GB 10. - ꦥꦒꦂ ꦢꦶꦫꦶ (Pagar Diri)

1.3K 103 6
                                    

Ada yang berubah ya. Sengaja emang judulnya dibikin aksara Jawa. Alasannya :

1. Pengen beda
2. Kesan Jawanya biar kelihatan.
3. Background Gus Biru sebagai dalang yang identik dengan Jawa biar lebih kuat.
4. Menguatkan latar bahwa plot disini adalah Jawa khususnya bagian Jogja dan sekitar Jawa Tengah wkwk
5. Sekalian biar para readers belajar aksara Jawa
6. Review pelajaran SD biar gak lupa
7. Kisah ini perpaduan, Jawa Islam, romance dan Mistis. So gak usah bingung. Wkwk nikmatin aja.

Okey.
Jangan lupa follow, vote dan komen ya guys..

Aku meminta izin pada Abah yai dan Bu nyai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku meminta izin pada Abah yai dan Bu nyai. Untuk malam ini saja agar aku ada di kamar Maiza. Setelah kejadian kemarin-kemarin Jika Maiza dibiarkan saja. Mungkin akan lebih parah. Masih ingat dirumah Rembang? Ia terlalu mudah untuk mengikuti suara-suara yang memanggilnya. Bahkan ia tak tahu justru itulah sarang bahaya untuk dirinya. Bukan modus. Ini hanya bentuk tirakdku menjaganya. Pagar dari Abahnya Agis entah mengapa tidak bisa menjangkau keseluruhan. Ia terpagari namun tidak rapat.

Perizinan yang cukup sulit tapi juga keberuntungan untuk diperbolehkan. Meskipun begitu tenang saja tidak akan aneh-aneh teman. Aku hanya butuh sedikit waktu malam untuk memagari nya. Sebenarnya bisa saja dilakukan siang hari. Tapi rasanya akan dipandang aneh oleh orang-orang. Apalagi hal seperti ini di masyarakat kita kadang masih dianggap tidak masuk akal.

Maiza tidak tahu kalau nanti malam aku akan bermalam di kamarnya dan Agis. Sekarang kamarnya sendiri. Agis sedang dipingit di kamar lain. Semoga saja sebelum pernikahan Agis dan Gus Aan tidak terjadi hal demikian lagi. Aku takut saja jika Maizaku lepas kendali. Jika lepas kendali pasti akan ada saja yang dikorbankan. Entah apa itu aku tidak tahu. Ya sebelum sesuatu yang buruk terjadi lebih baik dicegah dan diantisipasi.

====

====

====

Malam sudah nampak di peraduan. Bulan sabit walau mukanya hanya sebagian tapi sinarnya masih menyinari bumi. Temaram lampu pesantren menemani malam-malam ini. Aku baru saja tiba setelah tadi siang di ajak Kang Trio untuk meninjau segala persiapan pernikahan. Memastikan persiapan pernikahan putri bungsu Abah yai dapat datang tepat waktu. Seperti sound sistem, terop, meja kursi, dekor dan sebagainya.

Sekarang sudah pukul delapan malam. Para santri masih ada program kelas. Biasanya setengah sembilan juga sudah bubar. Aku putuskan untuk mandi dulu dan kemudian wudu lalu sholat. Setelahnya nanti aku akan ke ndalem.

Saat selesai sholat dan berdzikir ternyata kelas santri sudah berakhir. Pada santri berhamburan keluar. Ada yang kembali ke kamar masing-masing ada yang memilih untuk ke kantin dulu membeli jajanan ringan. Aku putuskan untuk segera ke ndalem mengingat belum terlalu malam. Kalau jam segini orang-orang ndalem masih belum tidur semoga saja. Dengan langkah yang tidak terburu, aku sampai di ndalem. Dan kemudian mengetuk pintu. Yang membuka adalah Maizaku.

“wa’alaikumussalam. Lho Mas ngapain?”

“mm saya izin ke Abah sama Ummah Ning tadi pagi. Malam ini saya istirahat di kamar njenengan.”

GUS BIRRU Season 2 [Tamat Dan Pindah KBM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang