GB - 4. ꦢꦱꦂ ꦄꦒꦶꦱ꧀ (Dasar Agis)

1.5K 101 6
                                    

Haloo, eh author berubah pikiran😭🤣 updatenya Selasa sama malam Jumat dah.

Kesel juga nungguin jadwal update lama😭

Kalo seminggu sekali update, takutnya otor jadi males ngelanjutin alurnya. Karena satu udah kena tiktok😭 jadinya pen scroll Mulu.

Nah kalo jadwal up-nya banyak, kan tuh berasa dikejar dedline😭

Ya udah nih kukasih, agak panjang ye..
=============

=============

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maiza

Aku melangkah dengan terburu. Takut kelas sudah dimulai. Dengan mempercepat langkah semoga saja dosennya tidak hadir atau apalah biar aku tidak telat. Pria kutub yang mencair karena buchin itu sudah pergi. Huft.

Aneh ya dia bersikap seperti itu. Lebih baik jadi kaku, dingin, jutek seperti dulu sajalah. Sekalipun dia jadi buchin begini. Tetap saja auranya masih belum terbaca. Suamiku yang aneh. Langkahku semakin cepat sambil melirik jam di ponsel ku. Ku lihat ruang kelasku tertutup pintunya.

"Waduhh jangan telat dongg." Aku segera membuka pintunya dengan perlahan. Melihat ternyata masih belum ada dosennya.

Menghembuskan nafas. Alhamdulillah lega. Ternyata dosennya belum datang. Aku duduk segera di samping Agis.

"Belum dateng bapaknya?" dia menggeleng. Ku kira aku yang terlambat. Aku kemudian membuka ponsel sebentar. Kemudian penanggung jawab kelas menginformasikan bahwa kuliah pada hari ini ditunda.

Terdengar suara riuh teman-teman ada yang mengeluh, ada yang bersorak dan sebagainya. Aku dan Agis memutuskan untuk menunggu di perpustakaan saja. Mengingat masih ada satu matkul lagi yang 3 sks. Hari ini hari Jumat ya. Jadi kemungkinan kelas akan selesai sebelum dhuhur. Tapi rencana nya nanti aku akan beli jajanan dulu bersama Agis setelah pulang kuliah.

Sekarang kami ke perpustakaan. Mencari buku pedoman untuk tugas yang sudah diberikan. Menunggu disana selama hampir satu jam lebih. Setelah itu melihat jam sudah hampir jam 9 waktunya kembali ke kelas untuk melanjutkan kuliah mata kuliah Islam dalam kesusastraan dan kebudayaan Indonesia.

Jurusan sastra Indonesia dikira gampang. Oo tentu tidak besti. Dikira masuk rumpun sosial humaniora pasti gampang, nilainya bagus-bagus. Wah belajarnya kurang jauh.

Baik di jurusan rumpun saintek maupun rumpun sosial humaniora sama sulitnya. Sama juga karakter dosennya, ada yang baik, ada yang ada yang killer, ada yang tegas sama saja. Ketika mendapatkan nilai juga selain dari usaha belajar adakalanya memerlukan keberuntungan. Sama saja. Tidak ada bedanya.

Mahasiswa saintek dan mahasiswa sosial humaniora sama-sama berjuang untuk gelar sarjana. Lalu kalau ada yang bilang soshum mana ada praktikumnya? Waduh kurang jauh lagi mainnya. Sama saja. Sosial humaniora juga ada praktikum sama saja. Ada laporan-laporan juga.

GUS BIRRU Season 2 [Tamat Dan Pindah KBM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang