01 ( ένας )

10.6K 750 64
                                    

Notes : untuk kalian yang kurang suka beberapa adegan didalam cerita ini, kalian bisa langsung skip aja adegan itu, gpp ko jangan sungkan ^~^

Dan aku ucapin makasih untuk yang udah sempetin waktu buat baca cerita aneh yang aku ketik ini.

semoga kalian suka ya!

❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇

!!HAPPY READING!!

❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇

Evania Maria Shannon

Vania panggilannya, ia merupakan seorang gadis yang begitu ekspresif dan ia juga sedikit pemalas atau mageran. Kerjaannya dirumah hanya bermain ponsel dan membaca novel di aplikasi online.

Ada satu novel yang sangat ia sukai, novel klasik yang dipenuhi oleh romansa dan obsesi tentunya. Setiap membaca novel tersebut banyak sekali ekspresi yang gadis itu keluarkan, sampai dimana ia membaca epilog dari novel online tersebut.

Ekspresi kecewa terlihat jelas disana, dengan kasar ia menaruh ponsel miliknya itu.

"Huaaa! Ko endingnya kaya gitu? Tapi gue kasian sama figurannya, masa dia cuma numpang lewat pas si protagonis lagi berantem. Malah dia yang dibunuh, kan Anj-" Ucapan itu terhenti kala suara ketukan pintu terdengar oleh telinganya. Dengan cepat ia membukakan pintu kamar, dan terlihatlah seorang wanita paru baya berdiri didepan kamar miliknya.

Tok! Tok! Tok!

"Sayang, Vania? Kamu didalam?" Ucap seorang wanita paru baya membuat Vania bergegas untuk mematikan ponselnya. Lalu ia pun membukakan pintu kamar miliknya.

Ceklekk!

"I-iya Mom, Vani ada didalam. Ada apa Mommy manggil Vania?" Ucap Vania sambil bergerak gelisah. Ia tau jika sang ibu sudah berkata lembut seperti ini maka akan ada yang harus ia korbankan demi adiknya.

"Ah begini, adik kamu harus melakukan operasi donor jantung secepatnya. Mommy boleh minta tolong nggak supaya kamu mau donorin jantung kamu buat Hanna? Kamu mau kan, cuma jantung ko." Ucap sang ibu seperti tak merasa bersalah. Vania sendiri hanya terkekeh miris, apa sekarang ia harus mengorbankan hidupnya lagi untuk sang adik? Setelah ginjal dan mata kanannya diambil kini giliran jantungnya?

"Cuma? Jadi hidup aku ga seberharga itu dikeluarga ini? Oke, cuma jantung bukan? Baiklah, aku bakalan donorin jantung aku buat Hanna. Puas?" Ucap Vania sambil menahan air matanya yang hendak menetes dari matanya.

"Baguslah, makasih ya sayang. Mommy janji bakal nemenin kamu ke Mall lain kali." Ucap sang ibu lalu melenggang pergi menuju kamar adiknya, Hanna.

"Ya, janji yang bakalan Mommy tepati bila aku masih bisa hidup nanti." Ucap Vania sambil terkekeh miris, setelahnya ia pun mengurung diri didalam kamar. Lalu menangis sampai ia puas.

❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇

Sudah tiga hari sejak Mommy-nya menemui Vania, kini gadis cantik tersebut sedang bersiap untuk mengorbankan dirinya lagi sebagai penunjang hidup sang adik. Miris sekali bukan hidupnya, sejak berusia 10 tahun ia harus mendonorkan organ tubuhnya agar sang adik tetap hidup sedangkan ia? Ia dibiarkan bahkan ketika ia sakit pun tak ada yang memerhatikan dan merawatnya.

"Lo kuat Vania, harus kuat! Inget sumpah lo didepan Tuhan buat terus berbakti ke keluarga ini. Dan mungkin ini akhir dari pengorbanan lo dan bukti bakti setia lo cukup sampai disini." Ucap Vania sambil mengusap setetes air mata di pipinya.

Ia pun keluar dari kamar, lalu saat sudah diruang keluarga dapat ia lihat bahwa ada Mommy dan Daddy nya yang menunggu Vania dengan raut wajah marah dan tak peduli.

"Kamu ko lama! Cepetan, kasian anak Mommy harus nunggu!" Sentak sang ibu sambil menarik kasar anak sulungnya. Vania sendiri hanya pasrah, ia tak boleh melawan. Katakan saja bahwa ia bodoh, tapi mungkin ini cara satu-satunya agar bisa lepas dari kungkungan keluarga besar Shannon.

"Inget! Saat ditanya sama dokter kamu siap atau nggak buat donorin jantung kamu ke Hanna, kamu jawab aja kalo kamu siap! Awas kalau kamu bilang nggak!" Ucap sang ibu dengan nada memerintah, sebegitu tak diperdulikannya ia sampai-sampai harus mengorbankan hal penting untuk kehidupannya agar sang adik dapat merasakan indahnya dunia diluar sana. Sangat tidak adil, bukan? Ya! Itulah keluarga Shannon sangat egois dan pilih kasih.

Dan kini gadis itu, Vania sudah berada diruang operasi. Air mata tanpa sadar menetes dari sela-sela matanya yang terpejam, hari ini adalah hari terakhir dirinya melihat wajah orang-orang yang ia cintai. Karena beberapa menit dari sekarang ia akan memberikan jantung miliknya kepada sang adik.

Pintu ruang operasi pun dibuka, terdapat beberapa dokter dan perawat yang masuk. Ia dapat melihat mereka menatapnya dengan tatapan sendu. Ya, mereka tau siapa Vania dan mengapa gadis itu terbaring disini.

"Nona, apa nona siap? Kami bisa me-"

"Tidak dokter, lakukan apa yang keluargaku mau. Hari ini adalah hari terakhir pengorbanan seorang kakak untuk adiknya, kedepannya tolong jaga adikku dengan baik." Ucap Vania sambil menatap lembut orang-orang yang mengitarinya.

Vania melihat adiknya yang terbaring berada disisi sebelah kanan, ia hanya tersenyum sendu lalu menganggukan kepalanya pertanda bahwa ia sudah siap.

"Lakukan!"

Satu kata yang Vania ucapkan untuk terakhir kalinya sebelum efek obat bius menenggelamkannya kepada kegelapan.

'Ini merupakan perngorbanan terakhir kakak, Hanna. Tolong hiduplah bahagia dengan jantung ini, kakak berharap kamu akan terus sehat. Selamat tinggal adik kecil, kakak.' Ucap Vania didalam hati sebelum kegelapan itu merenggutnya.

Hari ini, merupakan hari terakhir pengorbanan seorang kakak yang begitu menyayangi serta mencintai keluarganya, gadis cantik yang menghembuskan nafas terakhirnya di meja operasi. Ia tiada dengan kenangan yang menyakitkan dari kedua orang tuanya, tanpa penyesalan jiwanya pun pergi untuk selamanya.

Menyisakan mereka yang menangis dengan jantung yang perlahan mereka pindahkan ketubuh Hanna, adik dari seorang gadis yang tangguh dan penuh kasih sayang. Gadis yang hidup tanpa kasih sayang kedua orang tuanya, tetapi gadis itu pula yang memberikan semua cinta yang ia punya untuk orang disekitarnya.

❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇

❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇~❇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BERSAMBUNG...

Scream In IllusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang