#06. Daniel's Identity

19 9 2
                                    

DALAM sekejap Seoul General ramai oleh kepolisian akibat kasus pembunuhan lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DALAM sekejap Seoul General ramai oleh kepolisian akibat kasus pembunuhan lain. Kali ini pelaku membunuh tiga orang dan pembunuhan kali ini mungkin yang paling buruk dari semua kasus pembunuhan yang telah terjadi. Taehyun menunjukkan wajah tidak menyenangkan saat ini dan aura di sekitarnya terasa begitu menyeramkan. Mood-nya benar-benar buruk sejak kasus Dal-i dan kini mengetahui bahwa pelaku juga melakukan aksinya di tempat seperti Seoul General membuat emosinya benar-benar berantakan. Bagaimana bisa orang itu begitu kejam menyerang orang-orang di rumah sakit? Bagi Taehyun, rumah sakit adalah tempat mulia lain selain tempat ibadah karena banyak orang tidak berdaya. Siapa pun yang melihat Taehyun sekarang pasti akan memilih untuk menghindar karena petugas itu benar-benar terlihat tidak baik saat ini. Mungkin dia siap untuk memukul seseorang jika diganggu.

“Taehyun-ah.” panggil Yuna. Setidaknya Yuna adalah satu-satunya orang yang saat ini memiliki keberanian tinggi untuk memanggil Taehyun.

“Apa?”

“Kau baik-baik saja?” Yuna menatap khawatir. Ini pertanyaan yang wajar petugas wanita itu lontarkan karena dia telah lama bekerja dengan Taehyun. Dia tahu Taehyun benar-benar dalam mood yang buruk setelah mengetahui temannya menjadi korban pembunuhan dan dia juga tahu Taehyun paling tidak suka melihat tempat di mana orang-orang lemah serta tidak berdaya menjadi korban dari suatu kejahatan.

“Tidak. Emosiku benar-benar buruk, aku muak dengan si brengsek itu. Dia bahkan menyerang orang-orang di rumah sakit!”

Yuna menepuk bahunya berusaha menenangkan rekan kerjanya itu, “Tenangkan dirimu. Di mana Daniel? Kau sudah menelponnya?”

“Sebentar lagi dia akan datang. Kau tahu dia biasa terlambat. Bagaimana dengan-“ ucapan Taehyun terputus ketika mendengar derap langkah kaki berlari yang menggema di lorong rumah sakit. Dia berbalik bersiap membentak orang yang berlari itu. Namun dia kehabisan kata-kata begitu melihat sosok pemuda yang berlari, itu adalah Daniel Choi namun tatapan matanya berbeda. Tatapan mata yang menunjukkan keputusasaan. Bahkan terlihat sekali detektif itu seperti tertimpa beban yang begitu dalam.

“Di mana?! Di mana?!” ucapan Daniel mengandung kemarahan walau nafasnya terputus-putus.

“Sebelah sini.” Ryujin mempersilahkan detektif terkenal itu memasuki salah satu ruang inap di Phosnes General yang terletak di lantai 3. Sebuah kamar yang Yeonjun kenali. Sebuah kamar yang Yeonjun sering kunjungi. Yeonjun dengan cepat masuk begitu pintunya terbuka. Dia terdiam kehilangan kata-kata ketika memasuki ruangan itu. Kamar itu berantakan menandakan telah terjadi pergulatan serius di tempat itu. Lalu ada tiga jasad korban di sana. Dua orang perawat dan satu orang pasien. Bukan itu fokus Yeonjun sekarang, tapi fokusnya terjatuh pada salah satu hal yang ia kenali begitu baik.

“Seperti katamu, kami tidak langsung memindahkan jasad atau membiarkan tim forensik untuk menyentuhnya.” suara Yuna terdengar di samping Yeonjun dengan nada yang kecil. Dia entah kenapa merasa takut melihat sosok detektif itu saat ini. Yeonjun berjalan perlahan mendekat menuju salah satu jasad yang berada dibawah jendela dengan posisi terduduk. Jasad yang paling terlihat begitu paling menyedihkan dengan kondisi memar, lecet dan banyak luka di tubuh. Taehyung berjongkok, mengangkat dagu jasad di depannya. Ia menggigit bibirnya ketika melihat wajah itu, wajah yang berusaha dia tidak akui sebagai seseorang yang dia kenal baik sebagai sahabatnya.

“Kang Hoyoung …” gumam Yeonjun.

“Kau mengenal korban?” tanya Taehyun dengan hati-hati.

“Ya, dia temanku.” ucap Yeonjun datar. Memorinya berputar ke belakang mengingat kembali waktunya bersama Hoyoung terakhir kali. Hoyoung mengatakan padanya bahwa kemungkinan Hoyoung terbunuh ditangan pembunuh meningkat lima persen karena dirinya. Yeonjun menggigit bibirnya semakin kuat hingga terluka, ini semua salahnya karena tidak memperhitungkan bahwa pelaku akan langsung melakukan hal ini. Matt dan Jessica kaget mendengar hal itu.

“Sial! Apa pelaku itu sudah tahu bahwa Daniel ikut menangangi kasus ini?! Hingga dia membunuh temanmu?! Sial akan kubunuh si brengsek itu!”

“Tidak. Kau tidak akan bisa membunuhnya Taehyun sekalipun kau berhasil menangkapnya. Dia bukan manusia.” ucap Yeonjun datar. Yeonjun melirik ke sisi kiri Hoyoung, ia menemukan sesuatu. Sebuah petunjuk yang Hoyoung tinggalkan terakhir kali untuknya dengan darahnya. Yeonjun memejamkan matanya, bahkan di saat terakhirnya Hoyoung masih membantu dirinya untuk menangkap pelaku dibalik semua kasus ini.

“Apa maksudmu?”

Yeonjun langsung berdiri dan berbalik. Tidak memberi jawaban apa pun atas pertanyaan Taehyun, “Ini bukan saatnya untuk santai. Kita akan mengakhiri teror pembunuhan ini. Taehyun, Yuna ada yang harus kita lakukan mulai hari ini.”

Taehyun dan Yuna saling melirik satu sama lain. Detektif muda dihadapan mereka tampak benar-benar berbeda dari yang biasa mereka lihat. Mereka berdua mengangguk, mendengarkan semua penjelasan yang dijabarkan oleh Yeonjun. Mendengar semua penuturan Yeonjun terkait apa yang dia temukan membuat Taehyun dan Yuna sungguh tidak percaya. Mereka bahkan tidak mampu mengucapkan sepatah kata mengetahui apa yang dia temukan. Setelah menjelaskan semuanya, Yuna membuka masker dan topi yang ia kenakan, menunjukkan wajahnya kepada dua petugas polisi tersebut untuk pertama kalinya, menunjukkan identitas dan wajah dibalik detektif Daniel selama ini kepada mereka sekaligus menunjukkan keseriusannya untuk kasus ini. Dia sudah siap dengan semua kemungkinan, bahkan walau itu artinya dia harus kehilangan nyawa. Dia kemudian melirik ke jasad Hoyoung sambil menyekat darah yang mengalir di bibirnya akibat gigitannya sendiri, “Kita akan menangkap pelakunya, walau aku juga harus kehilangan nyawaku. Aku tidak ingin pengorbanan temanku sia-sia.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
the seoul city, yeonjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang