#02. visiting friends

35 12 9
                                    

"Divisi Identifikasi telah di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Divisi Identifikasi telah di sini. Kalau begitu aku pergi dulu. Lanjutkan tugasmu.” ucap Yeonjun sambil memberikan kembali dokumen tadi.

“Hah?! Kau mau kemana?!"

"Pulang! Aku mengantuk."

"APA?! HEH BOCAH!" namun Yeonjun lagi-lagi tidak mengubris suara milik Taehyun. Ia terus berjalan menembus kerumunan orang-orang yang masih penasaran apa yang terjadi di TKP. Ia bisa mendengar pintu mobil dibanting. Divisi Identifikasi, bagian laboraturium yang bertugas menangani secara khusus fotografi TKP kasus-kasus kejahatan telah kembali. Yeonjun melihat mereka sejenak sebelum benar-benar pergi meninggalkan lokasi.

"Bocah itu benar-benar menyebalkan." gerutu Taehyun.

" gerutu Taehyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dingin.

Pagi hari di kota Seoul memang seperti ini. Suhu udara Seoul bahkan mampu membekukan tubuh seseorang hanya dalam waktu kurang dari lima belas menit jika seseorang keluar tanpa menggunakan baju hangat. Hawa yang bisa kapan saja membekukan setiap sel saraf di tubuh Nampak tidak sama sekali mengurungkan langkah kaki seorang pemuda. Sambil merapatkan mantel yang dipakai, dia terus melangkah lurus. Tujuannya adalah sebuah toko bunga yang terletak di tengah kota Seoul. Bola matanya menemukan papan dengan tulisan “Wolff's Floral Designs.” nama yang sedikit unik baginya. Kekehan keluar dari bibirnya yang mulai membeku. Desain bangunan kuno Eropa begitu mencolok di antara bangunan-bangunan modern di jalanan ini. Ya, itu nilai tambah bagi siapa pun yang melewati jalanan ini. Ia tersenyum di balik masker melihat seorang pemuda berambut pirang tengah menyapu.

“Selamat pagi, Hyuka …”

“Selamat pagi juga Daniel-ssi! Seperti biasa, ya? Kau selalu datang pertama dan menyapaku. Ya lebih tepatnya kau melakukan aktivitas terlalu pagi.” sapa Hyuka dengan senyum manis.

Yeonjun mendengus, “Kau sendiri? Membuka toko bunga pada jam enam? Bukankah itu lebih konyol?”

Hyuka tertawa renyah, “Selain bunga aku juga menjual teh. Minum teh di pagi hari sebelum memulai aktivitas membosankan akan membuatmu segar. Masuklah ke dalam.”

Yeonjun mengangguk. Dia mendorong pintu kedai, denting bel berbunyi. Kedai sudah rapi walau masih sepi. Wajar, mana ada orang yang mau datang pagi hari, pukul enam pagi seperti dirinya seperti kata Hyuka tadi. Dia membuka mantelnya dan menyampirkan di kursi yang biasa dia tempati. Udara sudah tidak sedingin itu di dalam kedai. Sementara Hyuka langsung berjalan ke konter setelah menaruh sapunya. Dia mencuci tangan lalu mulai menyiapkan teh. Yeonjun menopang dagunya dan melempar pandangan keluar. Memperhatikan bagaimana pagi di kota Seoul. Tidak lama Hyuka datang membawa nampan berisikan satu teko keramik dan dua cangkir berisikan bunga krisan. Menaruh nampan itu di depan Yeonjun lalu menyeduhnya. Asap tipis menguar dari cairan teh yang dituangkan dan aroma bunga krisan langsung masuk melalui indra penciumannya, “Terima kasih.”

the seoul city, yeonjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang