GB-17. ꦏꦼ​ꦥꦸ​ꦠꦸ​ꦱꦤ꧀ꦧꦼ​ꦱꦂ​ (Keputusan Besar)

1.2K 95 6
                                    

So guys, maap banget agak telat dikit wkwk

Langsung baca aja ye.

Langsung baca aja ye

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maiza

Sudah beberapa hari terhitung dari sejak resepsi dan pengajian itu. Kini kami sudah kembali ke pondok. Melanjutkan apa yang sudah kami mulai. Aku kembali melanjutkan hafalan yang Alhamdulillah sudah mulai masuk juz 17. Perjuangan sekali dalam beberapa bulan ini. Gus Biru hari ini akan ikut Gus Lutfi. Entah kemana. Kemarin malam ia hanya bilang diajak Gus Lutfi. Sebagai santri ndalem, kemanapun kalau diajak atau diaturi oleh keluarga yai ya harus manut. Sekarang ia sedang mandi. Masih pukul 6 pagi. Gus Lutfi berangkat pukul tujuh.

Tadi dia sempat berpesan untuk dibuatkan wedang. Kubuatkan teh pada akhirnya. Dengan takaran yang pas, seperti beberapa bulan lalu saat diajari umik takaran yang disukainya. Aku menuang satu sendok setengah gula kedalam gelasnya. Saat aku membuat minumannya. Pintu kamar mandi terbuka tandanya ia sudah menyelesaikan mandi nya. Padahal shubuh tadi dia sudah mandi. Tapi karena tadi setelah shubuh dia membantu santri lain mengangkat bersak-sak pasir dan semen dan diletakkan di sekitar gudang. Alhasil ia memutuskan mandi lagi.

Teh hangat itu kubawa ke meja. Sekalian juga dengan sarapannya. Mang biasanya kami sarapan pukul 06.00 pagi. Sebagai bekal dalam memulai hari. Agar tidak lesu nantinya. Sarapan sederhana hanya dengan nasi goreng telur saja dia sudah lahap. Setelah ku letakkan di meja, segera aku.ke kamar sekalian mengambil tas kuliah. Hari ini hari Kamis. Aku adalah kuliah jam 8. Ku buka kamar yang tadi setelah shubuh sudah aku bereskan. Namun ada pandangan yang cukup menganggu. Langkahku memberat.

“Ih, kebiasaan.” Ku ambil benda itu dan membawanya ke depan.

“Mas Biru!”

“Ayo sarapan dulu sayang.”

“Sayang-sayang. Kebiasaan ih.”

“apa to?”

“tadi handuknya taruh mana?” Kataku dengan jengkel. Ia nampak berpikir sekarang. Setelah mengingat.

“Hehe perasaan tadi sudah tak taruh di hunger kok ya.”

“hunger apanya. Ini apa?” kebiasaan. Handuk basah itu jangan ditaruh di kasur ihh. Kan udah dibilangin tetep aja ish.” Kesalku lagi. Ia terkekeh. Tidak merasa bersalah.

“hehehe...Ndak ulangi lagi, sini mana biar Mas taruh di tempatnya ya sayang ya.”

“Awas aja diulangi lagi, Maiza kasih denda!” Dia melenggang sambil terkekeh. Kemudian kembali.

“Hehehe gak akan diulangi lagi. Udah yah jangan marah. Kita makan dulu.” Aku menghembuskan napas. Kami pun kemudian makan sarapan pagi ini. Lihat saja Pria Rembang itu makan dengan tatapannya yang awas. Barangkali ada sisa makanan di bibir istrinya ini. Kalau ada kan dia bisa modus tipis-tipis.

Kemarin malam aku sudah meminta izin. Hari ini aku akan pergi ke kampus dengan mengendarai motornya. Berangkat bersama Agis. Gus Aan hari ini ke Pasuruan, ada hal yang harus dilakukan disana. Ia sudah berangkat sejak kemarin. Jadi Agis dan suaminya harus LDR dulu sekarang. Selama LDR dia tidur kembali di rumah ndalem. Menginap disana.

GUS BIRRU Season 2 [Tamat Dan Pindah KBM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang