Cerita ini hanya FIKSI karya saya sendiri jadi mohon jangan di jiplak, maaf jika ada typo atau hal lainnya yang kurang menyenangkan.
Selemat Membaca🤗
"DASAR TIDAK TAU DIRI! AKU TAK AKAN PERNA MELEPASKAN PANGERAN CARLOS UNTUK GADIS JALANG SEPERTIMU! PERGI KAU DARI SINI!" Tangan yang tadinya di genggam oleh Arabella sekarang malah disentak oleh Felisia, tentu saja bersama dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Tunggu, bukan itu yang ingin di katakan oleh Evelyn. Dia tidak berniat berbicara seperti itu, tapi ... sebenarnya apa yang terjadi saat ini.
"ADA APA INI?"
Kedua gadis itu langsung menatap ke arah pintu, di sana ada 3 lelaki yang berjalan mendekati mereka. Ketiganya adalah Pangeran Carlos, Pangeran Daniel dan lelaki yang semalam beradu argumen dengan Felisia.
"Apa yang kau lakukan pada Arabella?" tanya Daniel menatap tajam ke Evelyn.
Sialan! Felisia sialan! Lo yang buat masalah gue yang nanggung anjir!
"Tak terjadi apa-apa Daniel, aku ke sini hanya melihat keadaan Putri Felisia," Evelyn menatap ke Arabella yang sekarang sudah berada di samping Carlos.
Arabella, lo emang terbaiklah. Bisa-bisanya lo nutupin perbuatan Felisia sialan!
"Ah benar yang di katakan oleh Arabella. Dia hanya me--"
"Kau pikir aku tak mendengar kata-kata kasarmu ke pada Arabella? Hanya karna Arabella menutupi apa yang terjadi, kau malah mengambil kesempatan. Bukannya mengaku atau minta maaf. Benar-benar sifatmu sangat buruk Felisa! Ini alasan mengapa aku tak perna bisa mencintaimu!" jelas Carlos, membuatnya hanya terdiam.
"Kau membuatku malu sebagai Kakakmu Felisia."
Perhatian Evelyn langsung ke arah lelaki itu. Oh ternyata dia Skarlan, Kakak Felisia.
"B-bukan--"
"Sudahlah, kami tak ingin mendengar ucapanmu lagi."
Mereka langsung pergi dari kamar Evelyn, dan meninggalkan Evelyn yang hanya bisa menghela nafas.
"FELISIA SIALAN!"
"Ah beraninya gadis yang menggunakan ragaku malah mengumpatiku,"
Evelyn langsung menatap ke depan, matanya langsung melotot saat melihat seorang gadis, hanya melihat wajahnya saja Evelyn tau bahwa itu adalah Felisia.
"K-kau ... hantu Felisia?" tanya Evelyn terbata dan mulai mengambil selimutnya.
Felisia hanya memutar bola matanya malas dan perlahan berjalan mendekati Evelyn, tentu saja Evelyn malah semakin menjauh.
"Hei, tenanglah. Aku tak akan mencelakaimu, dan aku bukan hantu!" ucap Felisia melihat Evelyn yang terus saja menjauh.
"A-apa y-yan--"
"Kemana keberanianmu tadi yang mengumpatiku. Ck, ck, ck, dasar gadis bodoh," potong Felisia pada ucapan Evelyn. "Dengarkan aku baik-baik, karna aku tak memiliki banyak waktu. Ingat ... kau harus ... MERAWAT TUBUHKU ITU DENGAN BAIK! TERUTAMA RAMBUTKU! BAGAIMANA BISA SEORANG GADIS HANYA KERAMAS DUA HARI SEKALI!"
Evelyn langsung menutup telinganya karna mendengar teriakan itu. Rasanya, suara Felisia benar-benar sangat berisik untuk di dengar gendang telinganya ah mungkin orang lain juga.
"Gak usah teriak woi! Dan ya aku hanya malas saja untuk keramas setiap mandi. Untung-untung aku mau mandi sehari sekali,"
"Menjijikan."
Jleb! Satu kata itu berhasil membuat hati kecil Evelyn merasakan sakit. Tega sekali Felisia mengucapkan kalimat itu dengan santai. Tapi ada hal yang membuatnya bingung.
"Felisi--"
"Putri! Panggil aku Putri Felisia!" potong Felisia cepat dan menekan setiap katanya.
Menyebalkan.
"Putri Felisia, sebenarnya apa yang terjadi? Dan mengapa kau langsung pergi saat membuat masalah dengan Arabella?! GARA-GARA KAU AKU YANG KENA BODOH!" teriak kesal Evelyn yang sedari tadi di tahannya.
Felisia hanya tersenyum, dan hal itu membuat Evelyn malah semakin jengkel dengannya.
"Evelyn, kurasa kau tau bukan kalau aku adalah seorang gadis yang di kenal jahat, dan ku rasa kau juga tau bahwa aku meninggal karna di hukum mati--"
"Itu terjadi karna kau mencelakai Arabella," Felisia menatap kesal ke arah Evelyn karna ucapannya di potong. "Hahaha lihat wajahmu sangatlah lucu," ejek Evelyn.
"Ck, kau benar. Tapi, saat aku masuk ke dalam sel kerajaan. Ada gadis kecil yang setiap hari datang menemuiku dan berkata aku tidaklah jahat." Felisia tersenyum mengingat momennya dengan gadis kecil itu.
"Gadis kecil itu terus saja datang menyelinap hanya untuk berbicara denganku dan membawakan makanan enak. Tapi ada suatu kejadian yang membuatnya kehilangan nyawanya ... lebih tepatnya sebelum 2 hari hukuman matiku, gadis itu datang seperti biasanya dan di saat itu Skarlan melihatnya."
Felisia terdiam untuk sesaat, dadanya sesak. Air matanya jatuh secara perlahan, Evelyn yang melihatnya hanya diam. Dan tentu saja air mata juga jatuh dari raga Felisia.
"Skarlan ... lelaki sialan itu ... dia membunuh gadis kecil itu tepat di depan mataku."
Air mata itu semakin banyak keluar dari Felisia, begitu pula dengan Evelyn. Evelyn sadar air mata ini bukan dari dirinya, melainkan dari Felisia yang menangis. Dapat di lihatnya oleh Evelyn wajah penuh luka dan rasa sakit itu.
"Karna itu, sehari sebelum aku di hukum mati aku menggunakan sihir untuk memutar waktu. Tapi, tentu saja sihir itu bukan sihir biasa. Harga dari sihir itu adalah jiwa ku. Dan alasan kau berada di dunia ini adalah karna aku yang memilih jiwamu untuk masuk ke dalam ragaku. Oleh karna itu, Evelyn ... ku mohon selamatkan gadis kecil itu dan jika perlu, habisih nyawa Skarlan."
Evelyn terdiam untuk sesaat dan mengangguk. Dia akan menyelamatkan nyawa gadis kecil itu, tapi jika membunuh Skarlan? Entahlah Evelyn bukanlah seorang psycopat.
"Tapi, jika jiwamu adalah bayaran untuk sihir itu. Bagaimana bisa kau masih berada di sini dan juga memasuki ragamu tadi?" tanya Evelyn bingung.
"Oh itu, setiap jiwa diberikan waktu satu bulan untuk berkeliaran. Dan masalah aku masuk ke ragaku? Aku memang masih bisa masuk tapi hanya bisa bertahan 30 menit dan hanya bisa masuk ke dalam ragaku sehari sekali saja,"
Gentayangan ceritanya ni orang.
"Jadi sampai jumpa. Oh iya nama gadis kecil itu Azkia ya."
Dalam sekejap Felisia langsung menghilang. Evelyn hanya mengerjapkan matanya dan tercengah.
"Wow keknya seru jadi hantu gentayangan."
Evelyn terdiam, dia memikirkan sesuatu. Jika di dalam novel tidak ada kejadian yang di ceritakan oleh Felisia tadi. Setaunya di dalam novel setelah Felisia masuk ke dalam sel dan menunggu hukuman matinya, kisah yang di perlihatkan hanya tentang ke bahagiaan Arabella dan Carlos tak ada kisah Felisia ynag berada di sel. Kalau di pikir-pikir wajar saja, karna mereka berdua adalah pemeran utama di novel The happyland itu.
"Keknya apa yang di tunjukin oleh novel gak semuanya deh. Dan juga apa benar Felisia antagosnis? Terus ini gue harus cari Azkia kemana woi?! Masa gue harus masuk ke sel dulu kek di ceritanya sih! Meninggoy dong gue, setelah beberapa hari ketemu Azkia!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND LIFE
Fantasy-Follow jangan lupa guys Evelyn yang meninggal karna bunuh diri, malah hidup kembali sebagai tokoh antagonis bernama Felisia di sebuah novel yang berjudul "The Happyland." Novel yang di bacanya satu tahun lalu. Dikisahkan Felisia, putri dari keraja...