prologue

65 13 0
                                    

NOTE

Ini berisi kekerasan. Alurnya mungkin sedikit membingungkan tapi aku berusaha untuk membuat kalian tetap menikmatinya.

(i) Disarankan agar menggunakan latar berwarna gelap.

Udara dingin masuk dari arah koridor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udara dingin masuk dari arah koridor. Pintu dapur terbuka lebar, pintu yang mengarah ke halaman belakang rumah. Perempuan berambut sebahu berniat keluar melalui jalan itu dan lari sejauh mungkin dari apa yang mengejarnya. Namun sebelum sempat melarikan diri, sosok hitam menangkap pinggangnya dengan kuat dan mulai mengangkat tubuhnya dengan mudah layaknya hanya mengangkat sebuah karung bukannya tubuh manusia. Salah satu tangan muncul membekap mulutnya.

Perempuan itu menoleh ke belakang, berusaha memberontak dengan mencakar pergelangan tangan sosok yang mencoba menarik tubuhnya ke dapur. Kakinya menendang dinding. Menggunakannya sebagai pengganjal, ia menendang ke belakang, lalu menghantam kusen pintu. Sosok hitam itu melepaskannya begitu saja lalu menggeram rendah, tidak suka dengan apa yang dilakukan perempuan itu. Perempuan itu langsung saja jatuh ke lantai begitu sosok hitam tersebut melepaskannya, ia mencoba merangkak dengan sisa tenaga yang ia miliki.

Lelah. Ia merasa lelah akibat perlawanan yang ia berikan kepada sosok hitam tersebut. Kini sosok itu berjongkok dihadapannya menatap dengan mata semerah darah miliknya. Dari matanya, perempuan itu bisa melihat senyum mengerikan sosok tersebut, "Ambil saja hartaku. Tolong lepaskan aku ..." kata perempuan itu bagaikan angin lalu.

Dengan cepat sosok itu menerjangnya, mencekik lehernya dan sepasang taring tajam menancap pada permukaan kulit lehernya. Perempuan itu menarik nafas untuk berteriak, ia sempat mendengar gemuruh petir yang menggelegar sebelum rasa sakit dan hitam mulai menguasai tubuhnya. Perempuan itu langsung merasa lemas begitu saja setelah sosok itu melepaskannya. Hujan yang turun deras malam ini, menjadi pengiring alunan kematian ketika sesuatu seperti pisau memotong leher perempuan itu. Kekehan senang terdengar ketika darah mulai menjadi genangan. Sosok hitam itu kemudian menghilang begitu saja ketika kilatan petir muncul di langit, meninggalkan tubuh yang telah kehilangan jiwa olehnya.

 Sosok hitam itu kemudian menghilang begitu saja ketika kilatan petir muncul di langit, meninggalkan tubuh yang telah kehilangan jiwa olehnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


a special cover by lokalvibes

the seoul city, yeonjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang