Cerita ini hanya FIKSI karya saya sendiri jadi mohon jangan di jiplak, maaf jika ada typo atau hal lainnya yang kurang menyenangkan.
Selemat Membaca🤗
Raga Felisia terbaring di atas tempat tidurnya, sudah sekitar 3 hari berlalu. Tapi gadis itu terus saja memejamkan matanya dan selama 3 hari itu juga tak sedetikpun mata itu terbuka.
Selama 3 hari, Carlos terus saja bolak balik ke kamar Felisia dan ruang kerjanya. Seperti sekarang, Carlos sedang menatap Felisia yang terbaring layaknya seperti orang tak bernyawa.
3 hari, selama 3 hari itu, Carlos terus saja berusaha untuk menghilangkan mantra sihir yang menyelimuti Felisia. Entah itu dengn penyihir-penyihir di istana atau penyihir luar istana, bahkan Carlos juga sudah mencoba dengan sihirnya. Namun tetap saja percuma, sihir itu sama sekali tak bisa di hilangkan. Dan yang sekarang bisa dia lakukan hanya menunggu Daniel untuk sampai ke sini.
Hari ini, adalah hari di mana Daniel akan sampai ke kerajaan bagian timur. Entah bagaimana caranya, tapi Daniel datang dengan sangat cepat, mungkin saja dia menggunakan sihirnya.Sudah setengah jam Carlos berada di kamar Felisia, di tatapnya wajah putih nan ayu milik Felisia itu. Melihat wajah Felisia saat ini, membuat Carlos seakan tak percaya bahwa Putri yang di kenal sangat kejam itu adalah Felisia.
Andai saja kau tidak kejam, mungkin aku bisa membalas perasaanmu.
"Apa yang terjadi kepada Felisia?"
Daniel datang, perhatian Carlos langsung teralihkan kepada Daniel.
"Daniel, sihirmu lebih kuat dari sihirku. Putri Felisia, sudah 3 hari memejamkan matanya. Aku harap kau bisa membangunkannya, kau tau bukan ... jika kabar ini sampai terdengar oleh kerajaan Flover maka itu tak akan baik."
Sekedar info saja, sihir milik Daniel memang lebih kuat dari pada Carlos. Tak ada yang tahu mengapa sihir kuat milik Raja Bigris--Kakek leluhur itu berada di tubuh Daniel bukannya tubuh Carlos.
"Baiklah aku akan mencoba," Daniel berjalan mendekati Felisia. "Merepotkan."
Diperiksanya Felisia, Daniel memejamkan matanya. Untuk sekarang Daniel akan masuk ke dalam pikiran Felisia atau lebih tepatnya Evelyn.
Mata Daniel melirik ke semua arah, dia sama sekali tidak tau tempat apa ini. Semuanya berbeda dari dunianya. Orang-orang disini memakai pakaian yang sangat aneh dan juga sangat tidak sopan menurut Daniel.
"Kamu menghindariku sayang?"
Daniel menoleh ke belang saat mendengar suara seorang lelaki. Disana di depannya beberapa langkah ada seorang pria berumur dan juga seorang gadis muda yang terlihat marah. Daniel berjalan mendekati ke dua orang itu.
"Menjijikan." itu adalah yang terucap dari bibir gadis itu.
"Ah ayolah, jangan bersikap seperti ini. Bukankah kita sudah melalui malam yang indah bersama."
Dapat Daniel lihat exspresi marah milik gadis itu. Bukan hanya itu, bahkan Daniel juga melihat tatapan membunuh gadis itu.
"Saya pastikan anda tidak akan bertemu dengan saya lagi!" tekan gadis itu lalu berjalan pergi.
Daniel membuka matanya, dia menatap raga Felisia yang tertidur itu. Di tatapnya dengan lekat sambil memikirkan apa yang di lihatnya tadi, sementara itu Carlos yang melihat Daniel langsung menyentuh pundak Daniel.
Daniel yang bahunya di sentu, sedikit terkejut lalu dia menatap Carlos. "Aku izin keluar dulu," ucap Daniel dan berjalan keluar.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Dan apa yang dilihat Daniel?"
...
Evelyn menghela nafas untuk ke sekian kalinya. Dia di buat lelah dengan gadis cantik di depannya, gadis cantik itu terus saja mengoceh tak henti. Ditatapnya bunga-bunga yang indah di sekelilingnya, banyak bunga indah bermekaran ditaman ini.Saat ini Evelyn sedang duduk bersama dengan gadis cantik yang berasal dari kerajaan Flover. Tentu saja dengan masing-masing teh ditangan mereka, dan juga beberapa cake atau makanan manis lainnya di meja mereka. Bisa dibilang, mungkin ini pesta teh. Walaupun hanya mereka berdua yang berada di sana.
"Felisia, mau sebanyak apa kau mengoceh?" tanya Evelyn.
"Putri! Panggil aku dengan sebutan Putri! Aku ini seorang Putri!" tekan Felisia.
"Mager," mengenal Felisia selama ini, Evelyn mulai berani mengungkapkan apa yang dia mau. Dan jujur saja, dia rasa Felisa tak sejahat seperti di novel The Happyland.
"Kau tau--"
"Gak tau dan gak mau tau," potong Evelym dengan cepat.
"Kau menyebalkan," cibir Felisia. "Aku sedari kecil tak memiliki teman, memang benar jika aku sering ikut acara-acara para bangsawan seperti acara pesta teh, tapi tetap saja aku tak memiliki teman. Mereka hanya berpura-pura depanku seolah menjadi temanku, namun dibelakang mereka justru memusuhiku dan membicarakanku."
Evelyn diam tak memotong. Dia masih setia mendengar cerita Felisia. Tak disangka, ternyata Felisia tidak memiliki teman seorangpun, rasa simpati tumbuh di hati kecil Evelyn.
"Mereka bersikap baik terhadapku hanya karna aku Putri dari kerajaan Flover dan juga Tunangan dari Pangeran Carlos. Walaupun aku tau bahwa Pangeran Carlos tak mencintaiku. Aku juga tau bahwa Pangeran Carlos mencintai Arabella. Bukan hanya itu, aku juga tau Pangeran Carlos membenciku karna aku bukan gadis baik dan yang lebih ironisnya dia juga ikut menghilangkan nyawaku."
Di mata Felisia ada sorot kesedihan, walaupun dia seorang antagonis dia tetaplah manusia yang merasakan sakitnya perasaan yang tak terbalas, di tambah lagi tak ada teman yang siap menjadi tempatnya bercerita.
Dapat Evelyn lihat ketulusan hati Felisia untuk Carlos. "Makanya Dek. Cinta tak selamanya indah Dek,"
"Kau sungguh menyebalkan Evelyn," kesal Felisia karna Evelyn tetap saja menanggapinya bercanda.
"Oh iya, kapan kau akan pergi dari dunia ini?" pertanyaan yang sungguh sangat kurang ajar bukan?
"Bersabarlah, aku tau kau sangat ingin menggunakan ragaku tanpa aku menggangumu dan aku juga tau kau akan menggunakan ragaku untuk mengejar cinta Daniel. Menyebalkan sekali!"
"Hehehe tau aje lo." Evelyn tertawa kecil dengan ucapan Felisia. "Tapi bukan hanya itu, aku juga ingin agar kau bisa hidup lagi. Entah di dunia mana, seperti aku yang hidup lagi di dunia ini. Jika kau hidup lagi kau harus menjadi seorang protagonis. Tentu saja itu agar kau bisa mendapatkan teman dan mungkin saja hidupmu akan jauh lebih baik."
Felisia terdiam, gadis itu seakan membeku dengan ucapan Evelyn. Tanpa sadar air matanya jatuh karna terharu, dia senang mendengar ucapan Evelyn.
"Tak ku sangka, aku sangat pandai merangkai kata," canda Evelyn.
"Kau memang manusia menyebalkan! Tapi Evelyn, terima kasih. Dan semoga di kehidupan lainnya kita bisa benar-benar menjadi teman."
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND LIFE
Fantasía-Follow jangan lupa guys Evelyn yang meninggal karna bunuh diri, malah hidup kembali sebagai tokoh antagonis bernama Felisia di sebuah novel yang berjudul "The Happyland." Novel yang di bacanya satu tahun lalu. Dikisahkan Felisia, putri dari keraja...