menempati raga Ice, bahkan ia merasa dipercayai oleh tuhan untuk menyelesaikan masalah Ice. Ia tau bahwa Blaze melakukannya karena emosi nya yang selalu tak bisa di kendalikan. Ia tidak marah dan kecewa atas tindakan Blaze karena dulu Ice memang melakukan hal yang salah.

Tetapi sekarang, ia kecewa pada Blaze yang dengan jelas melihat bahwa ia tidak salah tapi ia malah mendapatkan tamparan. "Puas kau hah? Puas kau merampas seluruh hak milik Ice? Hiks puas kau hah?!" Beberapa orang mengeryit mendengar penuturan Ice, namun segera menepisnya sementara.

Tania hanya diam dengan kepala menunduk, badannya bergetar 'maaf maaf maaf...'  berulang kali mengatakan nya dalam hati meski tau Ice tidak akan bisa mendengarnya.  "AKU BERBICARA PADAMU TANIA! Apa kau puas hah?! Kau lihat hiks? Kakak ku, kakak kandungku hiks lebih memilih membela mu! Hiks yang hanya seorang wanita asing! Sedangkan aku? Hahhaha hiks aku hanya aib hahaahah hiks mereka bahkan tidak peduli dengan luka yang ku dapatkan hiks hahahahahhah DASAR ICE BODOH!! AHHAHAHAHAHAHHAHAHHAAHAHAH..."

Seisi kantin dibuat terkejut dengan tawa Ice yang tidak lekas berhenti, bahkan air mata nya masih mengalir deras. Blaze panik melihat keadaan Ice, ia kalang kabut namun tidak tau harus melakukan apa. Thorn yang baru saja memasuki kantin juga  terkejut melihat Ice yang tertawa keras dengan air mata mengalir deras, sebelah tangan memerah, dan juga satu tangan lainnya yang meremas rambutnya kuat.

Ia berlari menuju Ice, "ICE! ICE SADARLAH!" Mengguncang-guncangkan pundak Ice. Namun Ice malah menepis lengan Thorn dan tertawa dengan lebih keras. Thorn yang sudah dalam keadaan terdesak akhirnya memukul tengkuk Ice, sehingga Ice mulai kehilangan kesadarannya.

Grepp

Thorn yang melihat Ice mulai kehilangan keseimbangan, mulai menangkap nya. Ia melingkarkan sebelah lengan Ice pada lehernya dengan satu tangan dikaitkan di pinggang Ice dan satu nya lagi di gunakan untuk menahan lengan Ice yang berada di sekitar lehernya. "HEI BODOH, BANTU SAYA JANGAN MALAH JADI ORANG TOL*L"

Degg

Sungguh perkataan Thorn sangat menohok, hingga Blaze yang terkenal emosian kini memilih bungkam dan menuruti perintah Thorn. Thorn dan Blaze membawa tubuh Ice yang tak sadarkan diri menuju rumah sakit terdekat dengan menggunakan mobil milik ... tunggu dulu, mereka semua kan pake motor-,

•-•

Cklek

"Bagaimana keadaan anak/putra/adik/sahabat saya dok?"

Mereka semua saling berpandangan, lalu mengalihkannya pada si dokter yang baru saja keluar dari ruangan. Si dokter dengan perlahan membuka maskernya, menghela nafas berat lalu menatap mereka secara bergantian. "Loh kak uthor? OwO"

"Ancriee Thornnn, lagi serius inieh weh😭"

Pipppppp

"Ananda Ice baik-baik saja, hanya saja ananda mengalami gangguan mental karena stress memikirkan masalah yang berat. Jadi saya mohon untuk kalian agar menjaga ananda Ice dengan baik, dan jangan biarkan ananda berpikir terlalu berat. Jenis gangguan mental yang ananda Ice idap adalah Pseudobulbar affect (PBA)  gangguan pada sistem saraf yang membuat seseorang tiba-tiba tertawa atau menangis tanpa sebab yang jelas dan tidak sesuai dengan emosi yang sedang dialami.

Untuk beberapa hari kedepan ananda Ice akan menetap di rumah sakit dan mendapatkan pelayanan secara khusus. Saya juga sudah meresepkan obat untuk ananda, nanti kalian ambil obatnya di apotek. Karena urusan nya sudah selesai saya permisi dulu." Mereka semua masih mematung mendengar penuturan dokter tentang penyakit yang Ice alami.

Mereka sungguh tidak menyangka akan menjadi seperti ini, apakah mereka pantas disebut keluarga untuk Ice? Apakah Thorn masih pantas menjadi sahabat Ice?. Blaze yang pertama kali tersadar, ia berlari memasuki ruangan Ice tanpa peduli pada  mereka yang masih mematung. Sampai di dalam, pemandangan yang ia lihat pertama kali adalah Ice yang hendak mengambil minum di laci di sebelahnya.

Blaze mengambil gelas air tersebut dan memberikannya pada Ice, sementara Ice tersentak. Ice mengalihkan pandangannya pada Blaze yang kini sedang tersenyum, "Kenapa lo? Senyum-senyum sendiri, kek orgil tau gak.. mana gak ada ganteng-gantengnya lagi hmpp" . Bukannya merasa tertohok, Blaze malah merasa gemas dengan tingkah laku Ice.

Bagaimana tidak? Pipi yang gembul, alis yang bertautan, dan bibir yang melengkung kebawah. Beuhh damagenya gak ngotak, karena iman Blaze yang memang tipis. Dengan gemas Blaze menggigit pipi Ice sehingga menyebabkan tanda merah-merah ke unguan di sana. "HEHHH BOCAH BIADAP LEPASIN PIPI GUE HUAAAAAAAAA MAMIH PAPIH HUWEEEEE"

"E-ehh udah yahh cup cup cup kak Blaze gak sengajaa" gelagapan sendiri, akhirnya Blaze memutuskan untuk memeluk Ice. Ice  terdiam beberapa saat sebelum kembali memberontak, "AHHH LEPASIN DONGOOO".

"Ice, kata-katamu ambigu-"

Brakkk

Belum selesai Blaze melanjutkan perkataannya, pintu sudah di dobrak dengan keras oleh Thorn bahkan di belakangnya ada Alif juga Kirana dengan wajah galak mereka. "Heii! Kamu apakan sahabatku?!" Thorn berlari memeluk Ice dan menatap Blaze bengis meski kata Blaze malah imut, seolah tengah melindungi Ice. Tentu saja Ice  memanfaatkan hal itu, "hueee Thornie~ masa dia tadi gigit pipi Ice! Liat nih sekarang jadi merah deh huweeee~"

Dengan lebay nya, Ice menduselkan wajahnya pada perut Thorn dan merengek bak anak kecil kehilangan permen nya. Thorn mengelus rambut Ice dengan lembut, "cup cup cup cup nanti Thorn bogem dia oke? Udah Ice jangan nangis". Thorn menatap Blaze tajam, sehingga ia meringsut mundur lalu bersembunyi di belakang tubuh kedua orang tuanya. Alif dan Kirana tertawa melihat Blaze yang dikenal pemberani sekarang sudah seperti kucing ketakutan, hati mereka semua menghangat apa ini yang disebut sebagai kasih sayang keluarga?










TBC
Urmmm hai?:D

Tanpa basa-basi karena sudah basi, jangan lupa vote, komen, dan tambahkan book ini ke perpustakaan kalian jika sukaa👌

Tandai typo ngab✅✅

See you>>

Update: Minggu, 12 juni 2022
Next update: ?

Renjana Jumantara - BF³Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang