30. Aneh

2.4K 298 70
                                    

"Kenapa ngeliatin aku kayak gitu? Ayo sini katanya mau belajar."

Jaemin nepuk-nepuk kursi di sebelahnya.

Dia geserin kursinya ke meja gue, buku-bukunya udah tertumpuk sempurna di sana.

"Beasiswa itu," gue gantungin ucapan gue.

Gue natap Jaemin yang juga natap gue, dia nyernyitin dahinya.

"Beasiswa kenapa?"

"Gue harap lo pertimbangin ulang kak. Stanford, impian lo kan?"

Jaemin nusuk dagunya dengan bulpoin dia keliatan mikir.

"Impian aku ya? Impian aku punya sepuluh anak sama kamu."

"Kak Jae gue serius!"

"Aku juga serius sayang," dia berdiri nuntun gue buat duduk di sebelahnya.

"Ayo belajar. Minggu depan udah ujian."

"Pokoknya lo harus pertimbangin lagi! Gue gak mau lihat lo nyianyiain kesempatan buat kuliah di kampus bergengsi itu!"

Jaemin gak ngejawab gue, dia malah nyelusupin tangannya ke pinggang gue.

Dia ngusap-usap perut gue lembut. Disambut tendangan-tendangan kecil dari dalam sana.

"Iya kalau itu mau kamu bakal aku pertimbangin lagi. Sekarang belajar, habis itu kamu tidur, ya?"

Gue ngangguk kecil.

"Jangan berhenti."

Maksud gue usapan Jaemin di perut gue.

"Iya, enggak."

Dia senyum.

Belajar ala Jaemin biar gue nggak stress adalah....

Pertama, duduk sebelahan.

Kedua, selama belajar perut gue dielusin terus

Ketiga, belajar gak serius serius amat tapi gue paham

Keempat, selesai belajar dapat hadian kiss

Oke, kayaknya gue bakal suka cara belajar ini.

Tuhkan buktinya dua jam aja gue betah duduk jejeran sama Jaemin.

"Suami..." gue noel lengan Jaemin pakek bolpoin.

"Kenapa? Mana yang nggak paham?"

"Bukan bukan ini, dari kemaren gue tuh mikir. Pak Donghae kok dilihat-lihat mirip sama kak Jeno ya?"

"Kan emang bapak sama anak."

"Hah?!"

Gue melongoh.

"Eh, harusnya itu jadi rahasia sih. Tapi gapapa, kamu kan istri aku." Jaemin nyengir.

"Kok gue baru tau," gumam gue. "Padahal ya gue tuh fans globalnya Jonathan Jeno, ah merasa kecolongan gue."

Jaemin nutup buku gue dengan kasar.

"AKHH! Turunin lo mau bawa gue kemana hah!"

Dengan sengaja dia malah gendong gue dan ngerebahin gue di kasur.

"Jangan bahas Jeno, aku cemburuuuuu!"

Jaemin meluk gue erat, gak biarin gue kemana-mana.

"Kenapa masih cemburu aja sih? Kan gue cintanya sama lo!"

"B-barusan kamu bilang apa?" Jaemin tergagap.

"Apa? Yang barusan? Gue cinta sama lo?"

Bruk

Dijodohin [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang