> 23 <

331 37 35
                                    

Awalnya Ice pikir akan seru dan menyenangkan, namun mengapa harus mereka yang datang? Kenapa harus sekelompok? Kenapa mengapa bagaimana why?? Ice kudu ottoke?¿

Sudah cukup, sepertinya ia terlalu alay, lagipula itu hanya Halilintar dan Gempa. Tidak mengapa lah ya, emangnya apa yang bakal terjadi? Pokoknya act like normal person saja. Sejenak ia menghela nafas untuk menormalkan degub jantungnya, ia mengalihkan atensinya kepada wajah baru yang ia temui.

Ia menggeser posisi duduknya pada seorang pemuda disebelahnya, pemuda itu merasa sedikit tidak nyaman. Namun bagaimana lagi? Ia harus bersikap sopan di rumah orang lain. "Hei, namaku Ice, kalau kamu? Namamu siapa?", pemuda itu tersenyum canggung sementara Ice  terlihat begitu antusias menunggu jawaban.

Pemuda itu menetralkan nafasnya sejenak, "namaku Glacier, kamu bisa memanggilku senyamanmu" ucapnya dengan senyuman ramah yang lebih tenang dari sebelumnya. Senyuman Ice merekah karena temannya yang waras bertambah, "Salam kenal Glacy!!" Jawabnya dengan antusias sementara Glacier membalasnya dengan senyuman.

Glacier dan Ice mulai mengobrol ria, bahkan melupakan abang dan teman-temannya yang memilih untuk menyimak. Berbagai ekspresi yang mereka tampilkan, contohnya Blaze yang muram, Thorn yang alhamdulillah masih menatap polos, Solar yang menatap menilai kepada Halilintar, Halilintar yang menatap datar pada Solar, dan Gempa yang sweetdroop dengan kelakuan teman kelompoknya.

Hingga Kirana dan bi Inah datang sambil membawa nampan berisi camilan dan minuman untuk mereka, "wahh, temannya kakak sama adek ya? Rame banget, yang nyaman ya disini" ucapnya sambil tersenyum manis dan dibalas anggukan oleh beberapa dari mereka.

Ingat ada tamu, jadi harus menjadi sosok ibu yang ramah dan baik hati. Tentu saja untuk mengantisipasi kekacauan, ia tidak akan menyuruh mereka menganggap rumah ini seperti rumah sendiri, takut ngelunjak kayak temannya si Blaze yang dulu berkunjung hampir setiap hari. Rumah ini ya rumahnya, rumah mereka ya rumah mereka, pokoknya ini rumah miliknya yang akan selalu ia jaga sampai kapanpun. Oke baiklah, sepertinya ia agak sedikit terlalu pelit haha-.

Ting tong

Suara bel rumah berbunyi bertepatan dengan Kirana yang sudah menaiki tangga untuk pergi menemui suaminya di kamar. Dengan membawa nampan kosong, bi Inah membukakan pintu dan mempersilahkan tamu  tuan mudanya untuk masuk. Uthor gatau kalian sadar atau tidak tetapi, kemarin ketukan pintu kan? Kenapa sekarang bel coba--.. emang uthor plin plan.

Blaze mengalihkan pandangannya pada teman kelompoknya yang baru saja datang, "ohh kalian?? Sudah lama tidak ketemu, bagaimana kabar kalian?" Ucapnya ramah begitu dua orang tamu duduk di salah satu sofa yang kosong. Salah satu dari mereka menjawab, "kami baik-baik saja seperti yang kamu lihat".

Ice seperti mengenal suara ini, ia menoleh kepada dua pemuda tersebut. Membulatkan manik matanya cukup lebar, "Supra? Gentar? Wah! Kalian juga sekelompok dengan kami?" Supra mengangguk agak canggung.

"I-Iya..." Supra menjawab dengan nada canggung pula.

Melihatnya Ice terkekeh, "santai aja, kamu kayak lagi ngomong sama pak Tarung tau". Pak Tarung adalah guru bk bercap galak yang ada di sekolah mereka, meski waktu istirahat ia terlihat sangat santai dan ramah. Jangan tertipu, wajah galaknya itu berdamage, susah dilupain.

Supra tersenyum tipis, mugkin benar ia terlalu kaku. Mau bagaimana lagi? Sudah beberapa minggu ia tidak memunculkan diri dari temannya maupun adik temannya. Kalau saja ia dan kembarannya tak ikut campur dalam masalahnya, pasti hubungan mereka masih normal, eh tapi emang hubungan mereka sebagai apa?

Sambil menunggu kepastian yang pasti tidak akan pasti, mereka mulai berbincang-bincang ringan membahas tugas sekolah dan tugas kelompok yang sekarang sedang on the way, terkadang mereka akan sedikit membuat candaan. Biar gak terlalu tegang, bukan anunya tapi pembicaraan kita, begitulah kata Ice dengan nada santai yang malah terdengar ambigu.

Renjana Jumantara - BF³Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang