21. Manis

3.5K 362 86
                                    

"SIAPAPUN YANG DATENG KE KANTIN HARI INI DI TRAKTIR SAMA JAEMIN AL DEVANO!"

"Yang bener?!"

"Anjir, serius? Ini gue gak usah bayar dong?"

"Argh gomawo prince Jaemin emang the best!!"

"Gue doain lo panjang umur!"

"Awh mau dong satu yang kayak Jaemin!"

"Langgeng ya sama Winter!!"

Suara teriakan nyaring orang-orang itu menyambut kedatangan gue ke kantin.

Barusan kak Haechan yang ngumumin kalau Jaemin mau ntraktir orang satu sekolah.

Gak juga deh lebih tepatnya orang-orang yang ada di kantin aja. Rame juga sih.

Gue cuma bisa geleng-geleng. Bukan suami gue kalau gak pamer.

Gue mengigit bibir, geli sendiri nyebut cowok di sebelah gue itu sebagai suami.

"Silakan tuan puteri," Jaemin narik kursi buat gue.

Gue seketika mendengus. Lebay.

Tapi gue suka.

Gue munafik kan?

Sepertinya iya.

Sama seperti fakta kalau gue suka sama Jaemin tapi ngehindari perasaan gue.

"Akhirnya kita bisa lihat kalian go public, ya meski sebagai pacar. Aslinya mah ekhm," kak Renjun gak nerusin ucapannya karena pelototan mata gue.

"Lo kapan mau go public sama Ningning. Udah ayang-ayang an juga." Kak Haechan nanya.

"Ntar aja kalau gue udah lulus."

"Keburu putus," ucap Jaemin seketika dihadiahi pelototan sama kak Renjun.

"Gak akan ya! Jangan ngadi-adi lo bos!"

"Udah kalian jangan ribut mulu, Winter lo mau makan apa?" tanya kak Jeno ke gue.

Baru gue mau jawab tapi Jaemin lebih dulu menyengak.

"Dia istri gue, gue yang harusnya nanya!"

"Diem kak!" gue mukul tangan Jaemin.

Bisa-bisanya nyebut istri, ck kalau ada yang denger kan bahaya.

"Iya gue diem."

"Ternyata di panggil kak manjur ya buat Jaemin kalem hahaha!" Kak Haechan ketawa renyah.

"Iri hati dia ngelihat lo manggil kita pakek kak giliran manggil dia Jaempret!"

Ucapan kak Renjun ngebuat kita ketawa.

Gue lihat Jaemin mendengus kesal. Tapi bener sih, tau gitu dari dulu aja gue manggil dia kak Jaemin.

Gak bakal nakal sama gue lagi pasti!

"Makan yang banyak, habisin."

Gue bekep mulut gue saat bakso ayam pesenan kita dateng.

Gue gelengin kepala. "Gamau, baunya gaenak."

"Terus lo mau makan apa kalau semua lo bilang gak enak?

"Gue mual makan daging ayam."

Gue nyingkirin mangkok itu dari depan gue.

Jaemin ngusap wajahnya terus natap gue sendu. "Makan ya? Nanti kalau anak gue kurus di dalem sana gimana?"

"Uhuk!"

Kak Haechan sama kak Renjun batuk barengan.

"A-anak?" Beo kak Jeno.

"Gue belum cerita ya? Gue bentar lagi jadi papa."

Dijodohin [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang