Jangan lupa vote, komen, share dan follow..
Hari ini hari Sabtu. Sudah waktunya untuk kembali ke pondoknya Abahnya Agis. Sekaligus kubawa sekalian kado yang sudah kubungkus. Nanti dititipkan saja di kamarnya Kang Zayyan. Gus Biru maksudnya. Biar Agis tidak curiga.
Rencana nya nanti aku akan kembali ke pondok agak siangan. Gus Biru ini masih harus menghabiskan obatnya dulu. Sekalian mau jalan sebentar. Biasalah modus lagi. Kemarin kami sudah sepakat untuk naik motor. Jika ditanya apa alasannya. Dia akan berdalih.
"sekalian go public Humairah sayang."
Orang ini kalau dalam mode buchin jadi seenaknya sendiri. Aku sebenarnya yang tidak mau. Nanti aku diserang sama jamaah juga penggemarnya. Tahu sendiri penggemarnya banyak dan bermimpi kalau Gus Biru akan berjodoh dengan mereka. Paling parah dijodoh-jodohkan dengan ustazah Arumi.
Masih ingat kan? aku semalaman menangisi itu. Nanti kalau mereka tahu gus idolanya memiliki istri. Alamat hidupku tidak lagi tenang. Sempat aku bantah kemarin, biar diantar ayah saja. Tapi dia menolak. Dan mengompori ayah biar berangkat dengannya saja. Ayah dengan senang hati menerima.
Kesal sekali. Rasanya ingin ku lampiaskan untuk memotong rambutnya yang panjang belakang itu. Padahal yah dua bulan lalu perasaan sudah dipotong. Kenapa panjangnya cepat sekali. Rambutku saja kalah cepat waktu panjangnya.
"Obatnya sudah diminum kah?"
"sampun Humairah. Nih sudah abis minumnya."
" Ya udah mau berangkat jam berapa ke pondok?"
"Jam sepuluh ya." Katanya aku melihat jam sebentar masih dua jam lagi. Aku kemudian mengangguk. Aku kemudian menyiapkan barang yang akan aku bawa ke pondok. Gus Biru tengah sibuk sekarang. Entah dari tadi dia fokus pada ponselnya. Biarlah
"Mas nanti titip Kadonya ya, taruh kamar njenengan saja di pondok. Biar ndak ketahuan Agis."
"Siap."
Ia kemudian kembali berfokus pada ponselnya. Aku masih menyiapkan baju dan barang yang akan aku bawa. Sekaligus juga dengan baju si Gus Biru ini. Paling tidak sekarang aku diberi kebebasan untuk menyiapkan bajunya, membereskan bajunya.
Sekarang jika ku siapkan baju apapun tidak akan protes dia. Saatnya
memasukkan ke tasnya. Baju-baju yang dikirim kemarin beserta kopernya dibongkar untuk diletakkan di almari ku. Ke pondok tidak semua baju yang dibawa. Hanya satu tas saja. Tas ransel. Karena sebelumnya di almari bajunya yang di pondok dia sudah membawa meskipun tidak banyak. Kemarin malam dia meminta disiapkan baju untuk berdakwah."Siapkan baju dakwah saya ya Humairah. Satu atau dua saja. Cukup."
"lah emang ada undangan dakwah Mas? Kemana?"
"Ada, gak jauh kok. Di sini juga."
"Dimana?"
"Di pondoknya Abah yai."
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS BIRRU Season 2 [Tamat Dan Pindah KBM]
Spiritual{Series Simpul Rasa 2: #Gus Birru} Disclaimer 💢💢 •FOLLOW DULU BARU BACA, JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMEN. •DIHARAP BACA SEASON 1 DULU BIAR NYAMBUNG. •Season 2 masih bertemakan FIKSI-SPIRITUAL-ROMANSA-PARENTING (part 30 keatas) BLURP : 👳 : "...